♡◌‧ three

268 71 0
                                    

Pemuda itu berjalan dengan santai di lorong kelas dua. Tatapan heran dari para kouhai ia abaikan. Hanya satu tujuannya.

Kelas 2-4.

"Oh, maaf mengganggu."

"Eh? Senpai ... Hanamaki-senpai?"

Seorang gadis yang berdiri di ambang pintu kelas menatap senpainya dengan pandangan heran. Gadis itu—Aya bertanya seraya memiringkan kepalanya.

"Etto, maaf. Kalau boleh tahu, ada apa ya Senpai kemari?"

Membuka mulut, ia bertanya dengan mata yang menilik tiap sudut kelas.

"Apa ada—"

Ketemu!

"Maaf, permisi."

Sedikit menyingkir, gadis itu hanya memasang raut heran. Tak hanya ia, kini penghuni kelas sama herannya. Berjalan tanpa memerhatikan para siswa lain, pemuda yang tengah memegang sebuah payung biru muda itu berjalan menuju sebuah bangku.

Dimana sang putri malu tengah menundukkan kepala—yang merupakan kebiasaannya.

"Permisi."

"H-ha'i?!"

Gadis itu duduk tegak—masih menunduk.

Pemuda itu kemudian mengetuk meja tempat duduknya.

"Per-mi-si?"

Nada bicara serta suara yang tak asing membuatnya mencoba tuk mengingat.

"Aku pernah mendengar suaranya ... "

Geram tak mendapat jawaban—bahkan ditatap balik pun tidak—pemuda itu dengan cukup lancang meraih dagu sang gadis.

"Hei, tatap aku."

Terhipnotis.

Gadis pemalu dengan rona merah diwajahnya itu kini menatap netra yang akhir-akhir ini menjadi favoritnya.

Menenggelamkannya.

Menjatuhkannya.

Serta membutakannya.

Seulas senyum tipis khas pemuda itu lemparkan. Tangan kanan yang memegang payung terangkat lalu ia taruh di atas meja.

"Ini payungmu kan? Nanti ... kalau ada waktu, sesekali kunjungilah anjing kau temui waktu itu."

dan aku telah benar-benar tenggelam dalam jurang curam tak berdasar bernama cinta

❛ dan aku telah benar-benar tenggelam dalam jurang curam tak berdasar bernama cinta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

27 Desember 2020

𝐑𝐇𝐘𝐓𝐇𝐌 𝐏𝐑𝐎𝐉𝐄𝐂𝐓! hanamakiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang