'DAES EAG' Mata Sebuah Hari

354 44 11
                                    

...Mew point of view...

Sejak disaat dia memilih untuk pergi..

Aku membiarkan kekosongan ini perlahan menggerogoti rasa percaya diriku

Menikmati kepergiannya seolah aku memang tidak pantas untuk dicintai

Dan merayakannya kehilangannya disaat aku baru akan memulai semuanya

Aku tau bahwa melupakan tak pernah sesederhana aku memberikan separuh hidupku untuk nya

Tetapi aku juga sangat tau, memaksanya untuk mencintaiku cuman akan menyakitinya dan menyakitiku juga

Kini saatnya aku berhenti untuk mempersalahkannya dan melupakannya

Karna cinta seharusnya membuat dua orang saling bahagia, jika hanya satu yang bahagia, bukankah itu ego?

“Selamat tinggal untuk kau dimasa lalu, pergilah dengan bahagiamu, jika dengan ku kamu tidak menemukan bahagia-

-kamu memang memberikan titik ter-rendah dihidupku, aku juga tak menyangkal bahwa kau memberikan banyak pelajaran hidup untukku-

-jangan sungkan untuk menyapaku, bukan, bukan aku masih mengharap kau membalas cintaku, tapi karena itu lah aku mampu memastikan bahwa aku memang sudah berdamai dengan masa laluku-

-dan yang terakhir untuk segala tentangmu, aku ingin mengucapkan terimakasih karena telah merubah sudut pandangku tentang cinta juga tentang hidup, dan sekali lagi selamat tinggal untuk kau, masa lalu ku”

...Mew point of view END...

Di sore mendung ini ada yang berbeda di Jongcheveevat  Entertainmen, gedung 3 lantai itu kini dipenuhi oleh manusia dan juga perkarangan bunga

Mendung yang setia menggantung dilangit sore ini tak mampu menghentikan kegiatan pemeran lukis sebagai kegiatan amal yang setiap tahun dilakukan Jongcheveevat Entertainmen

Pameran yang menampilkan banyak lukisan dari karya-karya pemilik Jongcheveevat itu sendiri yang diikuti oleh banyak kalangan muda, dewasa  bahkan kalangan lansia

Mew selagi pemilik ‘JE’ serta ketua acara pameran ini, sibuk menyambut para kolega serta para pengunjung di pameran ini

Para pengunjung pun sibuk menikmati pameran yang cukup menarik dan berkelas

Tapi tidak dengan satu pemuda dengan sebuket mawar merah dengan kartu ucapan didalamnya

Pemuda yang sepertinya sedang mencari seseorang untuk memberikan bunga yang digenggamnya itu

Hhhmm...seseorang dengan nama Mew suppasit??!! Sesuai dengan nama yang tertulis di kartu ucapan



Dan disinilah gulf berada, berdiri diujung ruangan yang penuh dengan lukisan juga orang-orang yang sibuk mendokumentasi lukisan yang terpampang disana

Sudah satu jam setengah ia mencari seseorang bernama Mew suppasit, sumpah kaki nya bahkan hampir mati rasa

Marah kesal laper haus semuanya seolah menjadi satu, tapi siapa yang bisa disalahkan?

Ini semuanya salah gulf sendiri, yang dengan bodohnya dia setuju saja untuk membantu mild untuk mengantar bunga dari p’sing untuk Mew Suppasit, yang bahkan dia tidak tau siapa itu Mew Suppasit

Dan yang lebih bodohnya lagi, dia lupa membawa ponsel pintar nya

Aaaahhhh, sepertinya hari ini memang bukan hari keberuntungannya

Tapi tak bisa dielak juga, sebenarnya gulf cukup menikmati pameran lukisan ini

Menurutnya lukisan-lukisan ini tersusun sama seperti jalan hidupnya

Diawal, lukisan terpampang dengan indah, garis-garis yang terbentuk, serta warna yang color full membuat semuanya seolah terlihat seperti sebuah kebahagiaan, penuh kegembiraan, dan penuh dengan rasa cinta

Tapi semakin kau menelusuri semakin dalam, lukisan semakin abstrak, dan warna yang semakin menggelap, seolah tak ada satu pun cahaya yang mampu membawa keterangan didalam nya

Yup. Semua tersusun seperti jalan hidup gulf kanawut, hidup yang dulunya seperti pelangi, dan dalam sekejap berubah seperti badai yang bergemuruh

Tapi disini gulf berdiri cukup lama didepan lukisan yang cukup sulit dimengerti, bahkan ia sampai lupa dengan tujuan utamanya

Lukisan yang cukup terang, dengan hamparan dandelion yang tertiup angin dan seorang pemuda yang merentangkan tangan seolah ikut terbang bersama butiran dandelion yang berterbangan

Tidak ada yang salah memang dilukisan ini, yang sulit dimengerti adalah, mengapa lukisan yang sangat indah ini ditempatkan pada ujung pameran, bukankah seharusnya lukisan ini masuk di bagian awal? Bagian yang indah..


...Gulf point of view...

Oke, untuk kali ini tolong maafkan aku
Aku melupakan tujuan utamaku disini, tapi aku juga tak bisa melewatkan setiap lukisan yang disusun dipameran ini

Aku seolah berada didalamnya, aku ikut bahagia, aku pun ikut merasakan sakit saat aku semakin dalam memahami lukisan-lukisan ini

Tapi satu lukisan terakhir ini cukup membuatku berhenti, dan membuatku menerka-nerka apa arti dari lukisan yang indah ini

Apa hubungannya hamparan dandelion dengan seorang pemuda didalamnya?

Apa suatu kelemahan?

Atau keikhlasan ?

Atau mungkin suatu kebebasan?

Aakhh aku tidak tau, tidak mau berfikir lagi, otak ku dirancang bukan untuk memikirkan hal yang seperti ini

“Artinya adalah kehidupan yang sesungguhnya”

Ucapan seseorang yang cukup membuatku terhentak karena terkejut

“Aah maafkan aku yang mengejutkanmu, aku hanya ingin membantumu yang terlihat seperti kebingungan, mungkin?!”

“Aah tidak masalah, maafkan aku yang mungkin mengganggumu, kau ingin melihat lukisan ini kan? kalau begitu aku permisi dulu”

“Tidak, tunggu, aku Mew suppasit, kau anaknya singto kan, Gulf Kanawut?”

Tunggu dulu, apakah ini benar mew suppasit?, orang yang ku cari dari tadi?

Wow, sangat tampan

Apa dia keturunan seorang dewa?


.T.
.B.
.C.

Helooo semua

Sowry yang udah lama nunggu yaaಥ_ಥ

Sowry gak bisa update tepat waktu huhu

Sowry banget yaaa( ≧Д≦)

Dan tenkyuu yang masih nungguin mewgulf disini

Masih inget jalan ceritanya dan masih inget cerita ini ಥ_ಥ

Semoga chap kali ini bisa memuaskan walaupun aku masih ragu hehe

Tapi

Bai bai..

See you next...

Love...






Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dandelion | MewGulfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang