Pulang

426 51 11
                                    

Note📌
-ini hanya imajinasi semata
-semua yg ada di fanfic ini tidak ada sangkut pautnya dengan idol aslinya, sekali lagi ini murni imajinasi.
-jangan bawa ke real life
-masih kurang sana-sini, jadi tolong sarannya

•happy reading•

.
.
.

Irene menatap kearah jendela yang basah karna rintik hujan. Menghela nafas berat, entah sudah ke berapa kalinya sejak ia duduk dibalik jendela itu.

Memejamkan mata kemudian mengelus perutnya yang sudah mulai membesar.

"Haruskan ibu menyerah sekarang?" Tanya Irene seolah cabang bayi di dalam perutnya dapat ia ajak berdiskusi tetang pilihan yang harus ia ambil.

Sulit sekali bagi Irene untuk mengambil tindakan. Ini sudah 4 bulan berlalu, sama sekali tidak ada hal yang membuat Irene yakin untuk bertahan.

Jangankan sebuah alasan agar dirinya yakin, kabar saja tak pernah Irene terima.

Suho, suaminya yang ia nikahi 2 tahun lalu benar-benar menghilang sejak sang suami itu pamit untuk urusan pekerjaan ke luar negeri.

Apakah benar alasan kepergian itu untuk menjemput rejeki? Atau hanya sebagai tabir untuk menutupi hal yang sebenarnya.

Semua usaha telah ia lakukan untuk mendapat kabar dari suaminya. Tapi semuanya seolah sia-sia. Bahkan perusahaan tempat suaminya bekerja tidak pernah memberi sedikitpun informasi mengenai keadaan suaminya. Keluarga Irene mulai memintanya melepaskan Suho, menceraikan Suho lebih tepatnya, tapi ia tidak sanggup.

Selama ini banyak pikiran buruk menghampirinya, namun Irene berusaha meyakinkan dirinya semua akan baik-baik saja. Suaminya akan kembali, suaminya hanya terlalu sibuk.

Tapi tak bisa dipungkiri  wanita yang tengah mengndung 7 bulan itu takut, sangat takut. Ia ditinggalkan sendiri, ya walau tak benar-benar sendiri karna ia bersama bayi didalam perutnya.

Setelah memikirkan dalam waktu lama, Irene telah mendapatkan jawaban.

"Ibu akan bertahan sedikit lagi." Ucap Irene sambil mengelus perutnya.

Ya Irene akan bertahan, calon ibu itu yakin semuanya akan indah pada waktunya, semesta punya rencana.

___

Malam itu Irene tengah tertidur menggunakan piyama putih, nampak sangat damai. Mengernyit karna merasakan elusan di pipinya.

Membuka mata pelan dan terkejut melihat apa yang ada didepannya sekarang. Liquid bening langsung berkumpul dipelupuk matanya, tanpa berucap satu katapun Irene memeluk erat pria yang tadi mengelus pipinya itu.

"Suho aku merindukan mu.... anak kita juga merindukan mu"

Irene bergumam pelan disambung isakan tangis setelahnya. Irene lega, kini suaminya kembali, suaminya ada didalam dekapannya lagi. Irene tak perduli dengan 4 bulan tanpa kabar dari suaminya, yang terpenting suaminya telah ada didepannya. Suaminya telah kembali.

"Aku pulang, maaf" Suho berucap singkat sambil mengelus punggung sang istri dan mengeratkan pelukan mereka.

___

Suara burung bersiul terdengar merdu, Irene membuka matanya dengan senyuman. Ahh Suho nya telah kembali.

Namun ia tak menemui suaminya ketika ia bangun, dimana kah suaminya?

Bergegas mencari ke seourun penjuru rumah nya namun tak ditemukan jejak kehadiran suaminya.

Irene memejamkan matanya, menyadari apa yang sebenarnya terjadi. Tadi malam kehadiran Suho hanya mimpi seperti malam-malam sebelumnya.

Irene menghapus air matanya yang entah sejak kapan menetes itu.

"Hanya mimpi, tapi kenapa terasa begitu nyata?" tanya Irene pada dirinya sendiri. Irene menghela nafas karna tak menemukan jawaban.

Lagi Irene harus bersabar akan kenyataan suaminya belum juga kembali. Beruaaha menguatkan dirinya lalu bersiap untuk menjalani harinya.

___

Pancake buatan sendiri dan susu stoberi adalah menu sarapan Irene hari ini.

Baru ingin menyantap sarapan untuk 1 kali suapan, Irene mendapati handphonenya berdering dari panggilan internasional.

Jantung Irene berdetak kencang, senyumnya merekah.

Apakah ini Suho, apakah akhirnya suaminya menghubunginya. Apa dia akan mendapat kabar dari suaminya.

Dengan segera menerima panggilan telpon itu.

Yang diseberang telpon bukan Suho namun ia menanyakan apakah Irene adalah istri Suho.

Dengan senyuman yang masih terukir indah dan air mata haru yang hampir menetes Irene menjawab.

"Iya saya Irene, istri Kim Suho."

Namun mendengar kalimat selanjutnya dari orang diseberang sambungan telpon membuat Irene mematung. Tak mempercayai apa yang baru saja didengarnya.

"Suami anda Kim Suho kecelakaan saat bekerja dan kehilangan nyawanya. Janazah suami anda akan kami kirim ke Korea hari ini. Kami turut berduka cita." ujar si penelpon.

Irene menahan sesak didadanya, tengorokannya terasa terbakar, air matanya sudah mengalir membentuk sungai kecil di pipi putih mulusnya.

Dunia Irene terasa runtuh, nyawanya juga seakan dicabut paksa. Dia hidup tapi merasa tak hidup lagi.

Di sela tangsinya Irene tersenyum getir. Dengan suara serak ia bergumam pelan.

"Dia pulang..."

•••





Hai maaf baru muncul lagi. Aku dah lama bertapa dan malah kembali dengan cerita baru. Gimana menurut kalian cerita ini??
Maaf aku benar-benar gk ada niat buat ninggalin cerita2 ku tapi ada beberapa hal yang bikin aku gk bisa update. Pokoknya makasih buat yang masih setia nungguin, luv.
Aku renaca aktif lagi so selamat menikmati karya2 ku lagi ya😁

14 nov 2020

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 31, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pulang✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang