Bunga Tak Berdosa
Naruto © Masashi Kishimoto
Story by: Rifuki
Perang telah menimbulkan banyak kematian, luka, dan penderitaan. Tak terkecuali Ino yang kehilangan ayahnya dalam perang. Ino tak tahu jika hidupnya akan kesepian seperti ini. Mungkin karena dulu ia dimanja oleh ayahnya. Kehilangan ayah adalah pukulan terberat dalam hidup Ino. Namun sebagai shinobi, Ino tak boleh terus dirundung kesedihan. Ia harus bisa menjalani kehidupannya seperti biasa.
Suatu sore, Ino memutuskan untuk berjalan-jalan menyegarkan pikiran karena sudah seharian melayani pembeli di toko. Lalu ia tak sengaja melihat tulip putih di sebuah tebing. Tulip itu terlihat layu dan nyaris mati karena hidup di tebing bebatuan jadi jarang mendapatkan air.
Rasa kecintaan pada bunga membuat Ino ingin mengambil bunga malang itu. Ia ingin memeliharanya di rumah.
Saat ia akan meraih tulip tersebut, tiba-tiba batu yang dipijaknya longsor. Kejadiannya cepat dan Ino tak bisa berbuat apa-apa. Ino memejamkan matanya, tak ingin melihat jajaran bebatuan di dasar tebing yang siap menghancurkan kepalanya.
"Ino-chan, kau tak apa?"
Ino membuka matanya, mendapati Hinata memperhatikannya.
"Aku baik-baik saja," jawab Ino. Ino lalu mengedarkan pandangannya. Ini toko bunga miliknya, kenapa ia di sini?
Yang lebih membuat Ino aneh adalah ia melihat pemandangan yang pernah ia alami sebelumnya. Dari mulai Hinata membeli sebuket lili, urutan datangnya pengunjung, bahkan embusan angin yang menerpa rambutnya. Ino yakin, baik sekarang maupun kejadian sebelumnya bukanlah mimpi karena semuanya terasa nyata. Lalu apa yang terjadi?
'Jangan-jangan...'
Ino memperhatikan pintu masuk. Jika tebakannya benar, maka sebentar lagi akan datang Shikamaru.
Lonceng berbunyi, menandakan ada seseorang yang masuk ke toko dan orang itu... Shikamaru.
Lagi-lagi kejadian yang sama.
Ino melihat jam dinding yang menunjukkan jam 1. Tiba-tiba tangan Ino bergetar, dugaannya tepat, ia telah kembali ke 2 jam sebelumnya!
"Bagaimana rasanya meninggal, Ino?"
Ino terlonjak mendengar seseorang berbisik di telinganya. Ia menoleh dan mendapati Naruto sedang nyengir di sampingnya. Saat itulah Ino sadar jika Naruto tahu sesuatu.
"Jelaskan semuanya! Sekarang!"
Wajah Naruto berubah serius. "Aku memutar ulang waktu dengan jurus baruku." Mulut Ino terbuka. Naruto tahu Ino tak mempercayainya "Mau bukti?"
Ino diam, Naruto artikan itu sebagai 'iya'. Naruto lalu menyingkirkan poni Ino, memegang pipinya, dan menatap kedua mata birunya. "Kau punya mata yang indah, kenapa kau sembunyikan?" tanya Naruto cuek.
Sontak Ino langsung malu karena Naruto seenaknya memegang pipinya.
PLAK!
"Kau lihat? Bekas tamparanmu di pipiku hilang, begitu juga rasa sakitnya. Itu karena aku memutar waktu ke 5 detik sebelumnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Day of Time Traveler
Fantasy~Wajah Naruto berubah serius. "Aku memutar ulang waktu dengan jurus baruku." Mulut Ino terbuka. Naruto tahu Ino tak mempercayainya "Mau bukti?"