21. Dejavu

27.1K 5.8K 1.9K
                                    

REPOST! Cerita lengkapnya sudah tersedia di Karyakarsa ya! Sudah bisa dibaca 1 buku spesial ada extra bab juga 💃

🍃🍃

Siapa yang tidak akan terkejut ketika mencoba menghubungi orang yang sudah membuat kesal ternyata yang menerima panggilan itu orang lain? Tidak, bukan orang lain. Tapi mantan kekasihnya. Wanita yang mungkin masih dicintainya.

"Halo, Chayla?"

Aku mengerjap ketika sekali lagi suara itu memanggil. Suara yang sama yang membuatku terkejut sebentar. Ini bukan pertama kalinya Chika yang menerima telepon Deka.

"Oh, Halo. Chika, Deka ada?" tanyaku tanpa basa-basi.

"Eh? Kok kamu tahu ini aku?"

Aku tersenyum kecut. "Aku sudah familier sama suara kamu. Dulu juga kamu pernah angkat panggilan aku."

"Iyakah? Aku gak ingat. Maaf ya, kamu mau bicara sama Deka?"

Aku menarik napas lalu membuangnya. "Iya, Deka ada?"

"Ada, Deka lagi ngobrol dulu sama Ibu. Mau aku panggilkan?" tanya Chayla.

Aku tidak tahu kenapa, tapi rasanya sesak. Mengetahui bahwa yang menerima telepon adalah Chika dan bukan Deka. Belum lagi mendengar pertanyaan akrab Chika yang mengatakan bahwa dia yang paling dekat dengan Deka. Bahwa wanita itu yang masih kekasih Deka.

Tidak, mereka memang masih kekasih. Siapa aku yang harus merasakan perasaan ini? Ingat Chayla, kamu hanya kekasih sandiwaranya.

"Oh? Gak usah kalau gitu. Aku tutup─"

"Eh, jangan ditutup dulu Chayla."

Aku mengerutkan dahiku ketika suara Chika memotong kalimatku yang belum selesai. "Ada apa ya?" tanyaku.

"Itu─apa kita bisa bertemu?"

Aku mengerjap. "Apa?"

"Kamu punya waktu luang? Bisa kita bertemu? Ada sesuatu yang mau aku bicarakan sama kamu," lanjut Chika.

Aku terdiam sebentar, terkejut mendengar ajakan bertemu Chika. Kenapa wanita ini ingin bertemu denganku?

"Gimana Chayla?"

Aku mengerjap. "Oh? Iya boleh. Kapan?"

"Besok bisa?"

"Boleh. Di mana?"

"Di Resto Sushi tempat aku kerja."

Aku mengangguk. "Boleh, jam berapa?"

"Gimana kalau siang? Sekalian makan siang. Bisa 'kan?" tanya Chika lagi.

"Bisa kok."

"Oke, makasih ya Chayla," kata Chika.

Aku tersenyum. "Sama-sama."

"Kamu lagi apa, Chika?"

Suara lain masuk ke dalam gendang telingaku. Itu suara Deka.

"Oh Deka. Ini ada telepon dari Chayla."

Aku bisa mendengar langkah kaki mendekat lalu suara berat Deka masuk ke dalam indra.

"Ada apa, Aya?"

Lihat, dia bahkan tidak menjelaskan kenapa Chika bisa ada di sana. Aku meneguk ludah. Biasanya panggilan itu akan membawa getaran yang menyenangkan di dalam hati. Tapi sekarang, rasanya hambar.

"Eh? Nggak─nggak ada apa-apa kok," balasku buru-buru.

"Yakin? Tumben kamu telepon saya kalau gak ada apa-apa. Kenapa? Kangen ya?"

Conquer Dream, With Bos! (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang