Chapter 01

240 26 2
                                    

Skip Time! ハート

14 Mei 2013

Cklik..

Cklik..

Luffy menatap korek gas yang ia beli baru beberapa hari lalu, yang ternyata isinya sudah habis. Sesering itu ternyata ia menggunakannya. Menatap nanar bungkus rokok yang tinggal setengah di tangannya. Luffy sudah lelah. Ini sudah sekitar 2 bulan sejak ia Lulus dari Grand Line SHS, tapi ia sama sekali belum mendapatkan pekerjaan baru. Ternyata mencari pekerjaan di kota besar, seperti Tokyo, setelah lulus lebih sulit di bandingkan saat masih pelajar dulu.

Kini Luffy tengah berada di Taman Yoyogi, salah satu taman yang ada di Distrik Shibuya. Ia berangkat pagi menggunakan KRL, dari Stasiun ShinigawaㅡDistrik Minatoㅡ  ke Stasiun Harajuku ㅡDistrik Shibuyaㅡ. Yang di kira-kira jaraknya mungkin sekitar 11 km. Setelah itu berjalan sebentar menuju Taman. Fyi, rumah Luffy sekarang berada di Distrik Minato, yang tadinya berada di Fukuoka, Kyunsu.

Dan gara-gara kepindahannya, ia harus terpaksa berpamitan dengan Zoro. Hanya pria lumut itu saja, teman yang ia punya saat ini. Dan sialnya, kini mereka harus berpisah. Entah pada siapa dirinya nanti harus berkeluh kesah. Tapi setidaknya ia masih menyimpan nomor ponsel Zoro ㅡjika Zoro tidak menggantinyaㅡ, ia bisa menghubunginya sesekali. Mungkin. Atau bahkan tidak. Mengingat pria lumut itu bilang akan melanjutkan pendidikannya. Ia pasti akan sangat sibuk dan melupakan Luffy. Terlebih Zoro bahkan tidak memberitahukan kemana ia akan melanjutkan studinya itu.

Pikiran-pikiran buruk selalu menghantui Luffy kian harinya. Dan bukannya move on, Luffy malah memperburuk keadaannya saat ini. Menjadi perokok berat. Tampak sangat menyedihkan.

Srett..

Seseorang menyodorkan korek api pada Luffy.

"Terima kasih, Ossanㅡ" Luffy menerimanya, mulai menyalakan rokoknya dan menyesapnya. Pikirannya mulai tenang, setidaknya untuk saat ini.

Pria itu duduk agak berjauhan dengan Luffy yang kemudian ikut menyalakan batang rokoknya "Sama-sama. Dan.. jangan panggil aku Ossan! Aku tidak setua ituㅡ"

"Shishishi.. maaf.. ee.. "

"Bepo!"

"Bepo-san"

"Bepo saja" Mendengus geli mendengar ucapan Luffy. Menurutnya, penampilan Luffy nampak seperti seorang anak nakal, berbeda sekali dengan gaya bicaranya barusan.

Pria bernama Bepo itu sama-sama menikmati batang nikotin penyebab kanker paru-paru. Hening sejenak. Sampai ketika Bepo memulai obrolan mereka lagi.

"Hoi bocah, apa yang kau lakukan disini? Sendirian, dan.. rokok?" Menatap Luffy keheranan. "Apa kau tidak di marahi orang tuamu? Besok adalah senin, pulanglah" lanjutnya

"Aku baru saja lulus. Ini masih pukul 7 malam, Ibuku biasa pulang pukul 12ㅡ" Masih setia dengan rokoknya. Luffy dibuat bingung dengan pertanyaan pertama Bepo, bukankah dia yang menyodorkan korek api pada Luffy.

"Begitu-kah. Apa kau melanjutkan pendidikanmu?" Tanya Bepo lagi yang hanya mendapat gelengan lemah dari Luffy

"Kalau begitu dimana kau bekerja sekarang?"

"Aku belum mendapatkan pekerjaanㅡ"

'Pantas saja wajah anak ini nampak kusut. Begitu rupanyaㅡ' pikir Bepo "Maaf. Aku tak tahu"

"Tak apa"

Bepo merasa bersalah. Wajah Luffy nampak kian murung sekarang. Tapi ia tak sengaja membuat Luffy bersedih, ia tak tahu itu.

𝚃𝚑𝚎𝚛𝚎 𝚊𝚗𝚍 𝙽𝚘𝚝 [ 𝙻𝚊𝚠𝚕𝚞 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang