"Semua sudah berubah, sangat drastis"
Setelah jam pelajaran 1 selesai para murid pun bersorak kegirangan sebab jamkos tiba, lain halnya dengan Anneth ia langsung berjalan keluar kelas dan pergi menuju rooftoop, tunggu-tunggu rooftoop? ya itu adalah tempat favorit Anneth sebab ia bisa merasakan ketenangan disana tanpa ada orang yang menggangu oh ya jangan lupakan para sahabat Anneth, sebelum keluar kelas pun Anneth telah memberitahukan kepada mereka agar tidak mengikuti nya
Sampailah sekarang Anneth dengan langit yang cukup bersahabat ia pun duduk disalah satu kursi yang tersedia disana ia menatap langit biru itu dan terlintas lah sebuah kenangan dalam memori otaknya
Deven: "nethh liat langitnya biru ya"
Anneth:"lah kan langit emang biru masa iya warna pink"
Deven:"ya maksudku itu indah kan, liat burung' aja seneng bisa terbang disana"
Anneth:"hmm aku ingin bisa jadi burung"
Deven:"lho kenapa?"
Anneth:"Ya kan aku ingin bebas terbang kesana-kemari melewati langit serta daratan yang sangat indah itu"
Deven:"iya sihh tapi kok aku-kamu ngomong nya?"
Anneth:"hah?! emang iya ya aku tadi bilang gue kok"
Deven:"Anneth, Anneth kamu itu yaa ga sadar apa yang kamu bilang tadi hahaha" Deven tertawa kecil
Bila diingat bukankah sangat membahagiakan? tetapi sayang sekali seperti seorang Anneth tak bisa merasakannya lagi, saat sedang melamun serta menatap langit tiba' saja ada seorang lelaki menghampiri Anneth dan menariknya untuk segera berdiri dari situ
Anneth:"Lo apa'an sih?!"
Deven:"Ini tempat gue minggir sana gue sama Grace pengen duduk disini!"
Anneth:"ini Sekolah milik bokap gue! kok Lo yang ngatur sih?! lagian ini tempat favorit gua!"
Deven:"Lo ya kalo dibilang tuh ga usah bantah bisa kan?! ini juga tempat favorit gue dan gue mau lo pergi dari sini!"
Anneth:"GUE GA MAU!"
Deven:"Lo berani ya sekarang!" Deven pun menampar pipi Anneth keras untuk kedua kalinya serta mendorong Anneth kuat sehingga Anneth pun jatuh dan berdarah
Anneth:"mau lo apa hah?! gue pergi dari sini?! ada ga murid yang larang gue ada disini?! GUE TANYA?! ADA GA CUMA LO!" menunjuk Deven
Deven:"Ga usah tunjuk-tunjuk! hina tangan Lo!"
Anneth:"hina?! hina?! IYA GUE EMANG HINA! MAKI AJA TERUS!"
Deven:"oh sudah jelas ya gue bisa aja keluarin lo dari SMA ini" ucap Deven angkuh
Anneth:"gue ga takut! Pergi Lo dari sini! Pergi!"
Deven:"Lo yang serasusnya pergi p*lacur!"
Anneth:"MAAF SAYA TIDAK SEHINA ITU! ANDA KIRA SAYA TERIMA?! TIDAK!" Anneth memukul rahang Deven karena emosinya memuncak, Anneth memang begitu walaupun ia tak pernah belajar bela diri tetapi ia bisa dan tanpa diajarkan
Deven:"wahh lo nantangin ya!" mengeraskan rahangnya dan "bught" satu pukulan berhasil sudah mendarat diperut Anneth dan ia tersungkur
Anneth:"hajar aja! Ayoo sini!" Anneth membalas pukulan Deven
Deven:"pergi Lo daripada Lo babak belur ma gue! lagian gue bukan cowok yang lemah yang berantem sama cewek!"
Anneth:"iya Lo lemah! sangat!" ucap Anneth sebelum dirinya benar' hilang dari hadapan Deven
Sedangkan sedari tadi Grace yang melihatnya tersenyum smirk rencananya berhasil sudah sekarang ia tak usah cape' melawan Anneth karena Deven memang sudah kasar terhadap Anneth dan ia sangat suka itu
Grace:"emm sayang maafin aku ga bantuin kamu aku takut" dengan muka yang ia buat-buat
Deven:"iya sayang ga papa kok aku tau kamu cewek yang lemah lembut bahkan untuk menampar orang lain dan melihatnya aja kamu udah takut"
Grace:"itu kamu tau, langitnya indah ya"
Deven:"iya indah kek wajah kamu yang selalu enak untuk dipandang"
Grace:"ishh gombal" "kau saja yang tidak tahu aku hanya ingin hartamu hahahah, batin Grace"
Deven:"tapi aku bener lho ga bohong"
Grace:"iya aku percaya kok"
Deven:nahh gitu dong percaya sama aku"
Hello aku kembalii, hayoo Devennya jadi kasar nihh ohh iya ini pertama kalinya aku buat cerita semoga suka yaa ohh iya sampai lupa bilang jangan lupa buat vote dan koment ya pencet bintang dikanan ujung bawah
⭐⭐⭐⭐⭐⭐Byee see di part selanjutnya👋
KAMU SEDANG MEMBACA
You are Mine
FanfictionSeorang gadis yang menanti seorang lelaki yang sangat ia cintai, tapi lama-lama cinta yang ada dihati sang gadis itu pun menghilang dan terganti dengan rasa benci dan pada saat itu lah sang lelaki baru kembali mencintai nya lagi setelah ia lebih per...