Monkey D. Luffy
30 April 2011,
Luffy menghela nafas sejenak. Kepalanya sedari tadi sudah berdenyut pusing. Mendengarkan ocehan dari salah satu senior di tempat kerjanya atas kesalahan kecil yang sebenarnya tak perlu di permasalahkan. Senior Luffy, ㅡsebut saja Alvidaㅡ terus memarahinya karna telah memakai uang receh yang ada di dalam Petty Cash.
Ayolah, Luffy membutuhkan uang itu untuk memberikan kembalian yang pas pada customernya. Mau ditaruh di mana harga dirinya sebagai seorang kasir nanti, hanya karena tidak memberikan kembalian yang sesuai. Ia tidak seperti itu.
Luffy terus mengutuk senior brengsek-nya ini dalam hati. Tentu saja, sejak ia bekerja disini, tak satupun hari terlewatkan tanpa ocehan dari si Alvida ini. Kalau saja Luffy tak membutuhkan pekerjaan ini, mungkin ia sudah hengkang dari lama. Bahkan saat lulus nanti ia sudah ada rencana meninggalkan pekerjaan ini.
Tapi memikirkan hal itu hanya membuatnya semakin pusing. Kelulusannya masih dua tahun mendatang. Sangat lama jika harus menunggu.
"Luffy, sudah kubilang jangan memakai uang yang ada dalam brangkas!!"
Sudah dua jam tepatnya sejak Luffy sampai di tempat ia bekerja, Alvida terus mengoceh ㅡmendebatkan hal sama. Persetan dengan seniornya, ia lebih memilih kembali melanjutkan menghitung stock barang karna ini sudah akhir bulan. Ia tak mau menambah kemarahan Alvida. Bisa-bisa ia diadukan pada si Bos ㅡdengan diberi sedikit bumbu pada aduannya. Mengingat bulan lalu gajinya yang terbilang sudah sangat kecil itu di potong. Membuatnya stress saja.
Kalau di ingat-ingat kembali. Semalam Luffy terpaksa memakai uang di brangkas Petty Cash, gara-gara memberikan kembalian pada seorang pria aneh yang memakai masker. Pria itu selalu datang saat jam-jam toko hampir tutup. Itu yang pertama kali membuat Luffy jengkel pada si pria.
Yang kedua, ini sedikit menggelikan menurutnya. Saat hendak membayar, pria itu malah menyodorkan sebuah kartu kredit bertuliskan American Express. Mana ada orang membayar belajaan senilai kurang dari 500 yen menggunakan kartu tersebut. Pria ini gila!
Yang ketiga, yang paling menjengkelkan. Seperti biasa pria itu datang tepat 15 menit sebelum toko tutup. Berkeliling mencari belanjaan selama 10 menit, lalu membayarnya. Kali ini menggunakan kartu debit. Luffy sedikit lega sebelumnya, sampai ketika ia menggesek kartu tersebut lalu muncul tulisan 'card not detected' pada mesin EDC. Luffy kembali menggesek kartu tersebut, lagi-lagi yang muncul tulisan yang sama. Pria bermasker itu menyodorkan kartu lain, tapi hasil tetap nihil. Berkali-kali Luffy mencoba dengan kartu berbeda. Mungkin ini sudah lebih dari lima kali.
'Sebenarnya pria ini memiliki berapa kartu di dompetnya?' satu pertanyaan yang menghantui kepala Luffy saat ia mengecek mesin EDC. Mungkin saja bukan kartunya, tapi mesinnya. Tapi mesin EDC baik-baik saja.
Pria bermasker tersebut lalu menyodorkan selembar uang senilai ¥10.000 "Ini. Cash saja" ujarnya.
Twich! Perempatan siku muncul dikepala Luffy. Inilah penyebab masalah yang terjadi antara ia dan seniornya, Alvida.
"Maaf tuan, apa tidak ada uang dengan nominal lebih kecil?" tanya Luffy. Ia tidak mau mendapatkan omelan lagi. Sungguh, jika Luffy bisa menyumpal mulut Alvida dan membuatnya diam selamanya, ia akan melakukannya. Sayang sekali tidak bisa. Alvida lebih licik dari pada ular.
"Tidak ada"
Bagus sekali. Siapkan mental bajamu Luffy! Besok adalah perang melawan keganasan bibir seorang ratu ular.
Mau tak mau ia mengeluarkan uang recehan dari petty cash. Biarkan saja Alvida mengomelinya. Ini bahkan sudah lebih dari jam kerjanya. Ia tak dibayar untuk lembur.
*
*
*Minna-san, ohayou!
Saya membawa fanfic lawlu baru.
Sebenarnya fanfic ini sudah lama saya tulis, bahkan sebelum ff oniisan, sukidayo!!
Saya tidak tahu harus berkata apa lagi.
Intinya Terima kasih yang sudah menyempatkan waktu kalian untuk membaca fanfic saya ini.Arigatougozaimasu!
/bungkuk
KAMU SEDANG MEMBACA
𝚃𝚑𝚎𝚛𝚎 𝚊𝚗𝚍 𝙽𝚘𝚝 [ 𝙻𝚊𝚠𝚕𝚞 ]
FanfictionJika kita bisa bertemu jauh lebih awal. Akankah semuanya akan berbeda? Akankan hubungan ini masih sama seperti sebelumnya? Yang mana aku bukanlah siapa-siapa diantara kita. Dan juga bukanlah pemeran utamanya. 𝗖𝗼𝘃𝗲𝗿 : 𝗣𝗶𝗻𝘁𝗲𝗿𝗲𝘀𝘁 🚫 WARN...