O6 - REMEMBER ME -

207 36 26
                                    

R E M E M B E R
M E
_____________________________

Cʜᴀᴘᴛᴇʀ-O6

- ᴡᴀᴋᴛᴜ -
















Ramai. Banyak kaki keluar masuk kafe bernuansa alam tapi sederhana ini. Banyak pasangan yang memilih duduk bersebelahan, banyak insan yang memesan makanan untuk mengenyangkan perut sehabis lelah membuat peluh berkeluaran. Pengharum ruangan menambah sejuknya suasana, terlebih alunan lagu klasik terdengar sopan memasuki telinga. Satu kata untuk mendeskripsikan suasana hati Shikadai kini; nyaman.

Tempat ini benar-benar nyaman untuknya, apalagi jika bisa tertidur sebentar di sini.

Kursi-kursi di bagian tengah ruangan berbentuk sofa dari kayu jati, dengan meja berbentuk persegi panjang dan satu vas bunga di atasnya. Untuk meja khusus pasangan sepertinya berada di pojok-pojok ruangan, dengan meja bundar dan dua kursi yang saling berhadapan. Tempat paling nyaman karena terdapat colokan untuk mengisi daya baterai. Dinding-dinding ruangan dimodifikasikan layaknya kayu. Namun sejatinya itu hanyalah dinding biasa yang dilukis tiga dimensi hingga terlihat seperti kayu sungguhan. Para barista terlihat damai melayani para pembeli untuk membayar. Dan beberapa dari mereka mengobrol setengah berbisik, membuat tenang.

"Satu es krim oreo, dua salad sayur, dan satu teh hangat tanpa gula."

Seorang pelayan bercelemek putih membungkuk, menyimpan beberapa hidangan yang Shikadai pesan di atas meja. Bagai disulap, mata Yodo membulat, kerlingan terlihat di sana. Shikadai sudah tahu betul apa yang Yodo suka, seperti es krim, semua yang manis Yodo suka. Berbeda dengan Shikadai yang tidak begitu tertarik dengan makanan ataupun minuman manis. Dia lebih dekat dengan kopi hitam dan teh hangat tanpa gula.

"Kau tahu aku suka es krim?" Yodo bertanya seraya mengambil sesendok es krim bertabur oreo. "Rasanya agak familiar, tapi aku tidak ingat." Dia mengulangi lagi suapannya.

Shikadai mengangguk. "Tentu aku tahu. Kita pernah kemari bersama teman-teman." Mendengar itu, Yodo terdiam sesaat.

"Jangan dipikirkan. Setelah makan, bagaimana jika kita jalan-jalan? Hari ini cukup cerah untuk pergi mengelilingi kota. Lagipula tugas yang Orochimaru beri sudah selesai. Jadi kita bebas," kata Shikadai seraya bertopang dagu.

Yodo menarik senyum. Lupa bukan berarti dia tidak bahagia. Tapi bahagia bisa membuat lupa, itu yang sedari tadi dikhawatirkannya. Tentang Shikadai, tentang Mitsuki, tentang Sumire, tentang kuliahnya, semuanya akan dia lupa sebentar lagi. Bahkan hal memalukan seperti menulis saja dapat dia lupa, bagaimana dengan rasa kasihnya? Yodo sakit, tapi dia ingin terlihat baik-baik saja.

Setelah selesai makan di kafe tadi, mereka memutuskan berjalan bersama mengelilingi kota, berjalan bersama banyaknya pasang kaki di jalan besar dengan sedikit pengendara. Polusi di sini tidak ada, bahkan untuk suara bising seperti kota elit lainnya, tidak terdengar sama sekali. Damai dan tentram. Seandainya jika di dunia ini, setiap pelosok negri memiliki tingkat keelitan yang sama, juga tingkat kebersihan yang setara. Mungkin dunia akan terlihat lebih nyaman ditempati.

Mereka pergi ke dalam sebuah museum tentang kerangka-kerangka manusia jaman purba. Melihat hewan-hewan dengan bentuk tulang-belulang, ikan-ikan dengan cucuk yang tampak seperti jarum terpajang di sisi kanan-kiri dinding, yang hanya ditutupi oleh kaca tebal. Shikadai menyukai tempat ini, tempat di mana dia merasa bukan satu-satunya orang yang merasa akan menjadi menua, dan tinggal belulang seperti kerangka-kerangka yang ada di sini.

Akankah dia akan terus bersama Yodo? Bisakah Shikadai bertahan? Menua bersama, hingga rambut mereka kelabu berdua. Menginjak masa demi masa, dan selaksa yang kian bertambah setiap detiknya. Harsa akan selalu terasa, juga nespata yang semakin terasa nyata. Untuk Shikadai mungkin dia bahagia menikmati waktu-waktu itu. Namun bagaimana dengan Yodo? Dia hanya bisa bahagia pada saatnya dia rasa. Namun jika sudah berganti hari, dia akan melupa, apa itu rasanya bahagia, dengan siapa, dan dia akan melupakan semuanya. Tidak peduli bahwa raga meminta untuk tetap ingat, proses penghapusan akan tetap terjadi.





















ShikaYodo | Remember Me [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang