5. Go Home

2.8K 239 25
                                    

Aku melompat dari satu dahan kedahan yang lain dengan cepat, begitupun dengannya. Tujuan kami hanya satu saat ini, gerbang itu. Gerbang Konoha. Sebentar lagi kami akan sampai, kami akan pulang ketanah kelahiran kami setelah tiga tahun menjalankan misi rahasia jangka panjang yang ditugaskan oleh Rokudaime Hokage.

Kami sudah menempuh perjalanan yang sangat panjang dan lama, sudah menapaki hampir seluruh negara. Sudah melalui perjalanan baik di darat, air hingga udara. Dan kini semuanya sudah selesai, aku dan dia bisa pulang dengan selamat. Tanpa kurang apapun. Sungguh dia adalah sosok luar biasa, dia memberiku semangat saat aku mulai putus asa, menopang tubuhku saat jatuh kehabisan tenaga, menyembuhkanku dengan segala cara, membantu memecahkan segala hal rumit, menyelamatkanku saat aku hampir terbunuh, walau diakhiri dengan tangisan karena khawatir aku tak selamat. Semua itu sudah berhasil kulalui bersamanya, Sakura Haruno.

Ingatanku kembali berputar ke saat-saat pertama diberikan misi.

.

.

(Flashback)

"Naruto-kun? Bicaralah" Suara Hinata menyadarkanku.

Aku mengerjapkan mataku, mengalihkan fokus ku dari mangkuk kosong didepanku ke perempuan yang sedang duduk berhadapan denganku, Hinata. Tadinya aku berniat menunggu kepulangannya digerbang, namun ternyata ia sudah lebih dulu sampai dan tanpa sengaja kami bertemu dijalan saat ia dan timnya akan melapor ke Hokage. Kiba dan Shino menyatakan mereka akan memberi laporan dan mempersilahkan Hinata untuk bicara denganku.

Kini aku dan Hinata sedang berada di restoran yang berjual bermacam jenis bubur, ini adalah tempat favoritnya.

"Hinata, aku mendapatkan misi rahasia jangka panjang" Aku berucap setelah mengumpulkan keyakinan dalam hatiku.

"Benarkah? Berapa lama, Naruto-kun?"

"Tidak ada yang bisa memastikan, mungkin akan memakan waktu bertahun-tahun"

Ia menutup mulutnya, tampak terkejut. Aku menguatkan hati untuk kembali meneruskan.

"Dan partner ku selama menjalani misi rahasia jangka panjang ini adalah Sakura"

Dengan perlahan tangan yang tadi menutupi mulutnya jatuh kemeja, menampakkan seluruh rautnya yang tampak meredup.

"Hinata, kau tak apa?" Hatiku mencelos melihat ekspresinya.

"Itu pastilah misi yang sangat penting ya? Sampai Hokage-sama meminta dua muridnya untuk melaksanakan misi itu" Matanya menyiratkan kesedihan.

"Iya, ini menyangkut kesalamatan semua orang" Aku menghela nafas.

"Naruto-kun, aku tak mungkin memintamu untuk menolak misi itu, sementara itu adalah misi yang sangat penting. Dan akupun tak mungkin untuk memintamu agar tak pergi bersama Sakura. Aku memang tak punya pilihan" Ia menunduk dalam.

"Maafkan aku,Hinata. Aku memang memilih menerima misi ini" Aku mengungkapkan dengan hati-hati, takut menyakiti perasaannya.

"Sepertinya kalian memang ditakdirkan untuk bersama" Ucapnya pelan, iris mutiara itu kini menatapku sendu.

"Kenapa bicara seperti itu, Hinata?" Apa yang dia maksud?

"Aku semakin menyadarinya, Naruto-kun. Kau dan Sakura itu saling mencintai" Dia berucap lirih.

"A-apa maksudmu, Hinata?" Jantungku berdegup mendengar nama Sakura disebut, apalagi ada kata-kata 'cinta' disekitar namanya dan namaku.

"Selama ini kau mencoba menjauhinya, namun setiap denganku kau selalu membahas tentang Sakura" Ia tersenyum pahit.

Benarkah?

"K-kapan aku membahasnya?" Aku mencoba mengingat-ingat setiap momenku dengan Hinata.

"Saat kita makan ramen, kau bilang, Sakura menyukai vegetarian ramen. Saat kita ke toko buku, kau bilang Sakura menyukai segala jenis buku kesehatan. Saat kita ke festival, kau bilang tahun-tahun sebelumnya kau pasti pergi dengan Sakura. Saat kita dibukit patung hokage, kau bilang Sakura sering mengajarkanmu tentang rasi bintang saat kalian duduk bersama disana. Dan yang paling kuingat saat kau melihat pohon sakura bermekaran, kau berucap pelan, bagaimana mungkin melupakan sesuatu yang teramat indah. Tentu saja yang kau maksud, bukan pohon sakura itukan? Tak sadarkah kau, Naruto-kun? Hanya ada Sakura bahkan disaat kau bersamaku"

DEG. Kini aku ingat, betapa banyak kata 'Sakura' terucap saat aku bersama Hinata. Saat aku kira aku mampu tak melihatnya, justru aku tampak begitu frustasi karena selalu membahasnya dan Hinata lah yang harus mendengarkan itu semua. Kenapa aku bodoh sekali!

"Hinata, aku tak bermaksud seperti itu. Aku pasti melakukannya tanpa kusadari" Aku menatapnya dengan raut bersalah.

"Iya benar, tanpa kau sadari kau tak pernah bisa tanpa dirinya" Sejenak ia mengalihkan wajahnya dariku "Dan lucunya lagi, Sakura jadi sering menemuiku selama beberapa bulan ini. Hanya untuk menanyakanmu, Naruto-kun"

Apa aku tidak salah dengar?

"Sakura menemuimu untuk menanyakanku?" Aku mengulang kalimatnya, untuk memastikan apa yang kudengar.

"Iya, kutahu dia melakukan itu hanya untuk membuatnya tenang saat tahu kau baik-baik saja. Kalian membuatku menyadari betapa aku jauh dari kalian. Betapa hubungan kalian tidak tekejar, untukku" Hinata menutup matanya, dan setetes air mata jatuh mengalir di pipinya.

"Aku minta maaf, Hinata. Selama ini aku tak pernah sama sekali bermaksud seperti itu. Sepertinya aku memang tidak bisa lepas dari Sakura-chan" Aku menundukkan kepalaku, pasrah jika ia akan membenciku setelah mendengar apa yang kuucapkan.

"Aku sudah melalui banyak malam dengan air mata seperti ini, dan kini aku sudah teramat lelah. Aku melepaskanmu, Naruto-kun"

Aku kembali menatapnya, kini ia menghapus segala jejak air mata dipipinya dengan kedua tangannya.

"Hinata..." Aku berucap pelan. Aku merasa sangat tidak enak dengannya.

"Aku tak mungkin memaksamu, Naruto-kun. Akupun tak ingin kau berpura-pura dan membohongi perasaanmu sendiri" Ia mengucapkannya dengan tenang. Membuatku kagum, akan ketegaran hatinya. "Aku tak ingin menikah dengan orang yang tak mencintaiku" Ia menyambung kalimatnya dengan tegas dan diakhiri dengan sebuah senyum.

"Aku sungguh minta maaf padamu, Hinata. Aku tak akan lagi membohongi apapun, aku memang masih dan selalu mencintai Sakura-chan" Ucapku yakin. "Terimakasih untuk semua perasaanmu selama ini"

"Aku menerima maafmu. Terimakasih telah memberiku kesempatan untuk bersamamu"

Dan itu adalah kalimat terakhir yang kudengar darinya, setelah itu ia pergi. Benar-benar pergi, mundur dari kehidupanku.

.

To Be Continued

.

Review and Comment

Last Date? (NaruSaku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang