02 ; Tragedi Apartemen

20 5 1
                                    

Hari itu aku melihatnya tengah berdiri mematung di sana sambil menatap ke arah jendela kaca seberang apartemennya.

Sama. Sekali. Tidak. Bergerak.

Bukan, bukan maksudku dia itu mati kaku atau bagaimana. Tapi, dia melihat sesuatu.

Sesuatu yang sangat mengerikan di dalam apartemen yang berada di seberang apartemennya.

Mau tau apa?

















Dia melihat seorang pembunuh.

Seorang pembunuh dengan sebelah tangan memegang pisau dan sebelah tangannya lagi menjambak rambut sebuah kepala wanita yang telah terpisah dari tubuhnya.

Lalu, apa yang dia lakukan?

Tidak ada.

Dia hanya menatap pembunuh itu dari kejauhan dengan tubuh yang sama sekali tidak ingin bergerak.

Entahlah. Mungkin... karena korban dari pembunuh itu adalah mantan kekasihnya?

Eh, atau saudaranya, ya? Eh, eum, atau...










AH! Aku ingat, aku ingat, nama wanita itu adalah Jeon Somi! Iya, benar! Aku pernah mendengarnya!

Dan yang ku tau juga, Somi itu masih berhubungan dengannya!

Wah, pantas saja dia tidak bergerak... ternyata shock ya kekasihnya dibunuh dengan cara brutal seperti itu?

Tapi kemudian, tiba-tiba saja si pembunuh itu melempar kuat-kuat kepala Somi hingga membentur dinding dan tengkoraknya pecah.

Dan dia masih tidak bergerak di seberang sana.

Oh, tidak! Cepat lari, bodoh! Batinku saat itu. Aku takut, jika dia tidak segera lari dari sana, maka si pembunuh akan melakukan sesuatu yang mengerikan padanya... oh, tidak... jangan sampai terjadi...

Namun, sampai ketika si pembunuh mendongak dan balik menatap dia, dia tetap terdiam di sana.

Bahunya berguncang hebat. Aku tau dia ketakutan.

Perlahan, ku lihat si pembunuh itu mengangkat jari telunjuknya ke depan bibir.

Seperti mengisyaratkan agar dia diam dan tidak memberitahu siapa-siapa.

Dan dia mengangguk. Terpaksa mengiyakan keinginan si pembunuh yang tersenyum lega di seberang sana walau ku tau ia sangat ketakutan.













Si pembunuh pun pergi.






Dia akhirnya bisa bernafas lega meski hatinya masih berdenyut sakit akibat kekasih yang telah pergi meninggalkannya lewat jalur yang sangat mengerikan.



















Dan dia juga mengira kalau semuanya sudah selesai.













Hhh...

Namun, kalian tau apa yang terjadi keesokan harinya?



























Dia mati.

Hmm, sayang sekali...

Padahal orang-orang selalu berfikir kalau Somi dan Vernon itu adalah pasangan yang sangat serasi...













Tapi, ya... sudahlah.

Aku tidak ingin terlalu lama memikirkannya.

Lagipula, semua sudah berlalu.

Aku harus belajar merelakan dan tidak terhanyut dalam penyesalan.

Well, senang sekali rasanya akhirnya aku bisa kembali menjalani hidup dalam ketenangan tanpa rasa sakit lagi...





__________

Tertanda, Ji

Minggu, 15 November 2020

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝙈𝙞𝙙𝙣𝙞𝙜𝙝𝙩 𝙎𝙩𝙤𝙧𝙮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang