1. Rahasia

27 3 2
                                    

"PERHATIAN UNTUK JEAN MOKAMA, PASA JANUAR, JORDAN PAMUNGKAS, LEVI JAKERMOON, DOMI HEANDIPA, TARA BESLAINE, EREN LETILO, DAN JOHNNY PION DARI MASING-MASING KELAS DIHARAP SEGERA MENUJU LAPANGAN, SEKARANG JUGA. SEKALI LAGI, PERHATIAN UNTUK---"

Sesegera mungkin Eren, Pion, Levi, yang berasal dari kelas yang sama, 11 IPS 2 menuju lapangan. Diiringi hasutan dari teman-teman sekelasnya seperti, "HIYAAA MAU DI DO," dan sebagainya. Sementara Jean, Pasa, dan Jordan dari kelas sebelah yang terkenal dengan kemasalan mereka, mau tak mau membangkitkan diri dari kursi yang tadinya akan menjadi tempat tidur mereka bertiga, dan pergi ke lapangan.

Kelas kedua setelah kelas Eren, Pion, dan Levi, terdapat kelas 11 IPS 4. Di sana terdapat dua cewek yang namanya ikut disebut. Tara, si cewek yang memiliki gigi mahal, A.K.A susah senyum, jarang sekali berbicara bahkan untuk menyampaikan pendapat. Sementara Domi kebalikannya, cewek ini selalu mengeluarkan senyumnya, kapanpun, dimanapun, dengan siapapun dia berada. Walau sama seperti Tara, Domi sulit juga untuk diajak berbicara. Namun setidaknya Domi akan menggeleng atau mengangguk saat ditanya, tidak seperti Tara yang tak akan mengeluarkan ekspresi apapun.

Tara dan Domi keluar dari kelas dan ikut menuruni tangga untuk sampai ke lapangan. Jurusan IPS memang berada di lantai atas.

Tangga demi tangga dilewati Tara dengan sikap acuh tak acuh. Di belakangnya, Domi sedang memikirkan tentang apalagi kesalahannya kali ini.

Sampai di lapangan, Tara dan Domi sudah ditunggui oleh Jean, Jordan, Pasa, Levi, Eren dan Pion yang berdiri memencar ke masing-masing arah. Sebenarnya tidak ditungguin, sih, kehadiran Domi dan Tara sebenarnya tak akan mengubah apapun. Entah apalagi kesalahan mereka kali ini hingga harus dijemur di bawah terik matahari dan menjadi tontonan para siswa yang sedang menikmati waktu istirahat.

Tara dan Domi ikut berpencar, sejujurnya mereka semua sudah sering bertemu karena sering dihukum bersama akibat dari tidak patuh pada tata tertib yang dibuat oleh sekolah, tapi sampai sekarang mereka tak pernah bisa akrab.

Pak Yop, si bapak kepala sekolah datang dengan langkah cepat. Tidak seperti biasanya lemah-letoi, kali ini pak Yop terlihat berjalan dengan tegas.

"Buat barisan satu shaf, sekarang!"

Kedelapan siswa itu segera melaksanakan perintah pak Yop.

Kini, berdiri delapan orang terpilih di bawah terik matahari. Levi Jakermoon, si cowok dengan tubuh paling jangkung, matanya tajam cocok dengan alisnya yang tegas. Levi tak pernah terlihat tertawa bahkan saat bersama gengnya, ia terkenal dengan sebutannya sebagai "sultan" karena barang-barang branded yang ia miliki. Levi juga jarang sekali terlibat masalah dengan sesama siswa, entah karena sifatnya yang dingin atau memang cinta ketenangan. Levi sering dihukum dengan masalah-masalah kecil seperti terlambat, mengeluarkan baju, pakaian tidak lengkap, dan tidur saat pelajaran berlangsung. Kepandaian Levi berada di pelajaran bahasa Inggris dan olahraga.

Setelah Levi, terdapat Tara Beslaine. Cewek dengan tinggi hampir tidak menyetarai bahu Levi, di antara mereka, Tara adalah cewek paling pendek. Wajahnya cantik, namun dinobatkan sebagai wajah orang terjutek di sekolahnya. Rambutnya dipotong sebahu dengan gelombang yang tidak terlalu kuat. Tara adalah pelopor dari perlawanan terhadap guru, ia sering pergi begitu saja dari kelas saat guru sedang berada di dalamnya, tidur saat pembelajaran juga. Ia tak pernah melawan guru dengan kata-kata, namun juga terkesan tidak pernah mendengarkan. Namun Tara sangat handal dalam berbagai hal, ia cepat mengambil keputusan yang tepat, pandai dalam semua pelajaran, dan hebat di olahraga. Kecerdasan Tara adalah mimpi bagi seluruh siswa.

Melewati Tara, ada Jean Mokama. Cowok dengan postur tubuh atletis. Kepribadiannya yang ramah membuat dia disukai semua orang, tapi emosinya sangat tidak stabil. Maka saat ada yang membuatnya tersinggung sedikit saja, perkelahian tak bisa terelakkan, pelanggaran yang dilakukan Jean hanya satu, namun bisa mengurangi banyak poin. Jean memiliki wajah seperti orang dari luar negeri. Jean sangat bodoh di matematika, dan segala macam jenis perhitungan. Namun sebagai gantinya, ia berhasil memenangkan lomba renang internasional sebanyak belasan kali dan sudah mampu mendapatkan puluhan medali. Kesehariannya dengan ekstrakurikuler basket juga patut diacungi jempol.

Eagle Eye TeamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang