Prolog

1K 133 0
                                    

"Sstt, Sea!"

Sea yang dipanggil malah asyik mengunyah lontong sayur buatan primadona kantin yang masakannya laris manis, alias Teh Yuyu. Kebetulan Sea memang nggak sempat sarapan tadi pagi.

"Seaaa!" Lysa memanggil Sea dengan nada greget. Sea berusaha mengabiskan kunyahannya lalu menatap malas gadis berponi yang duduk tepat di depannya.

"Kenapa sih??"

"Coba lo liat deh. Arah jarum jam 3"

Gadis blonde itu mengangkat alisnya. Heran.

Ia kemudian mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kantin, seperti mencari-cari sesuatu. Nah, sekarang giliran Lysa yang bingung melihat tingkah aneh Sea.

"Sea? lo ngapain?"

"Ck, katanya tadi suruh liat jarum jam 3. Gue lagi nyari jam ini"

Lysa cuma cengo mendengar penuturan Sea. Ini cewek ngelawak apa gimana sih?

"Lo liat jam yang dimana sih Sa? Perasaan di kantin nggak ada dah"

"Ohh! Mau ngerjain gue ya lo?? Ngaku Sa, ngaku!" lanjut Sea.

Lysa menghembuskan nafas kasar. Nggak nyangka cewek yang langganan juara satu bisa se-lemot ini.

"Nggak gitu maksud gue ogeb!" Lysa menoyor  jidat Sea.

"Awsh! Sakit anjir!" ia mengusap-usap bagian jidat yang ditoyor Lysa tadi. Sementara pelakunya geleng-geleng kepala.

"Lebay"

Sea langsung ngegembungin pipinya. Niatnya sih mau bikin wajah kesal akibat dikatain Lysa. Tapi jatuhnya jadi gemes gini.

Lysa langsung ketawa begitu aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lysa langsung ketawa begitu aja. Yap,  receh banget memang ini manusia :').

Makin lah si Sea ini ngambek. Bukannya apa-apa. Toyoran Lysa itu beneran sakit. Sea yakin dia pakai tenaga dalam deh. Secara Lysa itu ikut ekskul silat, jadi nggak heran kalau beneran pakai tenaga dalam.

"Bagosss! Terus aja ketawa sampe mang Oleh jadi iron man beneran!"

"SIALAN LO SE, HAHAHA! GUE JADI NGEBAYANGIN BENERAN MAAP!"

Dan jadilah Lysa makin menjadi-jadi ngakaknya. Bahkan nggak sedikit yang jadi merhatiin meja mereka gara-gara ketawa yang menggelegar itu. Oke, oke, Sea memang cuek orangnya. Tapi secuek-cuek nya dia tetap aja masih punya rasa malu. Ah, kalo gini sih Sea mau ngubur diri aja deh!

"Sa, stop Sa! Malu-maluin banget bege"

Lysa berusaha mengendalikan dirinya. Malu juga sih dia sebenarnya. Tapi mau gimana lagi ya? Kalo udah ngakak biasanya memang suka lupa daratan. Urat malu juga main putus gitu aja.

"Huftt.. udah nih udah"

Sea mengangguk-angguk lalu bersiap memasukan sepotong lontong lagi ke mulutnya. Namun ia tiba-tiba menatap Lysa dengan sendok yang digantungkan di udara.

"Sa, itu yang jarum jam 3 jadinya gimana??"

Lysa menepuk jidatnya sendiri sebelum akhirnya ia sedikit mendongakan kepala.

"Hm, masih merhatiin ternyata" gumam Lysa.

"Hah? Apa Sa?"

Lysa mencoba bersuara sepelan mungkin untuk menjawab pertanyaan Sea.

"Nengok ke arah jam 3, alias ke samping kanan lo!"

Sea terdiam sejenak. Mencoba memproses perintah dari Lysa.

Oh jadi maksudnya dari tadi tuh suruh nengok ke kanan.. kok gue geblek banget ya?

Jangan salahkan Sea disini. Otaknya sendiri memang kadang memprihatinkan. Dan Sea mengakui hal itu dengan berat hati.

"Jangan bengong woy! Kesambet baru tau rasa lo!" Lysa melambaikan tangan di depan muka Sea.

Sea tak menghiraukan omelan sahabatnya dan memutuskan untuk menoleh ke arah kanan nya. Penasaran juga dia, ada apa sih emangnya disitu?



Deng!



Mata cokelat milik Sea bertemu dengan sepasang mata lainnya. Lebih tepatnya mata seorang lelaki. Baru sepersekian detik saling bertatap, lelaki itu langsung mengarahkan pandangan ke arah lain. Agak kaget juga sih Sea.

Selama beberapa detik, ia masih saja memandang ke arah kanan. Memperhatikan gerak-gerik sang lelaki.

"Dari tadi dia merhatiin lo terus, Se" Lysa angkat bicara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dari tadi dia merhatiin lo terus, Se" Lysa angkat bicara.

"Terus.. kenapa? Gue kan cantik, jadi wajar lah ya"

Asli! Rasanya Lysa pengen cakar muka songong Sea sekarang juga.

"Bukan gitu Roseanneee!"

"Lah? Gimana dong?"

"Ini aneh dan nggak biasa banget!"

Lysa heboh sendiri. Sea hanya ngangkat bahunya pelan.

"Udah lah Sa, ngapain dipikirin. Lagian dia cuma siswa biasa kan? Selagi dia nggak nyenggol ya kita diem-diem bae aja" Gadis itu lanjut makan lontong sayur dengan santai tanpa ada beban sedikit pun.

Sementara itu si Lysa udah melotot aja. Pengen banget ngejedokin kepala Sea ke dinding! Gimana ceritanya Sea nggak tau siapa lelaki yang mandangin dia dari tadi!?




----

Jangan lupa vomment nya yaaa!

HeartbeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang