"Hikss.....hikss....."Ayna mengucek matanya yang masih terasa berat untuk terbuka, suara isak tangis memenuhi indera pendengarnya, ia menatap jam dingding yang Masih menunjukkan Pukul 2 pagi, Ayna tahu ibunya sedang menangis saat ini, sudah biasa!
Ayna melangkah kekamar ibunya sambil membawakan segelas air dan obat tidur, hanya ini yang bisa dilakukan Ayna agar ibunya tidak terjaga sampai pagi memikirkan Ayahnya, bisa-bisa kesehatan mental ibunya terganggu lagi
"Ibu"
Ayna meletakkan gelas air minum itu dinakas, ia melihat ibunya duduk dilantai dengan meletakkan kepalanya ditepi tempat tidur, Ayna merapikan rambut yang menutupi wajah ibunya, penuh air mata dan kesakitan, itu yang Ayna tahu!
"Ibu nangis lagi gara-gara ayah? " tanya Ayna pelan sambil menghembuskan nafasnya lelah
Diana memperkeras tangisnya merasa menjadi wanita bodoh didunia ini harus menangisi Dimas yang meninggalkannya, harus menjadi wanita rapuh didepan putrinya sendiri
"ibu jangan nangis terus, ibu jangan pikirin ayah terus" ucapnya menghapus jejak air mata dipipi Diana
"Kita bisa kok hidup tanpa ayah, ibu nggak usah mikirin biaya hidup, Ayna akan Cari kerja nanti "
"Ayna akan jaga ibu selalu, nggak usah nangis lagi Bu, Ayna jadi sedih juga" Ayna memeluk Diana, menenangkannya dalam Keadaan kalut ini
Diana memelankan suara tangisnya meskipun masih terisak-isak kecil, Ayna melepaskan pelukannya kemudian memberikan minum dan obat tidur itu, "ibu harus istirahat yah" ucap Ayna membantu ibunya untuk naik ketempat tidur
Diana memejamkan matanya yang terasa berat karena pengaruh obat tidur yang sudah bekerja.
* * * * * *
Pagi buta menyambut gadis yang sedang menguncir rambutnya, memakai baju kaos panjang dengan celana pendek, gadis itu lihai dalam perabot dapur, aroma Khas makanan mulai tercium memenuhi rumah itu
Selesai dengan tugasnya didapur, ia membuka jendelanya melihat matahari semakin naik, ia buru-buru mengambil handuk dan segera berlari masuk ke kamar Mandi, Hari ini awal pertama disekolah barunya, ia tidak boleh sampai terlambat
Tidak sampai 30 menit gadis itu pun keluar dari kamarnya dalam seragam sekolahnya Lengkap dengan atribut, ia sudah siap berangkat melihat sudah jam 07:00 tapi sebelum itu ia melihat ibunya terlebih dahulu, ibunya masih tertidur Pulas, tidak mau mengganggu tidurnya ia pun mencium kening ibunya kemudian pergi
"Ayna berangkat sekolah dulu Bu"
* * * * * *
Ayna menatap bangunan didepannya yang akan menjadi hari-harinya menuntut ilmu, ia melangkah dengan bismillah memasuki gerbang dan saat itu semua mata mengarah padanya, ada yang menatapnya memuja namun tak sedikit menatapnya dengan sinis, Ayna sudah tahu alasannya, karena parasnya.
Ayna Azzura Bianca, gadis 16 tahun yang memiliki daya pikat luar biasa, sangat cantik bahkan menyaingi idol korea, terlihat anggun dan satu lagi kelebihannya, sangat pintar, Memiliki otak mesin yang mampu bekerja otomatis
Tapi Ayna cuek bebek pada siapapun, tidak ada ramah tamah atau sapa menyapa siapapun, kecuali orang dekatnya, keluarganya atau sahabatnya, Ayna juga gadis Bodo'amatan, tidak terlalu kepo atau mau mencari masalah, cukup masalah keluarganya yang membuatnya kalut
Itulah seorang Ayna, dan sekarang gadis itu sudah berdiri didepan kelas XI ipa 3, kelas barunya. Ayna menghela nafasnya pelan kemudian menatap Ibu Dessy, Ayna berjalan pelan mengikuti dibelakang
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayna
Dla nastolatkówPercaya bualan semata laki-laki? 99% perempuan akan percaya, tapi sebelum mereka dikecewakan girls. Ketika Seorang dikecewakan sulit menaruh kepercayaan lagi contohnya Ayna, gadis yang dua kali dikecewakan oleh laki-laki yang berbeda dan menjadi t...