••●○●••
Langkah jenjang gadis itu mengantarkannya ke sebuah ruangan yang sudah sekitar setahun ini jarang ia kunjungi. Gallery. Tempat dimana ia mengekspresikan segala ide, kreatifitas, dan bakat yang ia punya.
Meskipun cukup lama tidak dimasuki olehnya, ruangan itu tetap bersih dan wangi. Seohyun duduk disalah satu bangku; di depannya terdapat lukisan seorang wanita cantik. Ia sendiri yang melukisnya, dulu.
"Bunda..." gumamnya seraya menyentuh lukisan tersebut.
Seohyun tersenyum kecil, lalu mengalihkan perhatiannya ke benda yang lain. Melihat sebuah bola kaca yang dulu pernah ia buat, muncullah suatu ide brilian.
Mutiara hitam! Ya, dia ingin membuat bola kaca tetapi berwarna hitam mengkilat seperti mutiara hitam.
Dia pun segera mencari alat dan bahan yang dibutuhkan di dalam almari besar disudut ruangan. Dia membersihkan meja kerjanya, lalu meletakkan bahan dan alat dimeja tersebut. Kini, dia siap membuat manipulasi dari mutiara hitam.
Tiga jam kemudian.
Manipulasi mutiara hitam pun jadi. Belum jadi sepenuhnya, tapi. Masih perlu di diamkan agar warna dan bentuknya padat dan menyatu.
Seohyun meletakkan benda itu di dalam lemari kaca khusus yang sengaja ia siapkan untuk sesuatu (benda) yang habis dia buat.
Gadis itu tersenyum manis, manipulasi mutiara hitam itu tampak cantik. Hampir seperti yang asli. Tiba - tiba terpikir olehnya, 'seharusnya aku masuk sekolah seni saja'.
Tapi, kalau dia masuk sekolah seni, dia tidak akan bisa mengikuti Kyuhyun lagi. Karena Chanyeol tidak begitu menyukai seni, lelaki itu cenderung menyukai olah raga. Terutama, sepak bola.
Seohyun mengedikkan bahu. Lagi pula dia tidak memiliki cita - cita menjadi seniman. Untuk apa sekolah seni?
Toh tanpa sekolah seni pun dia sudah mengusai banyak ketrampilan seni rupa maupun seni musik. Jadi, sekolah negeri biasa sudah cukup.
Sadar kalau dia sudah lama berada di dalam ruangan tersebut, Seohyun pun bergegas keluar. Dia baru ingat, ada banyak tugas dari sekolah yang harus ia kerjakan sebelum liburan tiba.
••●○●••
Hari ini benar - benar hari yang sangat melelahkan bagi Ibu dua anak itu. Ibu Chanyeol, beliau, harus kembali ke rumah demi mencari dokumen yang ketinggalan.
Padahal, kemarin Presdir bilang kalau dokumen itu tidak diperlukan hari ini, tapi tiba - tiba Presdir datang ke Ibu dengan marah - marah meminta dokumen tersebut.
Mungkin, Presdir sedang pms. Wajar saja, Presdir di kantor Ibu 'kan perempuan, lebih tua dari Ibu pula, jadi sering marah - marah itu adalah hal biasa.
Ibu membuka laci meja kerjanya di rumah. Dokumen dalam balutan map berwarna kuning itu tak kunjung ketemu. Ibu sampai frustasi mencarinya.
Ibu pun membongkar rak buku yang berada tepat di samping meja kerjanya. Sekian menit mencari, akhirnya ketemu.
Saat akan memasukkan dokumen itu ke dalam tas, (tanpa sengaja) ibu melihatsebuah kalender dimeja. Ibu membeku sejenak. Dokumen tersebut beliau letakkan di atas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗕 𝗟 𝗔 𝗖 𝗞 𝗣 𝗘 𝗔 𝗥 𝗟 ✔ Ⓒ︎Ⓞ︎Ⓜ︎Ⓟ︎Ⓛ︎Ⓔ︎Ⓣ︎Ⓔ︎
FanfictionAku memang tak SEMPURNA karena itulah aku disebut MANUSIA. Tak ada yang sempurna dalam hidup. Jadi nikmatilah hidup ini dengan selalu bersyukur dan tersenyum.