Bab 1. New Era

13 3 0
                                    

Ini bukan sekadar mencari rumus matematika, melainkan rumus kehidupan. Seseorang sedang mencari rumus itu di tengah-tengah kota yang dipenuhi dengan angka-angka. Kota yang tercipta dari algoritma pemrograman yang begitu rumit, dengan jumlah robot yang lebih banyak dari populasi penduduknya. Kehidupan pada tahun 2122 di Kota Mollca benar-benar berubah drastis. Kemajuan teknologi yang semakin canggih membunuh banyak pekerjaan yang semula dilakukan oleh manusia, kini diambil alih oleh robot dan mesin. Hal ini sungguh menyiksa. Mereka yang digantikan oleh robot kini berakhir menjadi gelandangan. Gelandangan-gelandangan tersebut mencoba bertahan hidup dari makanan sisa yang mereka temui, juga air yang tidak terjamin kebersihannya. Banyak dari mereka mati akibat meminum air yang terkontaminasi limbah pabrik. Pemerintah hanya sibuk menyempurnakan teknologi canggih yang ada di kota. Nasib orang-orang yang kehilangan pekerjaan, terbengkalai.

“Kota ini sudah kehilangan jati dirinya, Alfredo.” Lelaki paruh baya berucap kepada pria bertopi bulat yang tengah sibuk menggoreskan kuas ke kanvas.

“Robot medis itu sudah tak lagi merawatmu?” ucap Alfredo yang masih sibuk dengan lukisannya.

“Aku tak tahan lagi. Robot-robot itu merawatku tanpa memedulikan rasa sakit yang aku alami,” tukas pria itu dengan raut wajah murung.

“Wajar bila begitu. Mereka hanya diprogram untuk menyembuhkan, tak peduli dengan metode perawatan yang dilakukan,” ujar Alfredo yang kemudian meletakkan kuasnya ke atas meja. Ia pun beralih ke sofa cokelat.

“Aku menyerah. Aku hancurkan semua robot-robot itu,” kata lelaki itu dengan nada yang sedikit meninggi.

“Usiamu bisa dipastikan kurang dari satu minggu, Sir Arkinson.” Alfredo berkata seolah-olah ia tahu segalanya.

“Kota ini sudah mati. Logika sudah membunuh rasa. Tak ada lagi kebersamaan, tak ada lagi toleransi, tak ada lagi rasa untuk saling memahami,” keluh Sir Arkinson.

“Aku dengar mereka sedang membangun tempat khusus untuk menampung para  gelandangan. Apa kau tidak tertarik untuk mencobanya, Sir Arkinson?” Alfredo menanyakan mengenai apartemen khusus yang akan dibangun di pemukiman kumuh itu.

“Lihat saja, beberapa dari kita ada yang terbunuh saat melakukan demonstrasi di depan gedung pemerintah. Hal itu membuktikan bahwa mereka teramat kejam dan sangat membenci kita,” geram Sir Arkinson.

“Kota ini sudah dipenuhi dengan ketidakjelasan, Sir Arkinson. Logika yang mereka miliki tak mampu untuk aku pahami. Tapi, nikmati saja. Begitulah hidup.” Lagi-lagi Alfredo berkata seolah ia tahu segalanya.

“Kau masih belum menyerah, Alfredo? Hidup di tengah-tengah penderitaan dan ketidakjelasan seperti ini?” tanya Sir Arkinson.

Alfredo berdeham, lalu berkata, “Aku  mencoba mencari makna hidup di kota yang kau nilai tidak bermakna lagi. Sudah aku bilang hidup ini penuh ketidakjelasan. Masa depan kota ini juga tidak jelas, bukan? Mungkin mereka yang jenius itu suatu saat bisa memahami kita, dan kehidupan di kota ini kembali berjalan dengan semestinya.”

Sir Arkinson yang memilih menyerah akan hidupnya hanya menggelengkan kepala mendengar ucapan Alfredo. Ia tidak yakin bila Kota Mollca bisa kembali normal. Mereka pun mengakhiri obrolan. Sir Arkinson segera pulang ke rumah dan menikmati sisa hari yang ia miliki sebelum ajal menjemputnya.

***

Alfredo Cotangent, pria berusia tiga puluh tahun yang menghabiskan sebagian besar hidupnya di jalanan Kota Mollca sambil membuat lukisan abstrak yang tak kunjung laku terjual. Ia bertahan hidup dari sisa-sisa makanan dan minuman yang berasal dari restoran. Walaupun zaman telah berubah, ia masih mempertahankan idealismenya untuk tetap melukis dengan media tradisional berupa kanvas dan cat minyak. Era sekarang, lukisan-lukisan kelas dunia dibuat melalui pemrograman komputer ataupun menggunakan media canggih berupa kertas elektronik.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

COTANGENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang