Pinangan Raldo

3K 62 4
                                    

Diruangan keluarga yang berukuran kecil itu, Yasi berkumpul dengan kedua orang tuanya untuk membahas Pinangan dari keluarga Rianti yang tak lain adalah sahabat Ibu Yasi sendiri.

"Yasi.. ketahuilah kalau setiap orang tua selalu menginginkan kebahagiaan anaknya, karena itu Ibu minta tolong kamu pikirkan baik-baik pinangan Tante Rianti.." Ibu berbicara pelan pada Yasi (prilly) yang masih tertunduk kebingungan.

"Sudah buk.. biarkan Yasi memikirkannya.. karena ini masa depan Yasi, dia sendiri yang menentukan.. kita sebagai orang tua hanya mengarahkan.." timpal Ayah ikut merasakan kebingungan Yasi (Prilly) saat ini karena pinangan yang begitu tiba-tiba untuk kedua kalinya.

Yasi (prilly) hanya mengangguk tanpa mengatakan apapun pada Ayah dan Ibu kemudian dia meminta diri untuk pergi ke kamarnya dan memikirkan pinangan itu.

Flashback

Sore hari yang cerah, Rianti sengaja datang kerumah Sarah di Surabaya karena ada hal yang membuatnya begitu cemas.

"Rianti..??" Ibu Yasi begitu kaget membukakan pintu setelah melihat tamu yang tak lain adalah sahabatnya sendiri yang sudah hampir satu tahun tanpa ada kabarnya.

"Sarah.. bagaimana kabarmu..??" Tanya Rianti setelah berpelukan dengan Sarah yang sudah setaun lebih ini tak dijumpainya.

"Kabar aku baik.. kamu sendiri..?? Sudah lama jarang nongol.. eh.. nggak kabar-kabar.. udah disini aja.."celetuk Ibu Yasi menggoda sahabatnya.

"Kamu ini.. bisa aja Sar.. oh ya.. aku boleh bicara sama kamu dan Irshad ( Ayah Yasi )..??" Rianti langsung keinti maksud kedatangannya kesini.

"Bisa.. tapi ada apaan?? Serius banget kamu.." Ibu Yasi tampak kaget dan penasaran.

"Udah.. nanti aku jelasin.. aku mau ngomong sama kalian berdua.. " jelas Rianti meminta Sarah untuk segera memanggil Irshad dan menemuinya.

***

Irshad dan Sarah ( Ayah dan ibu Yasi ) tampak shock mendengar maksud kedatangan Rianti yang tiba-tiba dan meminta sesuatu dari mereka.

"Ti.. aku nggak bisa mutusin semuanya.. ini semua tergantung Yasi.. walaupun semua ucapannku selalu di dengarkan dia, tetap saja ini satu hal yang aku harus meminta persetujuannya.. aku harap kamu maklumi itu.." jelas Ayah Irshad.

"Iya Ti.. nanti biar aku omongin sama Yasi yah.. sekarang anaknya masih kuliah.. maaf ya Ti.. bukannya aku nggak setuju.. aku sih kalau Yasi nanti setuju aku juga ikhlas.. yang namanya Ibu, haknya itu mengarahkan bukan mengatur hidup anaknya.. kamu tau maksudku kan, Ti..?!" Ibu tampak mengerti persoalan yang mendera Rianti sahabatnya.

"Iya Shad.. Sarah.. aku ngerti maksud kalian.. aku nggak akan maksa.. hanya aku berharap kalian memikirkannya.. karena aku sudah menyukai Yasi sejak kecil.. kalian tau itu kan..??! Andai saja Raldo dulu tak menikah dengan Vanya, Yasi dan Raldo pasti sudah menikah.. tapi takdir nggak ada yang tau.." keluh Rianti yang bingung memikirkan nasib Raldo.

"Yang sabar ya Ti, kamu masih punya kita sahabat baik kamu.. keluargamu selalu membantu kami tanpa pamrih.. sedangkan kami belum bisa melakukan apapun untum membalasnya.. kalau Yasi menerimanya, aku dan mas Irshad pasti senang karena kami juga kenal baik keluargamu.. Yasi pasti hidup bahagia dikeluargamu.. karena kalian semua orang baik.." ucap Ibu Yasi nampak sedih tak bisa membalas kebaikan keluarga Rianti ( mama Ali ) pada keluarganya selama ini.

Saat hendak berpamitan, Yasi baru saja pulang kuliah. Rianti mengurungkan niatnya untuk pulang, dan begitu senang saat melihat wajah Yasi yang penuh keteduhan itu sama seperti Sarah sahabat baiknya itu.

"Tante Rianti.." sapa Yasi (prilly) langsung menyalami kemudian mencium tangan Rianti.

"Baru pulang kuliah sayang..??! Yasi sekarang tambah cantik saja ya.." puji Rianti yang teringat Sarah seperti pertama kalinya mereka bertemu dulu sewaktu mereka sekolah. Satu-satunya anak sekolahnya yang mau berteman dengannya dulu karena dia sering dijauhi teman-teman lainnya hanya karena dia anak pemilik Yayasan tempat dimana dia sekolah.

YASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang