Aku melangkah ragu menuju gedung serba putih dengan bau khasnya itu, dibalik jaketku terdapat sebuah gulungan. Beberapa ninja yang baru saja melaksanakan misi terkena racun yang sangat serius, dan Sunagakure yang sudah biasa menangani racun sejenis itu membantu mengirimkan gulungan rahasia berisi formula penawar racun yang baru saja tiba beberapa menit lalu.
Saat Kakashi-sensei memanggilku kekantornya, kufikir ia akan memberikanku misi. Tapi ternyata ia hanya memintaku untuk mengantarkan gulungan ini kerumah sakit. Padahal Rokudaime Hokage itu bisa menyuruh siapapun untuk melakukannya, entah kenapa ia malah menyuruhku.
Rasanya aku ingin menolak. Bukan, bukan karena mengantarkan sebuah gulungan adalah hal yang sulit, atau aku meremehkan karena terlalu mudah. Hanya saja, tujuan pemberian gulungan ini yang membuatku enggan. Kakashi-sensei memintaku menyerahkan gulungan ini kepada dia.
Dia yang kumaksud disini siapa lagi kalau bukan ninja medis bersurai merah muda yang sudah terakui kemampuannya itu. Apa aku terlihat seperti tidak senang bertemu gadis itu? Sebenarnya tidak juga. Aku bukan tidak senang bertemu dia. Aku hanya.. Entahlah.
Sudah cukup lama aku tak bertatapan dengan emerald miliknya. Kesibukan misi, latihan, dan kencan bersama sang Hyuuga membuatku tak sempat atau lebih tepatnya sengaja tidak menyempatkan diri untuk bertemu dengannya. Kuingat-ingat kapan terakhir kali aku bertemu dengannya? Mungkin sekitar 6 bulan yang lalu? Ya. itu adalah waktu terlama kedua aku tak bertemu dengannya setelah dulu 3 tahun aku berlatih dengan Petapa genit. Dan untunglah, Sakura ditempatkan sebagai kepala rumah sakit untuk saat ini. Membuatnya jarang mendapatkan misi, hingga aku hampir tak pernah lagi mendapatkan kesempatan satu misi dengannya. Walau dalam waktu itu dia tak sepenuhnya hilang dari fikiranku. Setidaknya, aku tak melihatnya.
Aku memasuki rumah sakit Konoha, bau menyengat obat mulai menyambut indra penciumanku. Aku membalas sapa beberapa orang yang melihatku. Sampai akhirnya aku berpas-pasan dengan gadis berambut pirang panjang.
"Naruto? Sedang apa kau?" Ino menghampiriku.
"Aku perlu bertemu dengannya" Aku menjawab seadanya, masih ragu untuk kembali menyebut namanya.
Beruntung Ino cepat tanggap dan peka.
"Sakura sedang diruang operasi, sebentar lagi operasinya selesai. Kau bisa menunggu diruangan sebelah sana" Ino menunjuk ruangan dengan sebuah pintu kaca besar.
"Baiklah, terima kasih Ino"
"Dia pasti senang bertemu denganmu" Ino tersenyum tipis menatapku dan berlalu. Apa maksudnya? Apa kini semua orang tahu, kalau aku dan dia sudah lama tak berjumpa?
Aku tak memikirkan lebih lanjut dan segera menuju ruangan yang dimaksud. Dan ternyata ruangan tersebut hanya berisi bangku panjang tempat menunggu sedangkan pintu besar satu lagi yang juga berada diruangan itu masih tertutup. Tampak lampu diatas pintu masih berwarna merah, menandakan operasi belum selesai. Aku memilih berdiri menyandarkan diri ketembok.
Aku menunggu, sedikit gelisah. Kenapa aku harus merasa gugup bertemu dengannya? Dia hanyalah salah satu sahabatku, well, cinta pertamaku mungkin lebih tepatnya. Tapi kini aku sudah menjalin hubungan serius dengan Hinata, menandakan kalau dia sudah tak lagi menjadi seseorang yang kucinta. Jadi semestinya aku tak perlu merasa gelisah begini. Bukankah begitu seharusnya?
Aku hanya perlu menyerahkan gulungan ini, berbasa-basi sedikit lalu pergi. Hanya itu.
.
To Be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Date? (NaruSaku)
Fiksi PenggemarSemua berawal dari Rokudaime Hokage yang memintaku mengantarkan sebuah gulungan untuk dia. Membuatku kembali bertemu dengannya setelah sekian lama. Dan lagi-lagi segala tentangnya berhasil membuatku kehilangan kendali dan melupakan segalanya.