Terlalu sayang -Denda
Pengorbanan-pertemuan
๑๑๑
2014
"Lo budek apa gimana hah? Gue udah peringatin Lo buat ga usah caper sama Nigel! Nigel tuh cowo gue!"
Tiga perempuan berseragam putih abu-abu tengah mengintimidasi seorang gadis berkacamata disebuah bilik toilet sekolahnya. Baju serta rambut gadis itu basah akibat ulah ketiga Kaka kelasnya.
Teriakan salah satunya mampu membuat toilet itu sesak dipenuhi orang-orang penasaran yang tidak sengaja lewat ataupun memang yang tadi sudah berada di toilet terlebih dahulu.
Ini bukan kali pertama ia diperlakukan seperti ini. Namun yang sekarang sungguh keterlaluan. Sekarang Masih jam istirahat kedua dan penampilannya sudah sekacau ini.
Geby menatap datar kedepan. Tidak berharap pada siapapun atau akan datang seorang super Hiro yang menolongnya.
Ia tidak menangis. Tidak bergeming. Ia tidak bisa melakukan apa-apa, seolah ruh dalam dirinya hilang entah kemana dan yang ada dihadapan semua orang hanyalah raganya.
"Dasar ganjen! Centil banget si jadi cewe. Mending cantik. Lo tuh culun tau ga?" Lagi, seolah yang dikatakannya sebuah lelucon jenaka, semua orang tertawa gembira.
"Ini peringatan terakhir. Jadi jangan sampai gue basahin tangan gue pakai air cucian piring punya Bu Nunung. Paham Lo?" Bu Nunung adalah penjaga kantin.
Meski Geby tidak mengangguk atau menggeleng, tiga orang itu pergi. Di ikuti sorakan menghina untuk Geby, memberi rasa bangga pada ketiga orang tadi.
Setelah dirasa semakin sepi, Geby menutup pintu toilet tersebut. Ia terduduk lemas diatas toilet duduk yang tertutup, melepas kacamatanya, menutup wajahnya dengan kedua tangan.
Geby menangis tanpa suara. Air matanya dilarang jatuh dan hanya boleh menghantam tangannya. Rasanya sangat sakit. Ia juga kedinginan.
Sekarang, ia harus apa? Dengan pakaian basah yang mungkin bisa membuatnya tidak masuk sekolah besok.
✧
✷
✧
Demi apapun, Geby tidak pernah melakukan ini. Mengendap-endap melewati pintu belakang sekolah untuk membolos? Ia terpaksa. Meski ini bukan jalan satu-satunya tetapi ia lelah. Ingin pulang dan beristirahat tanpa ditanya para guru apa yang terjadi. Geby juga meninggalkan ranselnya.
Gadis berponi itu melirik kanan dan kiri. Bel tanda berakhirnya istirahat telah berbunyi sedari tadi. Ini rencana terburuk sepanjang hidup Geby. Ini pertama kali baginya dan ia telah berjanji pula untuk menjadikannya terakhir kali.
Dilihatnya keadaan yang sepi, juga pintu besi bercelah-celah yang sedikit terbuka entah mengapa. Geby tersenyum melihat penampakan itu. Seolah pintu tersebut bersinar hanya untuk dirinya.
"Ngapain Lo?"
Namun, belum sempat ia melangkah, suara berat seseorang mengejutkannya dari arah belakang. Geby menoleh, mendapati pacar sahabatnya yang mungkin ingin melewati pintu bercelah itu juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Untuk Gaby
Teen FictionIni kisah lama. Perjuangan seorang gadis SMA lugu yang dibenci 1 sekolahnya. Hidupnya berubah setelah ia mendapatkan perlakuan tidak adil itu. Menjadi seorang gadis dingin adalah transformasi dirinya sekarang. Mungkin untuk selamanya karena terlalu...