*vote*
"Siapa itu?"
"Keknya anak baru."
"Cantik banget uy, keknya bakal jadi primadona di sekolah ini gantiin Klara."
"Mukanya kek kenal, ya?"
"Kek primadona sekolah Kecana gak, sih?"
"Ouh ya ampun bidadari dari mana ini?"
"Masa depanku dah ada di depan mata."
"Mak, mantumu sudah ada tinggal nunggu lulus sekolah KUA!"
"Berisik, uy!"
Begitulah bisikan sekaligus teriakan yang dilontar dari sebagian siswa-siswi yang berada di kantin sekolah.
"Lu terkenal bangen Quen, jadi bangga gue temenan sama lu," bisik Sisil disamping Quen.
"Biasa aja kali, Sil. Yaudah yuk cari tempat duduk lapar gue," ucap Quen sambil mencari tempat duduk.
"Itu di pujukan kosong keknya," ucap Quen langsung menarik tangan Sisil.
"Quen, kita jangan ke situ," ucap Sisil berusaha menghentikan tarikan tangan Quen.
"Kenapa, udah kosong kok itu," ucap Quen tetap memaksa menarik tangan Sisil menuju pujukan kantin yang tersedia enam kursi.
"Tapi ....,"
"Sudahlah, Sisil," ucap Quen dan langsung mendudukkan dirinya.
"Quen, di sini tuh tempat orang kita gak boleh duduk di sini," ucap Sisil masih berdiri di samping Quen.
"Mana? Orangnya gak ada kok," ucap Quen.
"Gini ya, di sini tuh tempat most wanted, Devan," ucap Sisil.
"Devan, most wanted?" tanya Quen dengan kening yang mengernyit.
"Lu gak kenal? Padahal Devan terkenal baik di sini maupun di sekolah lain, dia termasuk pangeran halu semua cewek di sekolah ini," ucap Sisil.
"Enggak. Udah yuk pesen makan gue laper banget nih," ucap Quen.
'Tadi Devan wajahnya babak belur otomatis setelah dihukum dia 'kan ke uks jadi, gak papa kali ya, duduk bentar di tempatnya orang gak ada tempat kosong juga.' batin Sisil.
"Yaudah deh, gue aja yang pesen pan lu anak baru jadi belum kenal lingkungan sini. Lu mau mesen apa?" tanya Sisil.
"Nasi goreng sama minumnya teh es aja," jawab Quen.
"Oke deh, gue pesen makanannya dulu."
Setelah mengatakan itu Sisil langsung beranjak pergi menuju Ibu kantin memesan makanan.
Selama Sisil pergi meninggalkan Quen sendiri banyak dari siswa-siswi yang menatap kaget, heran, tajam dan berbagai macam tatapan lainnya. Sedangkan Quen hanya merasa heran dengan tatapan aneh dari orang di sekitarnya, tapi dia tetep berusaha mengabaikan tatapan yang selalu menuju ke arahnya.
"Berani sekali dia duduk di tempat Devan. Gak tahu apa akibatnya duduk di situ? Devan 'kan gak pandang bulu kalo orang ganggu dia tetap jadi musuhnya."
"Ya ampun moga tuh gadis cantik gak kenapa-kenapa nantinya."
"Cari masalah tuh orang berani duduk di situ."
"Udah abaikan aja ih, kita lihat aja nanti apa yang dia dapatkan dari Devan jika tahu seseorang berani duduk di tempatnya."
Saat tengah berusaha mengabaikan bisik dan tatapan semua orang, satu suara membuat perhatian Quen teralihkan.
"MY QUEN, KAMU DI MANA!?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Call Me, Gara (On Going)
Teen FictionCus langsung mampir aja! #AnakSMA #RomantisStory #Pengkhianat #Sad #Happy