Ning Sekar

29 0 0
                                    

Pernikahan adalah suatu hal yang sakral pernikahan bukan hanya sekedar hidup bersama tetapi pernikahan adalah dimana dua insan bersatu dan bisa saling menghargai, menjadi partner yang baik.
Namaku Ning Sekar aku adalah seorang istri, umurku 21 tahun memang masih sangat muda untukku yang sudah mempunyai usia pernikahan 4 tahun aku menikah diusia 17 tahun.
Suamiku adalah kekasih ku dulu usia kita terpaut jauh 10 tahun. Semasa dulu aku SMA dan status dia yang sudah bekerja kita sudah menjalin kasih, setelah lulus aku berkeinginan untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi tetapi dia melarang ku alasannya cukup basi terdengar ditelinga "wanita kalo punya pendidikan lebih tinggi daripada laki-laki bisa-bisa hilang kodratnya nanti sudah Ndak bisa menghargai laki-laki". Ungkapan nya seperti itu padahal dia adalah lulusan S2 dan aku sekedar ingin melanjutkan S1 saja tidak boleh dan bodohnya aku mengikuti apa yang dia mau, atas nama cinta aku buta.

"Plak...plak..". Santapan setiap pagi untukku selalu saja tangannya ringan melayang dipipiku, aku memang wanita yang lemah aku hanya bisa terdiam saat aku bertanya " mas kenapa pukul aku, mas kenapa siksa aku? Mas kenapa mas?". Percuma saja pasti jawabannya adalah sama. Suamiku selalu berkata "wanita itu harus nurut sama suami karena kamu tidak bisa menjadi istri yang baik, tidak bisa memberikan keturunan dan bodoh! Tidak bisa membantu mencari uang! Maka kamu pantas mendapatkan ini semua".

Terdengar miris memang dia selalu saja murka denganku padahal aku seperti ini atas keinginan nya, aku akui memang aku tidak bisa ikut serta membantu nya mencari uang karna keterbatasan pendidikanku wawasanku juga sangatlah kurang semasa sebelum menikah aku hanya menghabiskan waktu dengan kekasihku yang sekarang menjadi suamiku, bodoh memang mengapa sewaktu sebelum menikah aku mau menuruti semua kata-kata nya mengapa aku selalu terbuai dengan janji warna-warna yang akan dia berikan saat aku mau untuk dinikahinya.

***

"Brakkkkkkk!!!!!". Terdengar suara pintu yang dibanting nya. " Bodoh!!!!! Sudah tidak mau melayani hasratku semalam sekarang tidak mau menyiapkan makanan juga! Dasar memang tidak berguna ingin sekali aku ceraikan wanita bodoh sepertimu!!".
Ungkapan sadisnya begitu menusuk kalbu, aku yang sedang terbaring lemah diatas kasur dengan merasakan dahsyatnya sakit ini masih saja mendapatkan ucapan yang menyambar, aku hanya menangis.

"Berisikkk!!!!! Pranggggg....!!" suara kaca yang dilepar disamping tempat tidurku, tangisku semakin pecah. " Plak..plak.. wanita tidak bergunaaaa!!!!!!". Dia semakin sadis menampar dan menendangku, aku hanya bisa terdiam dan tergeletak dilantai dia berhasil menyeretku sampai aku terjatuh, darahku membanjiri lantai, darah yang keluar dari tubuhku yang terkena pecahan kaca, aku lemas.

" Mass... Tolong jangan bunuh aku, aku mohon, tolong!!!! Tolong... Tolong!".
Tiba-tiba pandangan menjadi gelap dan aku sudah tidak bisa melihat apa-apa.
"Ning Sekar, Ning Sekar bangun nak!!! Ning Sekar sadar nak". Saat aku perlahan mencoba membuka mata terlihat samar wajah wanita separuh baya.
" Bunda.... Bunda datang kesini? Bunda maafkan Ning Sekar".
Aku terkejut saat terbangun melihat bunda datang, entah sejak kapan bunda datang dan berada Di sini.
" Apa yang sudah diperbuat suamimu ini, manusia biadab!!!!!! Dari dulu bunda tidak pernah rela kamu menikah dengannya nak!".

Bunda begitu murka melihat kondisiku yang sudah teraniaya, memang bunda Adalah orang pertama yang tidak menyetujui aku menikah dengan Rusdi apalagi aku harus mengorbankan pendidikan ku demi lelaki kejam ini.

"Rusdi...!!!! Rusdi!!!!". Bunda tampak Begitu marah dan menghampiri mas Rusdi. "Kamu laki-laki biadab! Apa yang ada diotak mu ini sampai-sampai menyiksa istrimu! Apa kau sudah tidak waras! Dulu untuk meminang anakku kau rela bersujud setelah ia sudah kau dapatkan sekarang kau jadikan bahan aniayaan! Kau berhati binatang rusdi!! Ning Sekar rela melakukan semuanya untukmu, meninggalkan pendidikan, membantah orangtuanya demi untuk menikah denganmu tapi apaan ini Rusdi!!".
Makian bunda kepada mas Rusdi sedangkan aku hanya terbujur lemah.
"Bawa saja anak bunda yang sudah tidak berguna ini pergi dari rumah saya!! Saya menyesal menikahi wanita bodoh ini!".

Mas Rusdi mengusir aku dan bunda, aku menolak untuk pergi aku berusaha mempertahankan pernikahan ini tetapi bunda membawaku paksa untuk pulang kerumah. Sudah 3 tahun ini aku mendapatkan kekerasan dari mas Rusdi suamiku, bunda memang tidak pernah mengetahui hal ini karena bunda tidak pernah berkunjung ke rumah mas Rusdi entah ada apa tiba-tiba tadi bunda datang ke rumah mungkin firasat seorang ibu. Pernikahan awal kami selama satu tahun memang sangatlah harmonis sampai-sampai aku menganggap janji mas Rusdi benar adanya dan orangtuaku yang salah.
ketika 1 tahun pernikahan sudah terlewati suamiku berubah menjadi singa yang kejam entah apa yang membuat nya seperti ini.

***

Setelah satu Minggu dirumah bunda kondisiku sudah mulai membaik aku sudah bisa berjalan dengan tegap bunda begitu sabar merawatku, aku lega bisa kembali dirumah ini setidaknya sudah satu Minggu ini aku tidak merasakan tamparan ataupun pukulan dari suamiku rasanya seperti disurga aku bisa bernapas lepas setelah dibantu bunda keluar dari neraka itu.

"Ning sekar, ini bunda mau urus surat perceraian kamu dengan Rusdi ya kamu dirumah biar bunda yang urus".

Melihat kondisiku yang masih rentan bunda rela disibukan oleh urusan perceraian ku. Sempat aku menolak tawaran bunda untuk bercerai dengan mas Rusdi tetapi akhirnya aku memilih untuk bercerai.
Sekarang aku mengerti ini bukanlah cinta, ini bukan kasih sayang, ini bukanlah sebuah pernikahan. Pada dasarnya pernikahan itu adalah dua insan yang disatukan agar menjadi partner yang baik dan saling menghargai, bukan dilihat dari derajat kekayaan maupun pendidikan.
Meski aku seorang yang belum berpendidikan tinggi dan aku seorang wanita tidak sepantasnya mendapatkan perlukan rendah seperti ini. Memang kodrat sebagai istri adalah patuh terhadap suami tapi sebagai suami seharusnya dapat memahami dan mengerti bagaimana menghargai seorang istri, derajat manusia dihadapan Tuhan adalah sama, sama-sama hamba nya meski dia seorang kaya atau seorang miskin, meski ia seorang berpendidikan ataupun tidak Dimata tuhan sama.

Benar memang sebuah pernikahan bukanlah hal yang sembarangan. Kita harus mempersiapkan itu dengan matang-matang bukan tentang usia ataupun termakan rayuan bahagia disebuah janji pernikahan.
Mencintai memanglah hal yang wajar tetapi jangan sampai merugikan kita. Berusahalah menggapai apa yang kamu inginkan jangan terpengaruh dengan ungkapan seseorang tetapi belajarlah untuk berfikir sebelum bertindak.

Setelah urusan ku dengan mas Rusdi selesai dan aku sah berstatus janda aku memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ku. Aku menikmati hidupku yang sekarang tanpa adanya siksaan dari mas Rusdi dan aku bahagia bisa melanjutkan pendidikan ku sesuai dengan apa yang aku cita-cita kan dahulu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ning Sekar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang