Murid Baru

7 3 0
                                    

*Vote*

Seorang gadis dengan sedikit mungil dan rambut sepunggung berwarna cokelat alami serta mata berwarna hitam  dengan sedikit binar-binar cahaya dikedua bola matanya yang bulat. Hidung mancung, kulit halus berwarna putih bening dengan pipi yang sedikit cubby sedang berdiri di gerbang sekolah.

Gadis itu menggigit bibir bawahnya menahan rasa takut dan malu karena terlambat datang ke sekolah barunya hari ini.

"Permisi," gadis manis itu memberanikan diri memanggil satpam yang duduk di dalam gerbang sekolah yang sudah terkunci.

"Kenapa, Neng?" tanya sang satpam.

"Sa—saya Quenna Aliska, murid baru di SMA TARUNA. Maaf saya terlambat datang tapi, ayah saya sudah mengatakannya kepada kepala sekolah di sini dan kepala sekolah mengizinkan saya masuk walaupun terlambat," jelas gadis manis yang bernama Quenna dengan wajah yang menunduk.

Sang satpam hanya menganggukkan kepala mengerti akan penjelasan Quen lalu segara membuka pintu gerbangnya.

"Terimas kasih," ucap Quen tulus dengan senyum manisnya.

"Sama-sama, Neng. Sekarang masuk saja atau mau saya antar ke ruang kepala sekolah?" tanya Pak Satpam yang sudah tidak muda lagi.

"Tidak usah, Pak. Quen bisa sendiri," tolak Quen halus.

Dengan sopan dia mengucap permisi lagi untuk meninggalkan satpam sekolah yang tadi sudah mau membukakan pintu gerbang sekolah untuknya.

Dengan langkah pelan Quen berjalan di lingkungan sekolah yang sangat luas. Akan tetapi, saat berada di tengah lapangan dia melihat di mana dua siswa cowok sedang memberi hormat kepada bendera dengan wajah babak belur.

Sempat melihat tatapan dua siswa itu ke arahnya membuat Quen langsung menunduk terus melanjutkan langkah meski dia merasa bahwa dua cowok itu terus menatapnya dengan penuh tanya atau yang lainnya?

'Sepertinya kelas sudah dimulai, sedangkan aku masih berada di luar kelas.' batin Quen dengan terus menunduk menatap sepatunya.

Quen masih belum tahu di mana letak ruang kepala sekolah, dia menolak ajakkan Pak Satpam tadi hanya karena tidak ingin merepotkan orang lain saja.

Quen masih berdiri di koridor kelas, dia bingung harus naik ke atas atau lurus saja? Sementar di sini sepi tidak ada yang bisa dia tanyakan kepada siapapun. 

Quen masih menatap sepatunya dengan mengigit bibir bawahnya, selalu kegiatan ini yang dia lakukan jika merasa takut atau bingung akan sesuatu hal.

"Woy!!!" terdengar suara teriakan nyaring seseorang dari lapangan bendera.

Quen yang mendengar hal itu lantas membalikan badannya dan melihat salah satu dari kedua cowok yang dia lihat tadi sedang berkacak pinggang melihat dirinya.

"Woy! Sini woy!!" teriak cowok itu lagi sambil melambaikan tangannya bermaksud agar Quen menghampirinya diteriknya matahari yang sangat cerah.

Quen masih berdiri di tempatnya tanpa mau menuruti kemauan cowok itu. Dengan tatapan bingung Quen hanya menatapnya penuh tanya seteleh itu melihat sekelilingnya, karena mungkin yang cowok itu panggil bukan dirinya bisa saja itu orang lain.

"Huh, ya ampun," kesal cowok itu karena sama sekali tidak mendapatkan respon dari Quen. Sedang cowok yang di sebelahnya hanya cuek tanpa menghirau kelakuan di sebelahnya, dia terus saja melanjutkan hukuman yang diberikan kepala sekolah.

"Woy! Eh, elo yang gue panggil sini!" teriak cowok itu kembali dan juga melambaikan tangannya kembali.

Quen yang mendengar hal itu menunjukkan dirinya dengan kaku tanpa berkata sepatah katapun.

Call Me, Gara (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang