Prolog

25 2 0
                                    

The pain must be part of cure for broken heart causes loved someone

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

The pain must be part of cure for broken heart causes loved someone.

🗝

Kalimat bahwa Tuhan tak pernah memberi cobaan melewati batas umat-Nya barangkali adalah sebuah kalimat omong kosong yang digunakan sebagai bentuk dukungan pada orang lain yang tengah menghadapi sebuah luka. Sebab pada kenyataannya, tak ada satu pun manusia yang sanggup dengan yang namanya cobaan, apa pun itu bentuknya.

Hanya saja, apa Tuhan itu benar-benar nyata?

Song Jihyo tak tahu kapan terakhir kali dia berdoa sembari menyebut nama Tuhan dalam tangisnya dan berharap adanya setitik harapan yang mampu membuatnya kembali menjadi manusia seutuhnya. Setiap hari dia selalu bertanya hal yang sama, seolah dunia yang dia pijak adalah sebuah tempat yang cocok untuk mempertanyakan banyak hal tentang sesuatu yang selalu orang lain agungkan.

Lantas hari ini, hari di mana semua hal yang telah cukup lama dia tahan dan simpan di dalam hati kembali mencuat ke permukaan. Tuhan, apa Dia nyata? Pikirnya lagi dengan kedua manik yang berkedip pelan. Tangannya bergetar dengan revolver yang berada di dalam genggaman tangan kanan. Darah menitik dari lengan yang robek dan jatuh melewati jari manis dengan cincin berlian yang nampak berkilau diterpa lampu ruangan.

Rambut yang tadinya di sanggul rapi kini berantakan dan jatuh menghalangi kedua mata yang penuh dengan liquid itu. Dadanya terasa sesak, sementara bibir yang luka kini terkatup rapat dengan gigi yang bergemelatuk menahan segala amarah yang memuncak di kepala. Bau amis darah, perabotan rumah yang berantakan, figura yang pecah dan berserakan di lantai, serta sesosok manusia yang teramat berharga baginya dengan cairan kental mengalir keluar dari kepalanya yang berlubang.

Pemuda yang sejak tadi berdiri di hadapannya kini mengangkat pistol yang masih setia dia genggam. Mengarahkan moncong pistol itu, pun menatap dengan sorot mata yang menyalak. Geum Jungkook, satu-satunya manusia yang masih tersisa untuk dia musnahkan dalam pertempuran yang melelahkan ini.

Dulu, ada dua hal yang tak masuk akal baginya; Tuhan dan juga cinta. Cinta adalah sesuatu yang konyol untuk dipercaya, sama seperti Tuhan. Mereka tak nyata keberadaannya. Mereka omong kosong. Sebab, mempercayai kedua hal itu adalah sebuah kesia-siaan. Dan kesia-siaan adalah sampah. Dan sampah harusnya berakhir dibuang ke tempat sampah. Hanya saja setelah pertemuannya dengan sosok itu, semuanya benar-benar nyaris berubah.

Gadis yang tak percaya cinta dan Tuhan perlahan merubah sudut pandangnya.

Namun hari ini, semuanya kembali pada kenyataan semula. Tak ada cinta yang bisa dia rasakan untuk menemukan sebuah kebahagiaan dan tak ada Tuhan yang menakdirkannya pada manusia seperti Jungkook. Tidak, semuanya hanya ilusi dan imajinasi yang datang dari alam bawah sadarnya. Jungkook tak benar-benar mencoba mengubah segala sudut pandangnya tentang dunia.

Memejamkan mata, gadis itu lantas mengarahkan moncong pistolnya sembari menahan diri untuk tak meneteskan airmata walaupun dia gagal. Sebab pada detik di mana suara jam di rumah mewah itu berbunyi nyaring, Jihyo menitikkan airmata bersamaan sesak yang hadir tatkala menyadari bahwa luka itu benar-benar membuatnya mati rasa.

ImpostorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang