Can't Be Moved

479 30 13
                                    

Apa yang spesial darimu? Apa? Bahkan aku tidak bisa menjawabnya. Kamu spesial. Iya, kamu spesial. Bahkan, sejak kamu masuk ke dalam kelas ini aku sudah mengagumimu. Love at the first sight, eh?. Oh, dan itu adalah awal dari rasa kagumku padamu.

Laut. Kamu memanggilku dengan sebutan itu. Kamu yang merupakan penggemar berat hal-hal berbau Jepang tentu dengan mudah mengartikan namaku. Kamu selalu mengajakku bercanda dan berujung pada aku yang mengumpat padamu. Itu hal kecil bagimu yang memang seorang yang friendly kepada semua orang, termasuk kepada perempuan. Tapi, hal itu sangat besar dan berarti bagiku yang memang tidak terlalu dekat dengan makhluk Tuhan bernama laki-laki. Aku menyukaimu.

Tapi pada saat ini, aku berdiri menatapmu nanar di balik pohon rindang ini. Bukan karena keringatmu yang mengucur dan membasahi wajah serta pakaianmu. Aku menatapmu karena ekspresimu yang sarat akan rasa sakit.

Gadismu. Gadismu yang menolakmu dan memilih netral untuk tidak memilihmu dan memilihnya. Gadismu. Dia sangat cantik, anggun dan pintar. Tentu saja hal itu membuat kedua mantannya masih menaruh hatinya padanya. Dia sangat berbeda denganku. Aku yang mempunyai wajah pas-pasan, tidak bisa diam, dan tidak terlalu pintar tentu tidak bisa membuatmu menaruh hati padaku.

Aku kembali menajamkan tatapanku untukmu. Ingin rasanya aku memeluk dan mengobati rasa sakitmu. Ingin rasanya aku mendekatimu dan membisikkan kata-kata penenang di telingamu. Ingin rasanya aku meneriakkan 'Hey bodoh! Aku di sini untukmu! Bertahan untukmu! Aku rela menjadi pelampiasanmu hanya agar kamu bisa move on dari mantanmu!'.

Aku tetap bertahan dengan posisi ini dibalik pohon rindang di sudut lapangan sekolah. Menatapmu yang tengah berlatih karate. Tubuhmu yang bermandikan keringat membuatku ingin meneteskan air mata. Kamu melakukan itu untuk melampiaskan rasa kesalmu pada mantan pacarnya.

Aku tidak bodoh! Aku tau bendera perang yang kalian kibarkan! Yang kalian kibarkan hanya untuknya. Agatha Nadera Pratiwi. Dera. Satu-satunya orang baik yang paling mengesalkan bagiku. Ternyata 3 hal itu memang benar bisa membuat seseorang gila. 3 hal yang disebut dengan 'Harta, Tahta, dan Wanita'.

Dan mulai saat ini, aku menyadari bahwa aku mencintaimu.

*

Kamu mendekatiku. Kamu semakin dekat denganku.

"Mau dansa sama gue?"

Kamu nyaris saja membuat jantungku meledak dan mataku jatuh dari tempatnya. Ini mimpi?! Ini pasti mimpi?! Aku dengan gaun cantik berwarna merah marun serta suasana ramai prom night. Aku tidak ingat kalau aku sedang di dalam acara prom night SMA kita. Oh, mungkin karena efek aku yang memutar balik cerita-cerita bodoh tentang bagaimana aku mengagumi kemudian menyukai dan berlanjut kepada tingkat mencintaimu itu.

Aku kembali tersadar ketika kamu mengulurkan tanganmu. Menawarkan untuk membantuku berdiri.

"Ah... iya, boleh," ucapku dengan canggung. Aku menerima tanganmu yang kamu ulurkan untukku. Sesaat, aku mencoba menyeimbangkan diri karena stilletto hitam sialan yang kupakai.

Dan disinilah kita sekarang, ditengah-tengah keramaian orang-orang yang sedang berdansa diiringi lagu When I Was Your Man dari Bruno Mars. Berdansa denganmu. Impianku. Walau di dalam hati aku masih bertanya, "kenapa kamu mengajakku berdansa?". Tapi, rasa bahagia dan senang itu membuatku melupakan semuanya. Mengenyahkan semua pertanyaan itu dari otakku.

Sampai aku melihatnya. Dera. Ia yang sedang berdansa dengan lawanmu dalam merebutkan hatinya. Aku sekarang paham. Kamu terlambat. Terlambat mendatanginya untuk menanyakan 'mau berdansa denganku?'.

Can't Be Moved ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang