1

7 3 0
                                    

"Gue mau dijodohin."

Kata-kata Senja membuat Sonia, Sherly, dan Sharon tercengang di tempatnya. Sahabat mereka yang satu ini tidak sedang bercanda kan? Ini sama sekali tidak lucu.

"Ngelawak lo?" tanya Sonia, masih tidak percaya apa yang Senja ucapkan tadi.

"Liat muka gue. Keliatan bercanda emangnya?" tanya Senja menantang.

Sherly menatap Senja. Mencari kebohongan dimata sahabatnya. Tapi Ia tidak mendapatkan itu dari mata Senja. Sahabatnya ini tidak sedang bercanda.

"Kapan bilangnya?" tanya Sharon. Sharon yang biasanya suka bercanda mendadak serius sekarang.

"Kemarin sore habis pulang sekolah gue dipanggil buat ke ruang kerja papa. Terus papa sama mama gue bilang gitu," jawab Senja lesu.

"Lo tau cowoknya?" tanya Sherly. Ia khawatir. Bagaimana kalau calon tunangan Senja bukan orang baik. Bagaiman kalau calon tunangan Senja seorang dept collector?

Senja menggeleng, "Gue belum tau. Tapi katanya lusa bakal ketemu."

"Gue gak tau harus ngomong apa. Tapi lo setuju gak sama semua ini?" tanya Sonia pada Senja.

"Setuju. Apapun demi mama gue balik kaya dulu lagi," jawab Senja. Sebenarnya dia ragu pada pilihannya sendiri. Tapi Ia mencoba yakin dan jalanin ini semua.

"Maaf ya kita gak bisa bantu banyak. Semangat Senja. Semoga lo bahagia selalu," ucap Sherly. Gadis ini memang yang paling manis diantara mereka bertiga.

"Makasih Sherly. Makasih Sonia. Makasih Sharon. Gue sayang kalian,"

▪︎

Saat ini Senja tengah terduduk kaku di ruang guru. Menatap canggung wali kelasnya. Tadi setelah Ia selesai makan siang dengan teman-temannya. Senja langsung dipanggil wali kelasnya untuk ke ruang guru. Dan disinilah Senja sekarang, terduduk kaku dihadapan wali kelasnya.

"Kamu sangat pintar Senja. Ibu bangga punya murid seperti kamu," ujar Bu Jessy.

Kata-kata itu yang selalu Senja dengar jika Ia dipanggil ke ruang guru. Sejujurnya Senja bosan. Ia ingin hal lain yang bisa mambuat dia bahagia selain belajar terus menerus.

"Terima kasih Bu," balas Senja seadanya.

"Kamu barusan menyumbang satu piala lagi Senja. Hebat sekali. Kamu mau ikut olimpiade fisika bulan depan?"

"Maaf Bu. Boleh saya istirahat dulu? Saya juga buruh refresh otak saya."

"Wah sayang sekali. Padahal kamu itu pintar dibidang ini."

"Maaf Bu. Sekedar saran. Kenapa tidak Mauretta saja yang mengikuti olimpiade fisika bulan depan?"

Mauretta adalah partner olimpiade Senja. Tapi kadang Senja juga dipasangkan bersama Devan.

"Nanti ibu tawari Mauretta. Ya sudah kalau kamu ngga mau ngga apa-apa. Istirahatkan otak kamu dulu ya."

"Baik Bu. Terima kasih. Saya keluar dulu."

Senja bernafas lega setelah keluar dari sana. Senja butuh healing sekarang.

▪︎

"Bagi dong bro,"

Erza mendelik pada Dafi yang baru saja mencomot batagor miliknya. Dafi yang baru saja datang dengan keringat yang mengalir deras dipelipisnya hanya meringis tanpa rasa bersalah sedikitpun.

𝐴𝑛𝑒𝑚𝑜𝑠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang