Mine merapatkan masker dan kacamata hitam yang bertengger di batang hidungnya. Tangannya sibuk mencari kemeja untuk kekasihnya bekerja. Katanya sih, gara-gara sudah banyak yang tidak muat. Ia bingung sebenarnya, perasaan lelaki itu tidak banyak makan tapi kenapa bajunya malah sempit semua?
Hamil kali ya?
Gadis itu menggeleng. Laki-laki mana bisa hamil!
"Oh, Mine-chan." Tetsurou berucap tatkala ia mendapati gadisnya tengah memilih kemeja yang digantung pada etalase. "Menurutmu bagusan yang mana? Yang ini atau ini?" Ia bertanya seraya mengangkat dasi yang berada di tangan kanan dan kiri. Dasi yang berada di kanan adalah dasi hitam dengan garing putih sementara yang di kiri adalah dasi biru dongker dengan perpaduan garing putih dan biru muda.
Mine melihat kedua dasi tersebut secara bergantian lalu beralih pada Tetsurou. Pipi sang lelaki juga tidak terlalu tembem. Apa karena akhir-akhir ini Tetsurou melakukan program diet untuk menambah massa otot ya?
"Mine-chan?" panggil sang kekasih. "Jangan melamun dong." Ia memperingatkan. "Iya aku tahu aku ganteng, tapi terpesonanya nanti dulu. Lama-lama kau bisa dikejar penggemarmu loh."
Gadis itu menghela napas kasar. Benar juga, tujuan mereka kesini untuk membeli setelan baju kerja Tetsurou yang tidak muat lalu kembali ke apartemen. Ia pun menunjuk dasi yang berada di tangan kiri kekasihnya.
"Yang ini lebih bagus."
"Oke, aku ambil yang ini."
Tetsurou pun berlalu meninggalkan Mine sejenak, mengembalikan dasi yang tidak jadi diambilnya dan segera kembali pada sang kekasih.
Mine sendiri masih bingung memilih kemeja mana yang bagus. Walau baju lelaki itu semuanya sama saja, hanya berbeda di warna, tapi ia memerhatikan betul bahan juga kenyamanan untuk Tetsurou.
Ia memejamkan kedua mata, tangan terangkat guna me-capcipcup kemeja yang harus dipilih. Dimana tangannya berhenti disitulah kemeja yang harus diambilnya. Mine pun menggerakkan tangannya dari ujung ke ujung sampai ia menghentikkan pergerakkannya lalu mengambil kemeja biru muda.
Kala membuka kedua mata, ia tersentak ketika sebuah tangan juga ikut mengambil kemeja tersebut membuatnya menoleh. Didapati Tetsurou yang menatapnya dengan senyuman lebar di wajah.
"Ini bagus kok."
"A-Ah, ya." Mine salah tingkah. Beruntung wajahnya tidak terlalu terlihat karena tertutupi masker dan kacamata hitam, serta topi bucket yang menutupi kepalanya.
Tetsurou mengambil kemeja tersebut dari gantungan lalu membawanya bersama dasi yang ia pilih. Mine sendiri membawa setelan jas dan celana, berjalan mengikuti sang lelaki di depannya. Ia menatap punggung tegap kekasihnya yang tak disadari semakin lebar, berbeda saat masih sekolah dulu.
Mine memang tidak bisa mengelak kalau Kuroo Tetsurou itu kekasihnya yang paling tampan, tapi banyak yang tidak percaya kalau mereka berpacaran. Yah, di satu sisi memang menguntungkan karena Mine memang tidak mau mempublikasikan hubungannya ke khayalak umum. Namun, ruginya jadi banyak yang tidak percaya.
Ia berjalan menyusul langkah Tetsurou dan mengambil tangan sang lelaki lalu menggenggamnya, membuat Tetsurou tersentak dan menoleh pada gadis di sisinya.
"Tumben?"
"Lagi pengen pegangan tangan aja."
Terpatri senyuman tipis di wajah Tetsurou, membuatnya mengeratkan genggaman tangannya dan berjalan sampai ke kasir.
"Ngomong-ngomong, Mine-chan ... aku malu," Sang lelaki berucap, membuat Mine memiringkan kepalanya.
"Oh, aku lepasin ya?"
Tetsurou menggeleng. "Mau bilang aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
ꜱᴡᴇᴇᴛ & ꜱᴜɢᴀʀ [✓] || TetsuMine
Fanfiction[Kuroo Tetsurou x OC] Beberapa kisah manis dari sepasang kekasih.