denachtwacht presents
The Tale of Spy
.
.
.
Mata johnny tak pernah lepas dari pandangannya terhadap layar komputer. Selalu mengabarkan situasi terkini terhadap pergerakan setiap pengawas yang dilihatnya.
"Turunlah sampai lantai 2, kemudian lewat tangga darurat. Penjaga menunggu didepan lift"
Terlihat dilayar, jaehyun keluar dari pintu tangga darurat di lantai 1. Dengan pandangan yang tidak lepas dari sekitar, ia bergegas untuk keluar dari hotel sambil menyembunyikan pistolnya.
Sesampainya diluar hotel, jaehyun langsung disambut oleh yuta dengan beberapa orang gadis dikanan dan kirinya.
"Ah, sampai jumpa dilain hari" ucap yuta sambil melepaskan tangannya dari pundah kedua gadis yang bersamanya.
Tidak lama kemudian, sebuah mobil telah sampai didepan lobby hotel dan keduanya langsung masuk.
"Ini, bersihkan tanganmu terlebih dahulu. Jangan sampai ada bau darah di mobil" johnny berucap sambil melempar tisu pada jaehyun.
"Thanks, bro" jaehyun langsung mengambil tisu tersebut dan membersihkan sarung tangannya.
"Darah pencuri" lanjutnya dan membuang tisu itu dijalan.
Yuta hanya menggeleng melihat jaehyun dan johnny.
Perjalanan mereka habiskan dengan berbincang mengenai hari-hari mereka.
°
Yuta membolak-balikkan berkas yang ada padanya.
"Aku mau uangnya, tidak bisakah mereka memberi kita uangnya?" ucapnya sambil melihat berkas ditangannya.
Johnny hanya menghela nafasnya sambil melihat yuta yang mengeluh. Sedikit mengendikkan bahu karena hal itu mustahil.
"Apakah gaji kita kurang?" balas jungwoo sambil kembali duduk dikursinya.
Tangannya sibuk mengetik sambil sesekali menjawab telpon yang sampai padanya.
"Dengan tim investigasi kriminal. Ada yang bisa kami bantu?" jungwoo mengucapkan hal tersebut dengan sangat datar.
Johnny hanya tertawa melihatnya. Karena jungwoo sangat membenci panggilan telepon. Namun, karena ia harus menjalani hukuman, ia ditugaskan dibagian operator menjawab panggilan.
"Kasus berikutnya, cukup berbeda. Kita tidak akan membunuh orang kali ini, namun kita akan menghukumnya" ucapan jaehyun mengalihkan perhatian mereka semua.
"Menghukumnya? Menarik" ucap yuta diikuti anggukan oleh johnny, namun tidak dengan jungwoo.
"Ingin ikut, tapi dasar operator sialan. Panggilan telpon ini mengganggu" ucapnya entah pada siapa.
Tidak lama, jaehyun yuta dan johnny segera bergegas menuju mobil. Mereka diharuskan untuk menjalankan misi malam ini.
°
Didalam mobil mereka mempersiapkan pistol yang sekiranya nanti dipakai saat terdesak.
Yuta turun terlebih dahulu, dengan jas bewarna kuning yang mencolok, ia memasuki club terlebih dahulu. Kemudian diikuti oleh jaehyun yang memakai stelan biasa, jas hitam dan kemeja hitam.
Didalam klub, yuta sudah mencari informasi dari orang-orang disekitarnya. Cukup dengan memberikan wajah menggoda, banyak orang yang akan memberikan informasi yang ia butuhkan.
Setelah mendapatkan informasi, maka jaehyun beraksi.
Jaehyun memasuki sebuah lorong rahasia yang hanya bisa dimasuki oleh pengunjung VVIP. Cukup dengan memperlihatkan tanda pengenalnya, maka jaehyun diizinkan untuk berada disana.
Setelah beberapa lorong, maka jaehyun menemukan sebuah pintu yang penuh penjagaan. Dan ia dipersilahkan untuk masuk.
"Jung jaehyun, silahkan duduk" seiring dengan itu, jaehyun menarik kursi dan duduk.
Sudah ada pelayan yang menuangkan minuman serta menyajikan makanan dihadapannya dan kenalannya?
"Terimakasih tuan kim" balas jaehyun, kemudian tersenyum.
Jaehyun diminta untuk membuat tuan kim kembali ke perusahaan. Sehingga, tugasnya kali ini adalah negosiasi.
Tuan kim bukanlah orang yang mudah untuk dibujuk kembali. Jika ia telah menetapkan sebuah tujuan, maka ia akan melakukannya. Termasuk keluar dari perusahaan yang telah melatihnya menjadi agen. Meskipun balasannya dari keluar perusahaan adalah nyawanya.
"Tidak perlu susah-susah untuk membujukku begini, jung" tuan kim langsung pada intinya, sambil memotong steaknya.
"Siapa yang peduli terhadap hasil negosiasi ini, tuan" balas jaehyun sambil memberikan smirk pada tuan kim.
Tuan kim hanya tertawa mendengar ucapan jaehyun. Tentu saja mereka peduli, sangat peduli. Kalau tidak mengapa sampai mereka harus mengirimkan seseorang untuk bernegosiasi dengannya.
"Kalian tidak akan bisa membunuhku" kini jaehyun bereaksi terhadap ucapan tuan kim.
Ketenangan wajahnya perlahan memudar, dan tuan kim tau itu. Senyum kemenangan perlahan muncul dari tuan kim, hal ini disebabkan oleh perubahan wajah jaehyun. Tidak lama, karena jaehyun kembali menetralkan ekspresinya.
Merasa bahwa pembicaraan mereka tidak ada gunanya, jaehyun langsung saja mengambil senjatanya dan langsung mengarahkannya pada tuan kim.
Namun tuan kim hanya berdecih dan tertawa miring.
Karena seseorang juga sudah meletakkan ujung pistolnya pada kepala jaehyun.
Diam sesaat. Tidak ada yang membuka pembicaraan, hingga tuan kim memberikan tanda kepada pengawalnya.
"Peramal berkata bahwa aku akan penjang umur. Sepertinya dia salah" kemudian jaehyun tertawa.
Tidak memperdulikan pistol yang masih mengarah padanya.
Kemudian suara tembakkan pun terdengar, diikuti dengan teriakan histeris.
Tbc.
Ada yang tertarik?
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TALE OF SPY
ActionKehidupan doyoung dan jaehyun bagai gerhana. Keduanya memiliki kehidupan yang berbeda, namun tetap dapat bersinggungan.