"Coba lo inget-inget lagi"
"..."
"Terakhir kali lo ninggalin dimana?"
"..."
"JUN!"
"Ck, ini juga lagi mikir"
Gue ngehela jengah. Dari satu jam yang lalu, gue cuma liatin Dejun yang cuma diem aja.
Kesel sebenernya, tapi mau gimana lagi? Bahkan es teh gue udah ga ada es-nya.
Dan soal tempo hari— lupakan. Gara-gara dia yang muncul tiba-tiba sampe mau nembus gue bikin kaget setengah mati, gue kena omel bang Ten yang keselek kacang polongnya karna kaget juga denger teriakan gue.
Untung dia ga ngomong yang aneh-aneh.
Sekarang, Dejun masih sama tangannya yang dilipet didepan dada, pandangannya nerawang entah kemana.
"Gue ga tau." finalnya.
Sontak gue membola, "A-apa?"
Jadi hampir sejam ini waktu gue terbuang gitu aja? Sialan.
"Lo serius ga sih?" tanya gue.
"Apanya?"
"Ya ini"
Seakan paham, dia ngerlingin mata males, "Kalau ga serius ngapain gue sampe maksa minta tolong ke lo?"
Gue rasa, belakangan ini Dejun ga lagi dalam mood yang bagus. Dan sekarang keliatan banget dari tatapannya ada sesuatu yang dia cemasin.
"Oke oke. Tapi sekarang kita harus ngambil langkah apa? Ga ada petunjuk sama sekali"
Sejujurnya, gue mau masalah ini cepet selesai.
Tapi gue rasa ga semudah itu.
"Huft." Dejun ngehela. Gue liatin dia lamat-lamat, "lo.. kenapa?"
Dia balik natap gue, "hah?"
"Lo kenapa? Gue perhatiin lo kayanya lagi ga baik-baik aja."
Dia negakin badannya terus ngedengus, pandangannya lurus kedepan.
"Rasanya— ngambang."
"Hah?"
"Gatau, rasanya gue hampa banget. Ga jelas, apapun yang gue lakuin kayanya ga berguna."
Dejun ngacak rambutnya kebelakang frustasi. "Gue bingung. Disatu sisi gue mau nyerah, tapi disisi lain gue mau bebas."
Gue juga bingung gimana harus nanggepinnya. Sedikit gue paham sama poin permasalahannya, tapi gue bisa apa?
"Dua tahun belakangan ini.. gue ga punya arah tujuan, gatau mesti kemana atau pergi ke siapa. Semuanya gajelas"
Iya, Dejun. Gue paham.
Gue buang nafas perlahan, "Gini ya, gue tau mungkin sekarang lo lagi ada dititik terendah lo. Tapi apapun keadaannya, lo harus selalu optimis bahwa lo bisa, demi kebebasan lo sendiri."
Gue megang pundaknya seakan ingin menyalurkan kekuatan buat dia. Buat sekarang, cuma itu yang bisa gue lakuin.
"Lo tau apa keinginan gue saat ini?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Intuisi || Xiaojun
Fanfiction(COMPLETED) "Kenalin, gue Xiaojun. Xiao De Jun. Lahir 8 Agustus 1999, mati 31 Desember 2018. Salken." "LAH SETAN?!" • Fiksi • Non baku • Xiaojun . WayV • OC © annyourss, 2020.