[I-LUSI]

Prolog

Hai?

Ini  cerita remake, sebelumnya bergenre yaoi dan sekarang, udah dibikin jadi Straight.

Hope u enjoy it! ♡´･ᴗ･'♡

..

Warning—

°•Incest•°
°•[Little]Mature•°
°•Write in Bahasa•°
°•Ghost•°
°•Fiktif•°
°•Angst•°

•°•

Aku, kamu, dan perahu kayu. Kita adalah awal, kita adalah pembuka dari sebuah cerita. Dibawah purnama, bersemayam dalam keterbisuan rasa.

Aku, kamu, dan peristiwa. Kita adalah sebab, kita adalah pembuat alur bertema derita. Kamu yang lupa, dan aku yang hampir menyerah.

Aku, kamu, dan jiwa tanpa raga. Menjadi kesatuan, menjadi jalan kebersamaan untuk waktu yang lebih lama. Membuat kisah, menjadi obat meskipun rasa sakit yang diterima semakin menyayat.

Semuanya. Tentang kamu. Tentang aku. Tentang kita yang tidak selalu bahagia.

◗ ◖

I

◗ ◖

L

◗ ◖

U

𓃠

S
◗◖

I

◗ ◖

.♡.

—The Story will begin—

.♡.

..

Kala itu dipenghujung hari, di sebuah destinasi perairan luas dengan airnya yang begitu jernih. Devano klein disana, menjejakkan kaki dengan retina menatap dalam kebisuan pergerakan adiknya sendiri— Sabrina Klein.

Dengan desiran angin menerbangkan helai legamnya, serta melodi riak danau yang menghantarkan kedamaian jiwa. Bolehkan sekali ini saja Devan menyangkal?

Mengeyahkan keraguan akan dirinya yang ingin sekali saja menggenggam jemari putih itu, mengenyahkan segala perseteruan batin akan dirinya yang selalu ingin bersama, menyatu dalam tautan erat sebagaimana percik asmara yang sejak lama telah ada.

Devan menoleh sekali lagi, memperhatikan sebagaimana indahnya paras yang layak untuk dipuja. Yang telah menjeratnya begitu dalam diantara kubangan dosa. Atau bahkan, berhasil membuatnya lupa bahwasanya mereka adalah saudara.

Diantara keterdiaman keduanya mengandung berbagai makna tersirat, mereka berjalan dalam keheningan mutlak. Beriringan saling mengamati dalam diam, mencegah apapun itu yang dapat merusak kebersamaan singkat keduanya.

Karena sejatinya, ini salah.

Berulang kali terngiang dalam benak. Namun kembali, keegoisan yang mengambil alih. Devan menunduk, menyembunyikan segala sendu yang menggerogoti dadanya.

Berharap takdir dapat diputar sebagaimana keinginan hati terkecilnya untuk membuat mereka pantas juga normal disebut sebagai pasangan selayak orang-orang disekitarnya.