FLS2N

508 72 2
                                    

"APAA??"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"APAA??"

"Kenapa Sea?" tanya miss Iren. Iya, itu tadi yang teriak si Sea.

"K-kok tiba-tiba saya miss? Sama orang nggak dikenal kayak dia lagi!" protes Sea sambil menunjuk-nunjuk cowok yang tadi miss Iren panggil dengan nama Jeffry. Sementara itu yang ditunjuk hanya mengusap tengkuknya pelan.

"Miss itu tau Roseanne sama Jeffry punya potensi yang luar biasa. Kemampuan gitar Jeff sudah tidak ada saingannya lagi. Vokal merdu Sea juga mampu menyingkirkan sekolah sekolah lain."

"Miss rasa kalian bisa cocok untuk bekerja sama dalam hal ini. Dan miss Iren yakin kalian pasti bisa membawa kebanggaan untuk sekolah kita," lanjut miss Iren.

"Jadi gimana? kalian setuju kan?"

Sea hanya mengangguk pasrah. Tak ada alasan lagi untuk menolak ajakan miss Iren.  Lagi pula, mungkin dengan hal ini Sea bisa meningkatkan skill musiknya dan langkah awal untuk karirnya mendatang.

Sementara itu, Jeffry yang sepertinya sedang memikirkan sesuatu tak mendengar pertanyaan miss Iren tadi. Alhasil ia ditegur oleh sang guru.

"Jeffry, kamu dengar pertanyaan miss?"

"Eh, iya kenapa miss?"

Miss Iren menghela nafas sebentar sebelum kembali mengeluarkan suara.

"Miss tanya, kamu setuju untuk ikut FLS2N ini?"

"Yaa, saya nggak punya pilihan lain kan miss?" sahut Jeffry.

Miss Iren tersenyum sambil mengangguk. Beliau kemudian menyodorkan dua lembar kertas yang sedari tadi dipengangnya. Sea dan Jeffry refleks mengambil kertas tersebut secara bersamaan. Akibatnya kedua tangan mereka tak sengaja bersentuhan.

"Eh?" Jeffry menengok ke arah Sea yang kini sudah membuang muka ke arah lain. Jeffry lagi-lagi hanya bisa menggaruk kepalanya seperti orang linglung.

"Itu formulir yang harus diserahkan ke orang tua kalian. Pastikan diisinya lengkap lalu jangan lupa ditanda tangan. Besok suratnya udah harus ada di tangan miss lagi, paham?"

"Paham miss."

"Ya sudah, kalian berdua boleh pulang. Hati-hati ya!" seru Miss Iren. 

Guru satu ini memang seperhatian itu sama anak didiknya. Mobil miss Iren bahkan udah sering jadi tebengan anak-anak SMA yang nggak dapet angkot akibat pulangnya terlalu sore.

Sea dan Jeffry sama-sama menyalami miss Iren dan mengucapkan terimakasih. Keduanya lalu ke luar ruang aula beriringan. Setelah berada di luar, baik Sea maupun Jeffry hanya terdiam begitu saja. Mereka sama-sama tak mengeluarkan sepatah katapun.

'shit! awkward banget!'

Jeffry mengumpat dalam hati. Dirinya sangat tidak menyukai terjebak dalam kondisi seperti ini, terutama dengan seorang perempuan. 

HeartbeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang