Chapter 1

20 2 0
                                    

Tidak seperti namaku yang indah Chayra Sohwatul Islami biasa dipanggil Chayra, Chay, Sohwa, namun perangai ku tak secantik nama itu.

Bukan karena didikan orang tua dan guru yang salah tapi karakter sifat buruk itu muncul sejak kecil yang melekat, membekas susah terhapus akibat pengalaman hidup yang begitu keras dan memilukan.

Tapi, dibalik itu semua Chayra adalah sosok anak kesayangan Umi dan Abi serta sangat menyayangi keluarga.

Flasback on

12 tahun silam ketika Chayra menginjak 10 tahun, kala itu dengan keluarga yang sederhana dan serba kekurangan. Jangan kan untuk membeli lauk dan sayur, nasi saja sebagai makanan pokok orang Indonesia sangat susah di dapatkan akibat ekonomi keluarga yang tidak berkecukupan.

Setiap hari Umi harus bekerja ditempat orang kaya yang tak lain adalah saudara kandung Umi sendiri, setiap hari Umi selalu mengambil sisa-sisa roti yang berjatuhan dari anak adiknya itu dan membawanya pulang untuk diberikan kepada anggota keluarganya.

Chayra yang lugu dan polos ketika itu turut ikut membantu Umi bekerja setiap pulang dari sekolah, karena Abi sedang sakit dan Halwah adiknya masih kecil.

Umi dikucilkan oleh keluarganya karena menikah dengan Abi orang yang dicintainya dan hanya berprofesi seorang yang jualan bakso keliling dan Umi menjadi mualaf karena Abi Islam.

Akhirnya orang tua Umi memutuskan hubungan keluarga akibat tidak menyetujui pernikahan. Perlakuan Isabel adiknya Umi begitu kejam selama bekerja disana.

Umi hanya bisa menangis dan Chayra tak dapat berbuat apa-apa melihatnya disakiti. Semenjak saat itu hatinya mati rasa melihat kejadian yang begitu tak enak dipandang mata yang dialami oleh seorang anak berumur 10 tahun.

Saat umur Chayra menginjak 15 tahun ia bertekat menguasai ilmu bela diri, setiap pulang sekolah selalu menyempatkan waktu untuk latihan bersama paman Rozak tetangganya sekaligus orang yang selalu membantu keluarga kami saat didalam kesusahan, tak lain tujuan Chayra mempelajarinya adalah untuk melindungi Umi dari orang jahat seperti tante Isabel.

Chayra tak mengerti cara menjadi perempuan, penampilan tomboi dan hampir menyerupai laki-laki adalah kebanggaannya saat itu.

Cobaan hidup yang begitu berat membuat karakter sifatnya jauh dari kata sempurna.

Chayra merasa Allah tidak memperdulikan keluarganya padahal Umi telah memeluk agama-Nya, Chayra begitu jauh dengan sang pencipta dan selalu menganggap Allah lah yang sudah memisahkan Umi dengan keluarganya dan membuat kehidupan susah.

Umi dan Abi selalu mengingatkan Chayra kejalan yang benar dan selalu khusnuzan kepada-Nya. Namun, akal fikiran tetap berbuat buruk meski hati membantahnya. sifat buruk itu terus berlanjut dan membekas hingga dewasa.

Disisi lain Halwah selalu menuruti perkataan Umi dan Abi untuk menutupi auratnya. Halwa begitu cantik dengan jilbabnya. Sedangkan rambut Chayra menggerai kemana-mana layaknya seekor anak ayam yang kehilangan induknya.

Flasback off

Kini kehidupan kami jauh lebih baik. Abi memiliki restoran sendiri dan cabangnya telah ada dimana-mana di berbagai kota.

Karena racikan bakso Abi yang begitu lezat siapapun yang mencicipinya akan ketagihan lagi untuk membelinya kembali. Abi menamai restoran tersebut "Bakso Abi Umi".

Restoran Abi sangat terkenal serta salah satu tujuan para turis ke Indonesia adalah penasaran dan ingin mencoba kuliner yang Abi jual. Ini adalah buah kesabaran Abi dan Umi selama ini.

Sekarang jangankan untuk membeli lauk dan sayur mobil mewah pun bisa Abi belikan.

Karena penghasilan Abi dalam satu harinya dapat mencapai omzet ratusan juta.

The Love I ChooseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang