•Ini hanya sebuah karya fiksi. Keadaan dalam cerita ini berbeda dengan kehidupan mereka di dunia nyata. Jadi tolong bijak sebagai pembaca.
Sekali lagi, Ini hanya sebuah cerita fiksi. Tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata mereka!
•Jika memiliki kesamaan dengan cerita milik author lain, maka itu tidak disengaja. Karena ide dari cerita ini, murni pemikiran author sendiri.
•Memperkenalkan•
Cast
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Na Jaemin
Dan
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Huang Renjun
Author note : Disini author mau ngasih tau sebelumnya, jika marga mereka tidak berubah. Jadi Jaemin masih menggunakan marga Na dan Renjun masih menggunakan marga Huang.
Happy Reading~
____________
"Na Jaemin!"
Na Jaemin—Pemuda berkacamata pemilik nama tersebut menoleh dan mendapati seorang pemuda lainnya yang sedang berlari kecil kearahnya. Wajahnya tak menunjukkan ekspresi apapun, bahkan ketika pemuda tersebut kini berada didepannya.
Huang Renjun—nama pemuda tersebut yang kini sudah berada di hadapannya menyodorkan sejumlah uang kertas kearahnya. "Ini, tadi Mama lupa ngasih ke kamu."
Jaemin tak bergeming. Dirinya hanya menatap uang tersebut lalu berganti menatap lelaki didepannya yang juga saudara kembarnya. Renjun tetap menunjukkan senyumannya, yang justru membuat Jaemin merasa muak.
"Jangan mengatakan sesuatu yang mustahil," Ucapan Jaemin membuat Renjun mengerutkan keningnya.
Jaemin berdecih melihatnya, "Itu uangmu. Mama gak akan pernah ngasih uang itu buatku. Jangan mengatakan sesuatu yang sudah terlihat kebohongannya. Aku dan kamu tau itu."