08.

430 70 27
                                    














































Setelah mendengar cerita Sunoo, kelima pemuda di bagian belakang akhirnya tertidur pulas, mungkin karena efek kelelahan berjalan jauh. Sementara dua pemuda di bagian depan masih terjaga.

"Ka, kalau kau mengantuk bilang saja biar aku yang menggantikanmu menyetir" Ucap Ni-Ki pada Sunghoon, pasalnya dari awal berangkat Sunghoon lah yang menyetir dan dia tidak tidur sama sekali.

"Tak apa, aku belum mengantuk. Kau tidur dulu saja! nanti kalau aku sudah mengantuk kau akan ku bangunkan" Jawab Sunghoon.

"Baiklah" Akhirnya Ni-Ki mencari posisi ternyamannya untuk tidur, lelah sekali dia tuh.

Sunghoon membawa mobilnya menyusuri jalanan desa yang becek dengan kiri dan kanannya pohon-pohon yang cukup besar. Jalan untuk keluar dari desa masih sangat jauh, mungkin sekitar dua jam lagi. Selain fokus pada arah jalanan ekor mata Sunghoon juga fokus pada samping jalan karena siapa tau ada eksistensi lain di sekitar mereka.
















SRAKKK















GRAHHHHHH

Tubuh Sunghoon tiba-tiba menegang, dengan cepat dia menepuk pundak Ni-Ki agar bangun lalu membangunkan yang lainnya, Sunghoon punya firasat kurang baik setelah ini.























































DORRR



DORRR



DORRR



Itu adalah suara tembakan dari Sunoo, dia langsung bangun saat Ni-Ki ribut-ribut membangunkan yang lainnya. Mata rubahnya langsung terfokus pada zombie-zombie yang mengejar mobil mereka.

"Woahh daebak" Heeseung kagum karena kesigapan Sunoo dan beberapa tembakannya yang tidak pernah meleset.

"Jangan diam saja! Ayo bantu aku!!".

Heeseung, Jungwon dan Jay melongo, pasalnya ini benar-benar baru bagi mereka. Walau Jay pernah sesekali mengintip orang-orang suruhan pemerintah menembak tapi jarak mereka juga cukup jauh, jadi mana Jay lihat benda apa yang di tekan agar senapannya bekerja.

"Ba-bagaimana caranya menggunakan benda ini, Sunoo?” Itu Jay yang bertanya, pencuri ini benar-benar buta pada teknologi modern agaknya.

"Tinggal tekan pelatuknya".

"O-oke” Jay, Heeseung dan Jungwon mengangguk.

"Jake, kau bisa?" Tanya Sunoo.

"Tentu saja, dulu saat sekolah di Australia aku pernah mengikuti ekstrakurikuler menembak" Sunoo bernafas lega mengetahui bukan hanya dia dan Ni-Ki saja yang akan bergelut dengan senapan.

Sementara di tempatnya Ni-Ki juga tengah sibuk menembaki zombie-zombie yang mengejar mobil mereka juga tidak lupa kakinya yang digunakan untuk menendang zombie yang mencoba untuk menggapai mereka.

Duagh

Duagh

“Rasakan itu makhluk jelek” Ejek Ni-Ki pada zombie-zombie yang terjengkang karena bagian kepalanya dia tendang.

DORRR

Langkah Jay terdorong sedikit ke belakang karena senapannya sendiri.

“Woahh itu tadi mengagumkan” Jay tambah bersemangat menembak makhluk-makhluk sialan itu.

DORRR

“Aishh menyebalkan, kenapa selalu meleset?!” Heeseung mencebik kesal karena peluru yang ia tembakan tidak ada yang mengenai target, bahkan jika dilihat lagi jauh dari target. Heeseung belum terbiasa menggunakan senapan.

DORRR

“SUNOO!!!”

Sunoo meringis saat merasakan benda panas dan padat itu menggores lengan kirinya, darahnya merembes keluar menimbulkan bercak-bercak di baju yang Sunoo pakai, apalagi bagian lengan.

“S-Sunoo maafkan aku, aku tidak sengaja” Jungwon gelagapan saat tau kalau peluru yang berasal dari senapannya malah meleset dan menggores lengan Sunoo.

“Ti-tidak apa, Jungwon. Shhh” Sunoo langsung menjatuhkan senapannya, tangan kanannya di gunakan untuk menutup luka itu, bermaksud agar darahnya berhenti keluar.

Sunoo memaklumi Jungwon, walau bagaimanapun ini adalah yang pertama kalinya bagi Jungwon, bukan hanya Jungwon tapi juga untuk Heeseung dan Jay. Jadi mau marah pun dia tidak tega, apalagi saat melihat wajah manis Jungwon dan matanya yang berkaca-kaca menyesal.

Shit, Ni-Ki cepat beralih ke kemudi!!” Titah Sunghoon, dengan gerakan cepat Ni-Ki sudah duduk di kursi kemudi dan Sunghoon langsung beralih ke bagian belakang mobil yang ditempati oleh kelima pemuda tadi.

Sesaat setelah sampai di bagian belakang mobil, Sunghoon langsung menarik tangan Sunoo. Sunoo yang kaget karena tangannya tiba-tiba di tarik langsung jatuh terduduk.

“Tidak ada kain di sini?” Tanya Sunghoon sementara Sunoo hanya menggeleng masih menahan darah agar tidak terlalu banyak keluar dengan tangan kanannya.

Bretttt

Sunghoon merobek kemejanya.

"Buka bajumu!" Titah Sunghoon

"Ehh?!"

"Darahnya merembes keluar jika tidak ditahan kau akan kehabisan darahmu, mau mati? mau?” Sunoo menggeleng karena pertanyaan dari Sunghoon, tidak ada keinginan untuk mati secuil pun pada hati Sunoo, yaa walaupun hidupnya benar-benar hancur setidaknya dia masih ingin mencari kebahagiaan yang belum sempat dia rasakan.

Sunghoon sendiri adalah mahasiswa kedokteran, makanya dia langsung tanggap saat Sunoo terluka, sementara Ni-Ki sendiri adalah mahasiswa management tapi dia juga mengambil ekstrakurikuler menembak jadi tanpa dilatih oleh Sunoo dia sudah pandai.

Sunghoon?

Tidak, dia hanya mahasiswa kedokteran biasa dan tidak pandai menembak. Makanya saat yang lain sibuk dengan senapannya Sunghoon lebih memilih untuk menyetir mobil.

___________

















Pub : 17 Desember 2020
T o  B e  C o n t i n u e

Our Connect [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang