Epiphany
•
•
•Semua yang terjadi hanya menyisakan luka yang tak kunjung pudar.
Awal mula aku dan kamu bertemu adalah takdir yang sangat aku benci. Namun, siapa sangka, tingkah lakumu mengubah benci menjadi ekhmm.... Cinta.
Haha....
Aku rindu kamu, rindu semua yang ada pada dirimu. Kenangan juga selalu menghantui. Kulihat sosokmu tersenyum di kala dinginnya bulan Desember.Aku tidak tahu, musim hujan bisa seindah ini, tidak, maksudku adalah senyummu--ekhmm indah.
Andaikan saja aku menyadari perasaanku dari awal. Mungkin, ini tidak akan terjadi.
Bukan salahmu yang tidak bisa menunggu, tapi, aku yang selalu menunda hingga akhirnya. Kamu pergi dari kehidupanku.Haha... Sad boy.
Aku yang bodoh, tapi kenapa aku marah? Seakan-akan tidak bisa menerima jika semua yang terjadi adalah kesalahanku.Aku marah pada tuhan, tapi aku tidak berhak.
Kuelus buku hitam yang terukir judul yang begitu indah di sampul. anggap saja aku mengelus rambutmu dari jauh.
Kubuka lembar demi lembar, anggap saja aku masih mengingatmu. Membuka setiap kenangan saat kita bersama.Semua salahku, aku tidak menyesali pertemuan kita. Tapi, andai saja kita tidak bertemu. Ini tidak akan terjadi, bukan?
Elios Detrandi
KAMU SEDANG MEMBACA
EPIPHANY
Fanfiction¶Maafkan aku.. Sampai kamu menutup mata, hanya luka yang kuberikan¶