Haiii, akhirnya setelah sekian purnama gue kembali😂
I hope you like it❤️
🖤🖤🖤
"Kenapa?" Suara lembut dari Mamanya membuat Firza hampir saja tersedak, hah ia baru sadar, kalau dirinya melamun dimeja makan, bisa bisanya.
"Kenapa Za?" Lagi Mamanya bersuara "Ada masalah dikampus?" Tanyanya sambil menatap putranya yang kini mulai melanjutkan makannya lagi.
"Gak ada Ma." Jawab Firza dibarengi dengan gelengan.
"Yaudah, dilanjutin makannya jangan ngelamun."
"Iya Ma, maaf." Firza kembali untuk menghabiskan makanannya.
Sebenarnya Firza kepikiran soal setan cantik tadi, setan itu meminta Firza untuk membantunya, namun saat ditanya ingin di bantu apa, malah dia membeku seolah mati untuk kedua kalinya, dan sampai akhirnya Firza meninggalkannya sendirian dikamarnya.
Yang menjadi pertanyaan Firza adalah, apakah boleh dia membantu setan itu? Bukannya semua setan itu jahat? Hobby menghasut manusia? Mendadak Firza merinding jangan-jangan setan cantik itu hanya kedok saja untuk menjerumuskan Firza nanti.
Sontak Firza langsung menggeleng tanpa sadar, dalam hati dia berkata "Gak gak, gue gak boleh bantuin dia, gimana kalo misalkan dia tiba-tiba malah bawa gue kealamnya? Pas gue udah percaya sama dia."
Tanpa Firza sadar, Papa dan Mamanya saling pandang dengan raut wajah yang susah dijabarkan, sementara itu Ardi --adik Firza-- masih asik dengan makannya sendiri, seolah dunia milik dia sendiri.
🖤🖤🖤
Jam menunjukan pukul 23:12, diluar sedang turun hujan membuat lelaki bertubuh mungil serata parasnya yang manis ini, bergelung dengan nyaman dibalik selimut tebalnya. Hujan baru saja turun sekitar 1 jam yang lalu, membuat siapapun akan terasa nyenyak berselancar di alam mimpinya.
Di sebuah kamar berukuran 3x5 ini, tepatnya di pojok sana didekat meja berisikan PC serta teman-temannya itu, berdiri satu sosok yang sejak tadi memandang kearah tempat tidur dengan kosong.
Sosok itu berdiri tak bergeming barang sedikit pun, seolah sudah menjadi posisi nyamannya, matanya pun tak lepas memandang seonggok daging yang tengah bergelung diselimut abu-abunya itu. Perlahan bibir pucatnya menyunggingkan senyum hinggan membentuk bulan sabit, menyeramkan. Ya jika siapa pun yang melihatnya akan terbirit ketakutan.
Beruntungnya lekaki itu tertidur pulang, sehingga tidak menyadari apa yang sudah terjadi disekitarnya.
🖤🖤🖤
Rabu pagi,
Firza dengan malas menyeret langkah menunju kelasnya, disampingnya tidak lupa ada Saghara yang selalu ada disaat dia berasa, berbanding terbalik dengan Firza, lelaki bernama Saghara ini terlihat begitu cerah hari ini.
"Hhh." Lagi helaan nafas keluar dari bibir Firza, "duh males masuk kelas gue."
Saghara langsung meninju pelan lengan Firza, membuat siempu mengaduh pelan.
"Kebiasaan lu!" Sewot Saghara, "Masa setiap Kelas Prof.Adi lu gak mau masuk sih? Di perbaiki Za, lu gak bego-bego banget kok." Lanjutnya langsung dihadiahi toyoran dari Firza.
"Anjim lu!"
Saghara langsung cengegesan.
Setelah sampai dikelas, mereka langsung duduk ditempat masing-masing, Mereka memang best friend tapi jika di kelas tempat mereka berjauhan. Saghara berada di barisan kedua posisi tempat duduk kedua, dengan sekali dengan posisi meja dosen, sudah tipikal manusia berotak encer. Sementara Firza memilih duduk dibarisan ketiga dan pastinya tempat duduk di paling belakang, ya you know lah.