Kabut masih menyelimuti
Pandangan tak nampak lagi
Susah sudah kucari
Aku hanyalah mimpi
***"Aku akan berangkat sendiri mencari Anggun Larasita," ucap Adrian setelah usulannya ditolak mentah-mentah oleh Lena.
"Aku ikut!" Suhendi mengikuti rekan karibnya itu. Ia setengah berlari mengejar Adrian yang sudah terlebih dahulu meninggalkan ruangan rapat.
Heran. Itu pikiran Adrian. Heran pada pemikiran Lena yang sudah dengan tenang seolah tidak mau membuka kembali kasus ini dan melakukan penyelidikan ulang. Padahal, Adrian sudah memberikan hasil penyelidikannya di Restoran Apung Ancol. Bahwa belum bisa dipastikan gadis yang makan malam dengan Aliman adalah Cherry. Jika benar bukan Cherry, artinya Cherry berbohong dan dia tidak punya alibi.
"Kenapa mengikutiku?" tegur Adrian masih kurang mempercayai Suhendi.
"Mana bisa aku berhenti begitu saja, kemarin kita menyelidikinya bersama." Suhendi menepuk bahu kawannya itu.
Adrian tersenyum merasa masih ada seseorang di pihaknya. Membantu mengupas tuntas kasus yang sudah seperti benang kusut ini.
"Kamu bisa meminta Aliman Yustanagara untuk bertemu, biar aku cari Anggun Larasita," terang Adrian sebelum mereka berpisah di basement. Suhendi mengangguk dan masing-masing sudah menaiki kendaraan roda empatnya.
Bruuuum bruuum
Deru raungan mesin memenuhi ruangan basement kantor pusat kepolisian kota, kedua mobil itu melaju di garangnya jalanan. Petang telah mengubah langit menjadi gelap. Lampu jalanan berkelip di sepanjang jalan. Geliat kota metropolitan mulai tampak di keremangan. Muda-mudi dan hilir mudik kendaraan bak saling melengkapi satu sama lain.
Adrian menginjak pedal gasnya dan membelokkan kemudi ke Allow Management, di sanalah ia akan mencari Anggun Larasita. Salah satu teman Alisha yang kemungkinan adalah orang yang pergi dengan Aliman.
"Ada janji?" Seorang wanita resepsionis bertanya saat Adrian memasuki lobi utama gedung setinggi puluhan kaki di atas tanah.
"Anggun Larasita," ucap Adrian tanpa ragu. Ia ingat saat hendak bertemu Alisha ia pun hanya menyebutkan nama itu. Meskipun jawabannya yang bersangkutan tidak berada di tempat.
"Sedang keluar," ucap resepsionis persis seperti dugaan Adrian.
"Bisa ditemui di mana? Kami ada janji," lanjut Adrian. "Bilang saja, Adrian Pratama ingin bertemu." Adrian mencoba meyakinkan resepsionis itu.
Sang resepsionis pun tampak menyentuh telepon duduk di depannya, menekan beberapa nomor. Adrian yakin, ia menghubungi menejer pribadi Anggun Larasita.
"Adrian Pratama," bisik resepsionis yang sempat terdengar oleh telinga Adrian.
"Baik," ucap resepsionis itu pada seseorang di telepon.
Resepsionis wanita itu menutup telepon dan kembali menatap Adrian yang masih berdiri di seberangnya menanti jawaban.
"Ada di Hotel Megalodon, ia ada jumpa fans di sana," terang resepsionis.
Adriam tersenyum dan berterima kasih. Ternyata nama Adrian Pratama masih cukup diperhitungkan artis-artis itu. Tentu saja, Citra Super Mall paling sering mengaudisi para model untuk menjadi ambassador maupun bintang iklan dagangannya. Dan Adrian, meski ia tidak menyukai soal mengurus Mall, semua tahu Adrian adalah putra bungsu Gusta Pratama.
Adrian hanya heran, jika Anggun dan Alisha tidak cocok, kenapa ia dengan mudah menerima Adrian untuk bertemu.
Adrian tak mau berspekulasi. Ia memilih segera tancap gas menuju Hotel Megalodon tempat Anggun Larasita mengadakan jumpa fans. Kabarnya, Anggun mendapat banyak job setelah Alisha ditetapkan sebagai tersangka.
Ruang VIP tempat Anggun mengadakan jumpa fans dijaga ketat oleh security. Adrian sempat memperhatikan sekeliling terlebih dahulu. Biasanya di ruangan seperti ini banyak yang mengenalinya sebagai putra Gusta Pratama. Ah, atau mungkin cuma Adrian yang kepedean saja. Nyatanya dua orang berseragam security mendatanginya debgan wajah seram.
"Ada perlu apa?" tanya salah satu dari petugas keamanan itu.
"Gerakan anda mencurigakan, bisa tunjukkan kartu identitas?" Petugas keamanan yang lain langsung memburu pertanyaan sebelum Adrian menjawab.
Adrian hampir saja memberikan kartu identitasnya saat membuka dompet. Untungnya, kartu VIP dari hotel Megalodon masih rapi terselip di antara kartu-kartu lain yang memenuhi isi dompet sang pangeran pratama itu.
"Oh maaf, anda salah satu pelanggan VIP," ucap security itu dengan nada sopan. Sangat berbeda dengan pertanyaannya yang pertama sebelum ia tahu Adrian juga memegang kartu VIP di hotel itu.
"Apakah anda sudah membeli tiket untuk jumpa fans ini?" tanya petugas keamanan itu lagi.
"Belum, aku baru tahu dia mengadakan jumpa fans. Apakah ada tiket khusus?" Adrian bertanya dengan sopan. Ia masih menyembunyikan identitasnya sebagai penyidik.
"Sebentar." Petugas keamanan itu permisi dan menemui seseorang di pintu masuk. Seseorang itu mengecek ID card Adrian di sebuah alat tempel di tangannya. Lantas mengangguk.
"Anda bisa masuk dengan membeli tiket menggunakan ID card anda, kebetulan anda pelanggan VIP, anda akan memperoleh fasilitas hotel kami," petugas di pintu langsung menyampaikan pada Adrian.
Adrian pun mengangguk dan menyetujui dan mempersilakan Adrian memasuki ruangan.
Ruang pertemuan itu cukup ramai. Tamu-tamu adalah penggemar dan reporter yang akan mewawancarai Anggun Larasita.
Adrian menoleh ke kanan dan kiri, memastikan mereka tidak terlalu tertarik oleh kehadirannya. Namun, Adrian memang harus maju dan berbicara dengan Anggun walau sejenak. Ia butuh memastikan artis itu.
Postur Anggun tergolong kecil, agak mirip dengan Cherry dafi segi perawakan meski wajah mereka jauh berbeda. Cherry memiliki wajah oriental yang manis dan cantik apa adanya. Sedangkan Anggun sudah biasa oleh polesan make up dari penata riasnya.
Adrian menarik topinya untuk menutup wajah, ia berjalan menerobos kerumunan hingga sampai di tempat artis itu duduk.
Anggun yang masih menjawab pertanyaan berdiri seketika melihat ada yang mendekatinya. Beberapa penjaga Anggun langsung mendekat.
Adrian tetao tenang dan mendekat ke arah Anggun.
"Bisa minta waktu untuk bicara," bisik Adrian sembari menyerahkan kartu namanya yang berlabel Grand super mall Citra. Di sebaliknya Adrian sudah menuliskan janji bertemu malam ini di restoran VIP hotel Megalodon ini.
Siapa yang tidak terpesona. Adrian yang berwajah tampan sembari membawa kartu nama dari Grand Super Mall di mana para model antri untuk dijadikan brand ambassador. Tentu saja, Anggun mengangguk menyanggupi.
Adrian tersenyum merasa berhasil untuk menginterogasi Anggun. Ia lantas pergi tanpa pamit dari ruangan jumpa fans itu. Sementara Anggun, masih terpesona tanpa memikirkan hal lain lagi.
Siapa sangka, Adrian justru hendak mengorek informasi darinya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
CIRCLE OF LOVE
Mystery / ThrillerAdrian harus memilih, profesi-cinta, atau keluarganya? Ketika ia dihadapkan pada sebuah kasus yang menyeret dua nama sekaligus. Alisha sang Kakak, dan Cherry cinta pertamanya. Apakah Adrian akan profesional? Akankah ia menemukan potongan kisah kelua...