Aku yang salah buka hati atau kamu yang sekedar ilusi?
-----
Bayang mu selalu menyita pikiranku, realita menyadarkan ilusi ku.
Jika memang niat awal mu hanya untuk bercanda, setidaknya jangan ajak perasaanku untuk bercanda, karena perasaan bukan untuk dimainkan.
Jika memang kehadiran mu hanya sebagai penawar keterpurukan ku di masa lalu, maka kini? sudah habiskah penawar mu untukku?
Kau pernah berjanji bahwa dunia hanya untuk ku dan untuk mu, dan kau pernah berkata bahwa . . kita akan selalu berada di dekapan yang sama.
Dan, bodohnya aku percaya.
Kepercayaan ku seolah sirna, aku salah, percaya padamu hanya menorehkan luka . . yang kini luka itu membekas di hatiku.
Benar ya terlalu percaya itu sakit, karena apa yang dilebih lebihkan tidak dalam kata baik.
Mencintaimu memang ingin ku, tapi nyata semesta aku harus melepas mu.
Jadi, Sudah cukup ya?
End