06. Pergantian Status

2.6K 379 124
                                    











Hari terakhir ospek akhirnya tiba. Walaupun masih ada yang terlambat, Komdis sepertinya berbaik hati karena tidak memberikan sanksi kepada mereka.

"Tumben hari ini nggak ada yang dihukum," ucap Jaemin setelah menyadari bahwa tidak ada mahasiswa yang masuk ke dalam barisan khusus.

"Udah capek kali. Tiap hari ada aja yang telat soalnya." Renjun turut berkomentar.

"Ini juga hari terakhir. Tapi ya nggak tahu juga kalau misalkan nanti ada yang nendang pintu lagi." Semua tertawa oleh kalimat yang diucapkan Haechan.

"Stt, Komdis masuk." Jeno memperingatkan teman-temannya agar segera menghadap ke depan.

​Doyoung mulai memberikan salam. Pemuda itu tidak tampak begitu garang seperti biasanya. Namun, ia masih terlihat sangat tegas dan berwibawa.

"Hari ini akan ada simulasi aksi. Kalian akan terbagi menjadi beberapa kelompok. Kelompok S1 akan digabungkan dengan kelompok D3. Selanjutnya, kalian harus bekerja sama untuk membuat spanduk yang akan kalian gunakan untuk simulasi nanti. Lebih lengkapnya akan dijelaskan oleh Yuta." Doyoung mempersilakan Yuta untuk mengambil alih.

"Oke, saya ambil alih. Jadi, jika kalian sudah terbagi ke dalam kelompok masing-masing, kalian harus membuat spanduk seperti apa yang sudah dijelaskan oleh Doyoung. Alat dan bahan sudah disiapkan oleh panitia. Kalian tinggal membuatnya saja. Waktu kalian adalah satu jam. Setelah pembagian kelompok dibacakan, kalian langsung bergabung dan mulai mengerjakan. Paham?"

"Siap, paham," jawab mereka serentak.

​Johnny selaku MC membacakan pembagian kelompok tersebut. Setelah selesai, para mahasiswa baru langsung berkumpul dan mencari tempat. Kayra sekelompok dengan teman semasa SMA-nya. Ia menyempatkan untuk mengobrol dengan temannya. Sekedar menanyakan kabar dan ngobrol ringan. Sementara itu, Jeno tampak curi-curi pandang ke arah Kayra.

"Temen lo, Kay?" Jeno penasaran dengan sesosok laki-laki yang diajak bicara oleh Kayra.

"Iya. Temen SMA gue. Nggak sekelas, sih. Tapi gue tahu dia. Nggak terlalu akrab juga sebenernya." Kayra menjawab panjang lebar. Jeno mengangguk dan bibirnya membentuk huruf O.

"Di sini yang tulisannya bagus siapa?" tanya salah satu anggota kelompok.

"Kayra tuh bagus tulisannya," ucap Jaemin. Sementara Kayra tampak terkejut.

"Beneran, kok. Emang bagus tulisan lo," jelas Jaemin sekali lagi.

"Kalau gitu, sini, Kay," panggil laki-laki tersebut. Kayra pun menurut dan mulai bertanya perihal apa yang harus ia tulis.

Sementara Kayra menulis, yang lainnya mempersiapkan desain spanduk dan mulai menggambar di atas kain yang sudah disediakan. Jaemin dan Renjun turut serta dalam mendesain kain tersebut. Sedangkan Haechan dan Jeno menutupi bagian lain agar tidak terkena pilox yang akan disemprotkan di atas kain.

Satu jam telah berlalu, kini mereka berkumpul di lapangan untuk segera memulai simulasi. Orator melakukan orasi selama kurang lebih 30 menit. Cukup lama, sehingga membuat mereka bosan dan mengeluh kepanasan. Memang saat ini adalah saat di mana matahari mencapai titik kulminasi.

Mereka pun berinisiatif untuk menjadikan spanduk sebagai alat untuk penangkal sinar matahari agar tidak langsung terkena ke kepala mereka.

Orasi selesai. Ketua Komdis kembali mengambil alih dan memberikan peringatan agar tetap melakukan simulasi aksi secara kondusif. Setelah dirasa cukup, ketua Komdis pun meninggalkan lapangan.

Kini, para panitia ospek memasuki lapangan dengan membawa alat musik seperti drum untuk mengembalikan semangat para peserta ospek.

Mereka pun menyanyikan lagu yang sering dinyanyikan ketika aksi. Mereka juga melompat mengikuti irama yang selaras dengan ketukan drum.

KOMDIS | Kim Doyoung [TELAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang