Chapter 4

16 0 0
                                    

Harza PoV

Kalo gitu lu mau gak jadi pacar gue?

Aku memberanikan diri untuk menembaknya. Aku pasrah apapun jawaban darinya. Semoga saja aku diterima olehnya seperti apa yang aku harapkan. Semoga

*Drrt drrt*

Handphone ku bergetar kembali setelah 5 menit aku menunggunya. Tertera nama Christine di layar handphoneku. Aku ragu ragu membukanya. Aku takut kecewa. "Ya Tuhan, semoga saja ini yang seperti aku harapkan, Aamiin" Doaku.

Za, kayaknya gue butuh waktu deh. Kita kan baru kenal tadi. Lo juga belum tau sifat gue, dan gue belum tau lo itu gimana. Gimana kalo kita coba lebih deket lagi selama 1 minggu. Kalo udah satu minggu gue bakal jawab pertanyaan dari lo.

Itu balasnya, ya sedikit kecewa. Terkadang menunggu itu akan berakhir dengan luka. Tapi, ya tak apalah. Dari pada aku harus ditolak mentah mentah olehnya. Dan semoga penantian ini akan berakhir bahagia.

Christine PoV

Setelah aku konsultasi ke sahabat sahabat ku, ya mereka sarankan aku lebih mengenal Harza dulu. Ya aku juga maunya seperti itu. Aku takut jika aku langsung menerimanya, aku akan kecewa lagi seperti yang sudah sudah.

"Gue mau bales apa ya? Gue bilngung. Huh"

tanya ku pada diriku sendiri.

Butuh waktu lama untuk merancang kata katanya. Setelah 5 menit dari ia mengirim pesan, akhirnya aku membalasnya

Za, kayaknya gue butuh waktu deh. Kita kan baru kenal tadi. Lo juga belum tau sifat gue, dan gue belum tau lo itu gimana. Gimana kalo kita coba lebih deket lagi selama 1 minggu. Kalo udah satu minggu gue bakal jawab pertanyaan dari lo.

Ya itu jawaban ku. Aku yakin ia akan kecewa. Tapi ini untuk kebaikan ku juga. Semoga dia sebaik yang aku fikirkan

-Skip-

Pagi yang cukup cerah. Aku terbangun dari mimpi indahku. Dan beranjak dari tempat tidurku, lalu  berjalan keluar kamar ku untuk minum di dapur.

"Tumben lo udah bangun dek?" Tanya kakak-ku

"Ya, hari ini gue mau berangkat pagi" jawabku

Ya hari ini hari sabtu. Murid murid disekolah ku dapat datang kapan saja, dan menggunakan baju bebas.

-Skip-

Sabtu ini aku memakai baju biru tua polos dan menggunakan celana panjang bermotif bunga bunga. Dengan sedikit bedak dan lipice dibibirku. Aku siap berangkat. Aku tak sabar ingin sampai disekolah. Karna apa? Karna hari ini Harza ada jadwal latihan futsal di lapangan futsal dekat ruang multimedia.

-Skip-

Disekolah

Akhirnya, aku sampai disini juga. Dan dikelas sudah ada sahabat sahabat ku. Ya mereka selalu datang pagi, tapi bukan karna mereka mau datang ekskul tepat waktu. Melainkan, kalu mereka datang awal berarti mereka mempunyai waktu berbincang lebih lama.

"Ciee kan sama Harza. Hahaha"

Ucap Amel lalu diikuti oleh Zara, Bella, Anisha, Fani.

Mereka memang terkadang menyebalkan. Apa lagi kalau masalah cowok, mereka sangat resek.

"Apaan sih?!"

Jawabku dengan nada tinggi.

"Bella, anterin gue yuk. Gue mau liat dia main futsal di deket mulmed. Please!" Pinta ku kepada Bella. Alasan aku mengajaknya dan tidak mengajak yang lain adalah, karna Bella sudah tau Harza dari kelas 7. Ya mereka satu ekskul dari kelas 7.

"Okee" jawab Bella.

-Skip-

Aku tak melihatnya dilapangan futsal. Apa dia tidak masuk hari ini?

*drrt drrt*

Handphoneku bergetar.

Hai Christine, hari ini aku gak futsal. Aku sakit. Kamu ati ati ya.

Ternyata pesan dari Harza. Pantas saja dia tidak ada dilapangan futsal.

Oh, okay. GetWellSoon Zaaa.

Begitu balasku.

Akhirnya aku dan Bella memutuskan untuk kembali kekelas. Ruang multimedia sedang dipaki untuk ekskul Pramuka latihan, aku melihat Fauzan disana.

"Gue tanya Fauzan deh gimana sikap dia, pasti Fauzan lebih tau" Ucapku dalam hati. Aku yakin dia akan lebih tau, karna dia adalah teman Sekelas Harza dari kelas 7.

"Zannnn" panggil ku sedikit berteriak

Lalu ia membalikan badannya

"Kenapa tine?" jawabnya seraya berjalan kearah ku.

"Gue mau cerita, tapi abis itu lu harus jawab pertanyaan gue dengan jujur!" Ucapku

"Oke"

-Skip-

Aku telah menceritakannya kepada Fauzan. Tapi, Fauzan malah memasang muka heran.

Fauzan PoV

Setelah mendengarkan Christine bercerita, aku jadi ingat sesuatu dan sedikit heran.

"Bentar, gue tunjukin lo sesuatu dulu!"

Aku segera meng- Scroll Up chat di Group kelasku.

"Tine, lihat ini!"

Ah memang dasar Harza Playboy!

Maafkan atas ke-typoan, ke tidak jelasan dari cerita ini. Jangan lupa votee:)

StuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang