2#

6K 14 0
                                    

BUKAN baru sekali ini Sofi menghadapi lelaki. Tetapi secara jujur, Sofi harus mengakui, bahwa lelaki seperti Andre sangat jarang ditemuinya. Lelaki bertemperamen panas. Jantan! Romantis. Lelaki-lelaki yang dihadapinya, kebanyakan loyo. Tidak dapat memberikan kepuasan padanya!
"Ndre !! Kamu sering main perempuan!" tanya Sofi ditengah-tengah napasnya yang terengah. "Tidak sering, sayang. Baru beberapa kali saja." ujar Andre sambil membuka mulutnya dan memasukkan puting buah dada yang berwarna pink itu ke mulutnya itu.
"Auww . . . !!" Sofi menjerit lirih. Dan perempuan itu menggelinjang-gelinjang, bilamana puting buah
dadanya dikulum oleh Andre. Dan untuk kesekian kali, Sofi harus mengakui, bahwa kuluman bibir Andre sangat berbeda dengan kuluman bibir lelaki-lelaki lainnya. "Hsssh, akh! Terus, Ndreee...!
Terussss..sayangghhh . . . !! Hmmmhhh . . . !!" dua telapak tangan Sofi mengerumasi rambut Andre sambil menekankan.
Andre semakin terangsang. Sungguh nikmat puting buah dada itu. Dikulum oleh Andre. Dilepaskan. Dikulum. Dilepaskan lagi. Berganti-ganti kanan dan kiri. Dikulum lagi, dilepaskan lagi. Berulang-ulang dengan tak bosan-bosannya. Dan puting itu semakin tegang lagi. Andre melakukannya bervariasi. Sebentar lembut dan sebentar keras. Dan rasa geli bercampur kenikmatan semakin terasa. "Oukh, Andre! Teruskan, sayanghhh . . . !! Sssh ennnak, Ndreee!!!" mulut Sofi mendecap-decap seperti orang kepedasan. Tersendat-sendat. Dan buah dada Sofi semakin keras, pertanda perempuan itu kian terangsang. Lebih-lebih bilamana Andre menggeser- geserkan di antara gigi-giginya. Nikmat! Dan napas Sofi turun naik. "Andreee!! Keras, dikit! Ya, ya. gitu. Aukh, Ndreee! Kok enakkkh, sihhhh !" dan Sofi merintih-rintih
Andre semakin bersemangat. Digigit-gigitnya pentil susu yang kenyal itu. Dihisapnya. Lalu dijilatinya dengan
bernafsu. Sebentar ditinggalkannya, puting itu. Lalu Andre mengecupi buah dada ranum itu bertubi-tubi. Lalu kembali ke pentil susu yang siap menanti. Dihisapnya lagi. Digigitinya. Dikulum kulumnya lalu dilepaskannya lagi. Sementara tangan Sofi tak menentu mengerumasi rambut Andre yang tebal, sehingga rambut lelaki itu menjadi acak-acakan.
Lama Andre mencumbu sepasang susu yang indah menggiurkan itu.
Permainan lidah Andre terus dengan gencar menyerang tempat-tempat di tubuh Sofi yang sensitif. Dijilatinya perut Sofie yang putih, mulus dan langsing. Pusarnya menjadi sasaran ciuman-ciuman Andre berulang-
ulang. Sambil berbuat demikian, tangan Andre membelai-belai kedua paha Sofi yang masih terkatup. Sofi sudah gemetaran tubuhnya. Panas dingin. Ketika Sofi menengok ke bawah, pandangannya beradu
pada sesuatu di antara kedua paha Andre. Sofi menelan ludah. Benda itu sejak tadi menggodanya. Sofi
menurunkan tangannya. Digenggamnya batang zakar Andre yang aduhai. Andre yang sedang menciumi sedikit di bagian bawah pusar Sofi tertahan-tahan napasnya. "Oukh..sayaaanghh . . . !" katanya. Sofi merasakan benda yang digenggamnya, yang baru separuh tegang, hangat dan besar. Senang sekali menggenggam seperti itu.
Sementara itu. tangan Andre masih juga terus meraba-raba Sofi berganti-ganti.
"Sabar, Sofi!" bisik Andre. "Nanti kamu boleh berbuat apa saja terhadap punyaku. Tetapi sekarang, aku sedang ingin mencumbu tubuh indah mu. Seluruh tubuh kamu Sofi! Kurang leluasa kalau kamu menggengam punyaku begini!"
Apa boleh buat. Meskipun Sofi masih ingin menggenggam batang zakar yang luar biasa besar dan perkasa itu, terpaksa dilepaskanya. Maka kini dengan leluasa Andre melakukan 
aktifitasnya. Dan . . . hhmmmh! Andre menahan napas bilamana pandangannya ditujukan ke selangkangan Sofi. Bagian itu ditutupi rambut yang tipis dan halus. Hmmh! Rambut kemaluan Sofi bukan main menggairahkan. Kata orang, semakin tipis rambut kemaluan perempuan akan semakin nikmat bila di setubuhi  Dan sekarang, secara jujur, Andre harus mengakui, bahwa dia belum pernah mendapatkan perempuan yang rambut kemaluannya setipis dan sehalus Sofi. Andre menelan ludah. Jika menuruti nafsunya, tentu saja seketika itu juga Andre akan membenamkan batang kemaluannya yang sudah kian tegang, ke belahan daging hangat milik sofi. Tetapi Andre bukanlah type lelaki yang serba grasa-grusu. Dia tidak akan menggituin perempuan, sebelum lebih dulu memberikan kesan yang sangat mendalam. "Oukh, Ndre!" Sofi menepuk pipi Andre lembut. "Kau kok jadi berubah seperti patung! Apa aku ini aneh bagimu!"
Andre tersenyum. Tahulah dia, bahwa Sofi sudah kepingin sekali dikerjai vaginanya. Padahal Andre masih ingin lebih lama memandangi. vagina Sofi rasanya lebih indah dari pada vagina-vagina perempuan lain yang pernah disaksikannya. Dengan mesra, jari-jari Andre menyentuhnya. Sofi tergelinjang. "Wow! Hmmh,
Ndreeeee!! Sssssh, aaakh!" Sofi menggeliat. Jari Andre terus juga bermain. Mengutik-utik kelentit yang nyempil aduhai.
Andre menempatkan di antara kedua paha Sofi yang sudah mengangkang. Liang vagina yang sebaris dengan
sibakan bibir inilah yang dapat menjepit dan memberikan kenikmatan kepada zakarnya. Lagi-lagi tangan Andre menyentuh kelentit yang cuma sekerat itu. Dan lagi-lagi Sofi bergelinjang. Nikmatnya bukan main. Orang suka bilang, kelentit itu bisa berdiri. Benarkah?! Andre senang sekali dan mengulangi perbuatannya berkali-kali.
"Oukh, geli, sayaaanggh! Geliiiii! Sssh, akhh . . . !!" Sofi merintih-rintih.
Tingkah Andre saat itu, bagaikan kanak-kanak yang memperoleh permainan yang mengasyikan. Permainan yang tidak ada dijual di toko. Semakin giat Andre menyentuhi sekerat daging kecil itu. Sofi mengerumasi rambut Andre.
Tidak puas dengan hanya menyentuh dengan tangan saja, bibir-bibir kemaluan yang ditumbuhi rambut tipis itu, dikuakkan oleh Andre semakin lebar lagi. Kedua kaki Sofi kini telah niengangkang selebar-lebarnya, menekuk ke atas. Sekarang, bagian dalam kemaluan itu telah terpampang selebar-lebarnya. Terbebas sama sekali.
Sedetik kemudian, Sofi terpekik: "Awww . . . !" Tubuhnya tersentak ke atas. Rupanya Andre telah membenamkan hidungnya ke dalam belahan daging yang aduhai itu. "Ndreee . . . !! Uuuf ! Ssssh ennnakhh sayaaang!!" Sofi merintih-rintih sambil menekankan belakang kepala Andre dengan kedua tangnnya. Maka hidung Andre mulai menggusur ke sana-ke mari. Seperti akan membongkar seluruh bagian vagina Sofi. Kaki Sofi menendang-nendang ke atas, merasakan kenikmatan tidak bertara. Andre terus dengan giatnya menciumi. vagina Sofi menyebarkan aroma yang segar merangsang! "Oukh, yaaang! Enak . . . enak . . . enak, sayangghhhh! Teruskan, Ndre! ayo, lebih cepat dikit. Hmmmh...terus, sayang. Terus, terus, akhhhh !!"
"Aku juga, sayaang! Aku . . . aku . . . juga enak," bisik Andre sambil juga menggunakan. lidahnya, menjilat dan menjilat. mata Sofi merem melek. Kepalanya terlempar ke sana-ke mari. Lehernya menggeleyong-geleyong. "Andre sayaaang! kamu senang menciumi punyakuuuu . . . ?!! Shhh . . . !!!" tersendat-sendat suara Sofi. "Senang sekali, sayaang! Punyaku jadi semakin tegang, nih!" kata Andre tersendat-sendat pula. Dan lidah Andre terus juga menjilat dan menjilat. Menyapu-nyapu kelentit Sofi. Benar saja! Kelentit itu semakin tegak,
menandakan Sofi telah terbakar oleh nafsu birahi. Kedua kaki Sofi terus menyentak-nyentak ke atas.
Pantatnya diangkat dan digoyang-goyang. Oukh, sungguh, permainan yang mengasyikkan. Andre benar-benar menyukai menciumi dan menjilati vagina Sofi yang harum itu. Sama sekali tidak jijik. justru sebaliknya. Ketagihan. Andre semakin rakus dan semakin rakus. "sayaaang!!! hhhssshh... Hmmm . . . hmmmhhh!" suara Sofi menggeletar. Badannya menggeliat-geliat tak menentu. Tubuhnya menggelepar-gelepar, bilamana ujung lidah Andre mengait-ngait dan menusuk-nusuk liang vagina Sofi yang terasa liat. Sentuhan-sentuhan lembut vagina yang berdenyut-denyut itu kian membakar nafsu birahi. Dan tiba-tiba Sofi mengejang. "Ndree . . . !! Ssshhh
"aaaaakkkkhhhhhh....'

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

janda binalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang