🍂40🍂

3.3K 398 149
                                    

Hai ges welcome

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai ges welcome

up hari ini yaaa selamat membaca

Terima kasih buat dukungan, kesetiaannya dan kesabarannya

kalian memang terbaikkk

sekali lagi INI NOMIN AREA ya. Jangan SALAH LAPAK lagi

cerita ini di dedikasikan untuk NOMINIST

Dan plis vote dan comment oke? 

supaya penulis tetep semangat sampek work ini selesai

🍂🍂

Jeongin berjalan sembari celingukan kesana kemari berharap bisa menemukan anak kecil yang mirip dengan yang ada di foto dalam ponsel Hyunjin. Berbeda dengan Jeongin yang begitu sungguh - sungguh mencari anak yang bahkan tak ada sangkut pautnya dengan dirinya, Hyunjin hanya bisa diam dan sesekali melirik Jeongin.

Memang benar dia berhubungan dengan Jeongin sebagai pelampiasan karena cintanya tak pernah terbalaskan oleh Nana. Tapi saat ini Hyunjin merasakan perasaan aneh dalam dirinya hingga ia pun memanggil pria yang notabenenya adalah mantan kekasihnya.

"Jeongin...kenapa kau mau membantu mencari Jisung?"

"Hm...hanya ingin saja....sepertinya Nana itu...Nana yang sama dengan yang kau cintai kan?"

"Benar...dia orangnya..."

"Dia cantik.....dan sepertinya memang baik....lalu pria yang satunya?"

"Jeno?"

"Oh....Jeno adalah dia? orang yang di cintai Nana?"

"Ya...sekarang aku sedang berjuang untuk mendapatkan Nana"

"Ah begitu...."

"Lalu kenapa kau bisa ada disini? sedang apa?"

"Hanya ingin saja....tempat ini punya banyak kenangan. Antara aku dan kau...kau ingat dulu kita naik bianglala itu? Ingat cerita omong kosong itu? Aku memaksa menciummu tapi bisa dilihat kita tak bisa bersama"

Hyunjin diam dan hanya memandang punggung Jeongin yang menjauh, kembali mencari Jisung. Pikirannya berkecamuk dengan berbagai hal namun ia menepis semua pemikiran tentang Jeongin. Hyunjin meyakinkan dirinya kalau hanya Nana yang harus ia pikirkan. Sekarang ia harus mendapatkannya, apapun yang harus ia lakukan asal Nana berada dalam pelukannya. 

Sementara itu

Jaemin masih tak senantiasa memandang ke luar jendela, meruntuki apa yang baru saja ia lakukan, mungkin dia memang sudah tidak waras. Pria bersurai karamel itu menulikan pendengarannya dari suara baritone Jeno yang menyebut namanya. Jaemin sangat malu. Ia tahu bukan saatnya dirinya terfokus pada Jeno karena harusnya ia hanya memikirkan anaknya dan dengan secepat mungkin ia harus menemukan Jisung. Tapi Jaemin tak bisa menahan debaran jantungnya yang menggila. Kurang ajar sekali Lee Jeno itu dalam membolak balik perasaannya, bagaimana bisa ia membuat Jaemin tak berkutik begitu saja.

Love Again | Nomin 🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang