11

5.2K 409 7
                                    

Mentari telah muncul. Jam menunjukkan pukul 6 pagi. Saat ini semua murid masih sibuk untuk mengurus pentas seni yang akan di selenggarakan nanti malam. Setiap kelas wajib menampilkan 1 pentas seni.

"Caca lu nanti nge-dance ya" ujar ketua kelas 12 Ipa 1.

"Heh kok gue?" tanya Caca seraya menunjuk dirinya sendiri.

"Heleh, kalo disuruh nge-bacot aja semangat" ejek Jojo. Jojo memang dikenal sebagai rivalnya Caca.

"Heh engga gitu ya. Motto hidup gue itu : kalau orang lain bisa, kenapa harus gue?" jelas Caca secara bangga.

"Yaelah. Gausah pake motto motto an segala"

"Lah, idup idup gue, kenapa lu yang ngatur?"

"Biasa aja dong gausa nyolot"

"Lah elu yang mulai"

"Kalian berantem?" tanya Ais tiba tiba.

"Astagfirullah" ucap kompak Caca dan Jojo.

"Alhamdulillah" tambah Ais.

"Kok alhamdulillah?"

"Alhamdulillah karena Ais bisa buat kalian berdua ber dzikir" ujar Ais seraya tersenyum. Caca dan Jojo hanya bisa menggeram dalam hati.

"Nahh, Ais aja yang nanti pentas" usul Jojo tiba tiba.

"Nahh iya gue setuju"

"Gue juga setuju"

"Setujuuu"

"Ngikut"

"Ais nanti mau kan jadi peserta pentas seni?" tanya ketua kelas, yang dibalas anggukan oleh Ais.

"Ais nanti nyanyi aja" ujar Ais. Ais memang memiliki suara yang merdu.

"Oke deh"

"Mau lagu apa?"

"Ikan hiu namanya popo,
ih kalian gausah kepo"

"Iya deh"

******

Malam pun tiba, sekarang adalah waktunya pelaksanaan pentas seni. Suara riuh riuh pun bersahutan.

"Oke gaes, sekarang adalah waktunya penampilan pentas seni yang pertama. AISYAH, PERWAKILAN 12 IPA 1" ujar MC.

Prok prok prok

Aisyah maju ke depan pangung kecil.

"Selamat malam gaess" sapa Ais disertai dengan senyuman.

"MALAMMM AISSSS"

"Disini Ais akan membawakan lagu......." ujar Ais seraya menaikkan satu alisnya.

"LAGUU APA AIS?" tanya teman teman serentak.

"lagu.......

Lagu........

Lagu........"

"DISINI SENANG DISANA SENANG" pekik Ais seraya tersenyum lebar. Teman teman hanya menatap Ais cengoh. Mereka kira Ais akan menyanyikan lagu yang-sedikit dewasa mungkin. Ah, tapi itu mustahil.

Ais mulai memetik gitarnya. Alunan nada demi nada memenuhi lapangan utama Bumi Perkemahan.

"Disini senang disana senang
Dimana-mana hatiku senang
Disini senang disana senang
Dimana-mana hatiku senang

Lalalalalalala lalalalalalala
Lalalalalalala lalalalalalala

Disini senang disana senang
Dimana-mana hatiku senang
Disini senang disana senang
Dimana-mana hatiku senang

HAIS ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang