Chapter 2

965 112 5
                                    

Hening terjadi seketika ketika Mew memeluk Kana, lalu pelukan itu terlepas dengan sendirinya. Mew pun menghela nafas panjang. Tidak seharusnya dia membiarkan Suppa mengambil alih tubuhnya. Karena Kana baru dikenalnya semalam. Apa yang akan dipikirkan Kana nantinya.

"Maafkan aku Kana. Sekarang aku mau ganti baju. Keluarlah. Terima kasih telah membangunkanku" ujar Mew dengan nada dingin.

'Ada apa dengan pria ini. Tadi bukannya dia sangat lembut? Kenapa sekarang berubah menjadi dingin seperti kulkas dirumahku ya' batin Kana yang memutar malas matanya, kemudian melenggang keluar dari kamar Mew. Sementara Mew yang bisa mendengar apa yang dikatakan Kana dalam benaknya hanya mendengus geli.
Diluar kamar Mew sudah menunggu 2 kakak sepupunya Tul dan Singto yang sedari tadi mengintip mereka yang sedang berpelukan dan dalam radius yang jauh mereka mampu mendengar, tapi tetap saja mereka mau melihat bagaimana tampang seorang Alpha Mew yang sedang jatuh cinta.

"Apa yang p' lakukan?" Tanya Kana saat membuka pintu dan kedua kakaknya terjungkal ke belakang sehingga membuat Alpha Mew tertawa dengan sangat keras sampai berurai air mata. Kana heran melihat Alpha Mew yang tertawa keras seperti itu, terutama kedua kakaknya yang mengenal Alpha Mew sebagai sebagai Alpha yang sangat dingin.

"Kalian lihat sang Alpha tertawa?" Tanya Tul dengan wajah tolol nya.

"Iya. Aku pun baru melihatnya secara langsung. Tapi yang kulihat bukan ilusi kan?" Jawab Singto dengan muka polosnya.

"Aku rasa itu bukan ilusi. Itu nyata p'." Jawab Kana dengan muka memerah saking gugupnya.

Mew pun menyeka air matanya karena terlalu banyak ketawa. Lalu dia mematung seketika mengingat-ingat kapan terakhir kali dia tertawa lepas seperti itu.

"Khap khun na Khap Kana, karena sudah membuatku tertawa lepas seperti ini" ujar Mew yang melihat kearah Kana dengan tatapan yang hangat.

"Kana suka kalo Alpha tertawa lepas seperti tadi. Manis sekali" jawab Kana memuji Mew.

"Ya sudah. Sekarang ganti baju Kana dan temani aku ke suatu tempat. Kali ini tidak ada penolakan" ujar Mew dengan nada yang dingin dan datar yang kemudian diangguki oleh Kana yang tak tahu kenapa dirinya patuh sekali dengan Alpha Mew yang baru semalam dia temui.

"Cepat sana ganti bajumu, Kana. Kalo tidak nanti Alpha memarahimu" ujar Tul memperingatkan Kana.

"Apakah Alpha begitu galak, sampai kalian takut padanya?" Tanya Kana yang penasaran dengan sosok Alpha Mew.

"Ya begitulah. Ada kalanya dia galak dan dingin, tapi dia baik pada setiap orang" jawab Singto yang sangat mengetahui kehidupan Alpha Mew.

"Lalu apakah dia menjadikanku mate nya?" Tanya Kana sambil mengganti bajunya.

"I-iya. Alpha Mew menginginkanmu menjadi miliknya. Apa Kana mau?" Tanya Tul kembali.

"Entahlah. Tapi mungkin dengan mengikutinya, aku bisa sedikit mengenalnya dan saat itu aku akan putuskan apakah aku akan menerimanya atau tidak" jawab Kana mantap.

Setelah selesai mengganti pakaiannya, Kana pun lebih memilih menunggu Mew di taman. Disana Kana menikmati bunga-bunga yang bermekaran. Kemudian muncul ide di otak Kana membuat teh mawar untuk sang Alpha. Tapi apakah Alpha mengijinkan dia untuk memetik bunga mawar ato tidak, Kana sendiri yang akan menanyakannya.

"Hmm ... spertinya Kana sangat menikmati bunga di tamanku" ujar Mew membuyarkan lamunan Kana.

"Alpha ... bolehkah Kana bertanya sesuatu?" Tanya Kana yang diangguki Mew.

"Kana mau membuat teh mawar untuk Alpha. Tapi apakah Alpha mengijinkan Kana untuk memetik bunga mawar di taman ini?" Tanya Kana pelan, tapi masih bisa didengar oleh Mew.

"Petik saja berapa yang Kana butuhkan" jawab Mew sambil melipat kemejanya sampai batas siku.

"Baiklah. Nanti sore aku akan memetiknya. Hanya sedikit yang Kana butuhkan" jawab Kana dengan wajah sumringah.

"Ya sudah. Ayo berangkat" ujar Mew sambil berlalu pergi yang diikuti oleh Kana dari belakang.

Sepanjang perjalanan Kana dan Mew hanya diam. Mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Tak berapa lama mereka sampai di suatu rumah yang mewah seperti istana.

"Kita sudah sampai. Turunlah" ujar Mew dengan nada datar.

"Ini rumah siapa Alpha? Mewah sekali?" Tanya Kana heran.

"Ini rumahku. Mulai sekarang Kana disini bersamaku" jawab Mew yang membuat Kana membulatkan matanya tak percaya.

"A-apa?? Ka-Kana di-disini ber-bersama Al-Alpha?" Tanya Kana gagap.

"Iya. Di rumah inilah nanti Kana melayani kebutuhanku" jawab Mew sambil memandang Kana.

"Lalu di rumah yang itu Alpha......" tanya Kana.

"Rumah itu hanya sebagai tempat untukku bekerja dan ini baru benar-benar rumahku. oh ya, aku juga menanam mawar di rumah ini. Jadi petiklah berapa yang Kana inginkan" jawab Mew sambil menarik tangan Kana untuk memasuki rumahnya yang bak istana tersebut.

Di pekarangan Kana disambut dengan bunga-bunga yang bermekaran. Disitu ada bunga mawar, anggrek, camelia dll. Masuk ke dalam rumah, interior nya sangatlah artistik yang dindingnya di cat dengan warna cream. Kana juga dibawa ke gallery yang berisikan foto-foto Mew & kebanyakan foto wolf yang rupanya ganas, tapi setelah di kanvas terlihat sangat bagus & nyata.

"Kana, apa kamu suka dengan hasil karyaku?" Tanya Mew yang melihat Kana begitu terpesona dengan karyanya.

"Kana suka Alpha. Hasil karya Alpha benar-benar bagus. Seandainya saja Kana bisa menggambar" ujar Kana.

"Pasti bisa. Aku akan mengajarimu" ujar Mew.

"Tidak Alpha. Kana punya penyakit namanya Tendenitis. Artinya radang otot yang terjadi akibat jaringan fleksibel penghubung otot ke tulang (tendon) bengkak parah. Gangguan ini biasanya terjadi di pergelangan tangan" jawab Kana menahan tangis.

"Apa tidak bisa disembuhkan?" Tanya Mew dengan penuh simpati.

"Bisa Alpha. Dengan system theraphy. Tapi itu tidak menjamin" jawab Kana.

"Kana pasti sangat menderita dengan penyakit seperti itu" ujar Mew prihatin.

"Sudah biasa Alpha. Penyakit itu sudah dari kecil" jawab Kana.

Mendadak seorang wanita paruh baya turun dari lantai atas bersama dengan seorang lelaki paruh baya.

"Mew, siapa yang kamu bawa? Manis sekali dia. Apakah dia Luna mu?" Tanya wanita paruh baya yang elegan dan sopan itu.

"Selamat siang nyonya. Aku Kana, pembantu Alpha Mew" jawab Kana sopan.

"Mew, benarkah ini? Orang semanis ini kamu jadikan pembantu? Yang benar saja" tanya wanita paruh baya itu yang kelihatan marah pada Alpha Mew.

"Selamat datang di keluarga Jongcheveevat" ujar pria paruh baya itu yang membuat Mew merasa cemburu.

"Cukup sudah. Kamu hanya boleh bersentuhan denganku" ujar Mew yang membuat pria paruh baya itu tersenyum geli.

"Khap khun na khap khun" jawab Kana

"Itu ayahku Alpha Sean dan ibuku Luna Shawny. Masih ada lagi 1 adikku, namanya Perth. Sebentar lagi dia akan pulang" ujar Alpha Mew memperkenalkan orang tuanya.

Kana mengangguk paham & melempar senyum pada semua orang yang ada di ruangan itu termasuk para maid. Orang tua Mew benar-benar tidak menyangka kalo anaknya yang dingin dan diktator bisa membawa pulang calon Luna yang manis, ramah dan berbudi pekerti.

"Sekarang keluargaku adalah keluargamu juga dan aku akan selalu mendampingimu disaat kamu susah dan sakit. Mengenai penyakitmu, aku berjanji akan selalu mendampingimu dan mencari cara bagaimana penyembuhannya" bisik Mew pada Kana sambil memeluk calon Luna nya itu.

My SunflowerWhere stories live. Discover now