Membersih rumah

1 0 0
                                    

Setelah memakan buah mangga sampai penuh Raisya kembali berfikir  bagaimana ia dapat membersihkan rumah dengan debu seruas jari nya. Tak berapa lama ia melihat tumbuhan liar yang memiliki ranting yang begitu lebat,kemudian muncul ide di benaknya . Kenapa tidak ia membersihkan bagian  atap rumah itu dulu, agar seluruh jaring Laba-laba dan binatang lainnya hancur.

  Setelah merasa yakin, ia turun dari pohon mangga lalu mengambil pedang pendek sedikit berat. Namun masih bisa ia kendalikan, ia memotong beberapa  rumput liar yang memiliki ranting yang  tebal lalu mengikatnya di atas  cabang pohon yang ia potong untuk menjadikan sebagai tiang pembersih  atap-atap rumah.

  Raisya merasa puas dengan karya nya lalu mulai membersihkan. Ia membuka  jendela kamar walau kertasnya telah rusak, setelah itu mengikat sobekan kain di hidungnya seperti masker. Lalu mulai berkerja.

Pertama ia membersihkan kamar tidur yang ia tinggali, lalu  kamar lainya, dapur dan ruang tamu. Tak terasa  ia membersihkan nya dengan sangat teliti. Setelah itu ia mengelap juga dengan air setiap kayu atap-atap rumah. Mengunakan baju nya yang basah kemarin.

Raisya bergegas bahkan tanpa istirahat sama sekali. Setelah selesai dengan atap , lalu ia mulai memotong ranting kayu menjadi beberapa bagian. Lalu mengikatnya sama, setelah itu mulai menyapu debu yang keras bahkan hampir menjadi tanah.

  Satu demi satu ruangan berhasil  di bersihkan,  walau tidak sebersih hingga menampilkan lantai kayu, tapi debunya telah sangat menipis. Saat ia melihat matahari semakin tinggi dan sedikit condong ke arah barat. Sepertinya hampir jam dua siang.

Raisya sangat merasa haus , lalu ia teringat di dapur ada wajan. Lalu ia bergegas berusaha menghidupkan api di tungku setelah memasukkan ranting kering dan daun kering. Lalu membersihkan wajan. Dan merebus air.sambil menunggu air masak. Ia membersihkan seluruh ruangan dapur dan perlengkapan lainya. Lalu  ia memotong rumput ilalang dan mengikatnya dengan erat. Ia mulai menyapu debu di kamar hingga ke halaman depan.

Begitu ia membuka pintu halaman depan tak sengaja melihat beberapa ayam berkeliaran di bawah rumput tinggi yang menyerupai tumbuhan tebu itu. Seketika Raisya tersenyum lebar. Ada induk ayam pasti memiliki telur kan. Begitu ia ingat hanya memakan mangga  sebagai makan siang. Ia langsung bersemangat mencari sarang ayam dan telurnya. Ia membawa pedang pendek. Lalu  mencari beberapa sarang telur lalu melihat beberapa butir telur yang masih hangat .  Seketika ia mengambil nya dan membawa ke rumah. Ia melihat air telah matang,

  Ia mengambil wajan yang lainnya lalu merebus telur tiga butir. Lalu melanjutkan menyapu hinga benar-benar bersih. Setelah itu ia mengeluarkan kain di atas ranjang dan menjemurnya di bawah sinar matahari yang sangat panas.

Kemudian ia mulai mengelap seluruh barang dalam ruangan dengan air, lemari, ranjang cermin. Hingga mengepel lantai dan meja yang lumayan besar di ruang tamu. Tanpa ada alat lainya.

Tepat  sekitar jam  5 sore lewat ia telah berhasil membersihkan seluruh ruangan, tidak lagi terasa apek. Bahkan terasa udara segar yang berhembus melewati celah-celah dinding yang belum ia perbaiki. Dan juga melalui kertas jendela  yang sobek.

Setelah membersihkan diri ia juga mengantikan pakaian. Lalu memasuki semua kain di atas ranjang dan merapikan nya. Tak terasa hari gelap begitu cepat. Setelah ia minum air dan memakan beberapa buah mangga dengan telur rebus. Ia siap untuk tidur.

Tidur kali ini ia merasa sangat panjang, tanpa bauk apek sama sekali, dan sangat nyaman . Tanpa ia tau ada bayangan melewati tubuhnya tanpa maksud menganggu sama sekali. Itu adalah bayangan roh pria yang sangat tampan, dengan wajah dingin rambut berwarna silver. Ia memiliki kulit seputih giok. Tengah berdiri menatap tenang ke arah Raisya yang terlelap. Lalu pria itu menggoyangkan lengan nya seketika ia membuat pesona pelindung rumah itu. Lalu berubah menjadi seekor  rubah kecil berwarna putih yang terluka di kakinya. Ia tidur di samping tempat tidur.

Malam begitu cepat berlalu, bulan memancarkan cahaya dingin menembus celah-celah dinding rumah yang rusak. Suara tangisan serigala melolong begitu kuat saling bersahutan bersama di iringi suara ricuhnya binatang lain membangunkan  Raisya yang tengah terlelap .

Raisya bangun saat mendengar suara Serigala semakin mendekat kearah rumah yang ia tempati sekarang. Ia sungguh takut apa lagi ia ingat kertas jendela itu telah ia sobek semua tadi siang, bahkan   kedua pintu di rumah itu tanpa kunci sama sekali.

Ya tuhan..... Bagaimana ini!!!

Batin Raisya terus bertanya begitu gelisah ia mengigit kukunya tanpa sadar memikirkan cara, lalu ia ingat di dapur ada beberapa kursi untuk menyangga pintu.

Seketika Raisya setengah berlari menunju dapur lalu ia mengerahkan tenaganya menahan pintu itu dengan kursi. Setelah itu ia kembali berlari ke ruang tamu lalu menarik meja besar di ruang tamu untuk menahan pintu depan terbuka  . Ia begitu sibuk sampai tak sempat melihat rubah kecil yang terluka itu tertatih-tatih mengikutinya dengan kaki berlumuran darah. Ia juga tidak sadar telah membukakan sebuah kotak rahasia begitu kursi di dapur di angkat.

Setelah merasa sedikit aman dan kelelahan, Raisya mulai merasa perutnya begitu mules dan sedikit kesakitan. Ia mulai menebak sepertinya ia ingin membuang air besar sekarang, atau Raisya sakit perut akibat kebanyakan memakan buah mangga untuk makanan nya.

Setengah menekan perut, sedikit membungkuk tiba-tiba tatapan Raisya melebar saat melihat benda putih penuh darah di hadapannya.seketika tubuhnya terasa lemas tanpa ia sadari dan kedua lututnya membungkuk Raisya terduduk tiba-tiba. Seluruh mulutnya kelu tanpa bisa mengeluarkan suara sama sekali.

Ia terus menatap kearah rubah kecil itu yang mendekat kearah nya selangkah demi selangkah. Lalu mengendus tangannya seperti mencium aroma sesuatu, setelah itu ia mengigit lengan bajunya menariknya pelan seperti menyuruh mengikuti nya.

Raisya yang melihat rubah itu tidak terlalu menakutkan. Dan mengikutinya pelan sampai ia masuk kedalam kamar pertama lalu melihat rubah itu masuk kebawah ranjang dan terlihat seperti menyeret sesuatu.

Raisya yang penasaran mengalahkan ketakutan nya ia ikut berjongkok lalu menarik  bundel kain yang tidak besar keluar dari bawah ranjang. Karena penasaran Raisya membukanya. Ia melihat  sebuah lukisan didalam yaitu seorang gadis cantik  dengan mata seperti mata kucing dengan bulu mata menutupinya surai hitam mengalir lembut di lengkapi mahkota kecil di atasnya. Wajahnya bak telur ayam dengan kulit kuning langsat ia terlihat memeluk  bayi dalam dekapannya begitu erat. Karena penasaran Raisya membolak-balik lukisan itu  , tapi tidak ada sepatah katapun yang tercatat di dalam nya.

Setelah itu ia melihat beberapa rantai tel emas dan sebuah buku tua seperti akta tanah yang pernah Raisya lihat di rumahnya dulu.
..........

 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

black valley lagendaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang