Morgan |4

28 4 0
                                    

it's not that I don't want to say but I don't know why my lips feel difficult

~Dandelia Nura Dewi~

Bel pulang sekolah baru saja berbunyi tapi tak membuat kantin Sma Venus sepi tapi malah membuatnya semakin ramai oleh siswa terutama siswa perempuan. ditambah sekelompok laki-laki yang berisi 4 orang baru masuk kantin masih lengkap dengan kaos basket dan tas punggung yang disampirkan disalah satu bahunya tetap berjalan menyusuri kantin sambil melirik para siswi yang sengaja duduk dekat pintu keluar-masuk kantin supaya jelas melihat wajah para punggawa sma venus yang baru saja memenangkan pertandingan pagi tadi, dengan senyum yang membuat para ladis terpana.

Dengan sipemimpin yang berjalan paling depan dengan wajah datar dan tinggi badan yang paling menonjol. Seperti biasa menuju tempat paling dikramatkan oleh semua murid sma venus. Pojok kantin. Pojokkan yang paling sepi sekalipun sipengeklaim tempat tak ada.

"Fyuhh, akhirnya-akhirnya kita menang juga. Capek gue." Ujar gyan menidurkan diri diatas meja kantin. Seorang yang duduk didekat dinding menampolnya dengan tas punggunnya.

"Anjir, si uban ganggu gue aja lo."gyan menatapnya kesal lalu bangkit dari berbaringnya dan duduk disebelah Regal yang memainkan ponselnya.

Cowok dengan alis tebal itu mendongak sebentar untuk menatap para temannya sebentar lalu kembali lagi keponselnya.

"Salah mu, sopo suruh awakmu turu nang kene. Noh nang kana nek arep turu." Sahut Ubay menunjuk halaman depan kantin dengan logat jawa. "Lagian awakmu ya alay kayak gak tau menang ae." Lanjut Ubay.

"Yee, si uban." Gyan tak terlalu paham dengan logat jawa Ubay-Cowok berdarah jawa asli.

Gyan lalu melihat kesamping tepatnya ke Regal. "Cih sibos sok sibuk bener." Sibos yang dimaksud adalah Regal. Lagi dan lagi Gyan malah kena lempar kotak tisu dari Dani. "Iya-lah orang dia punya sepikan. Emang situ?!" Kekeh Dani dengan tampang mengejeknya.

"Jom-sblo." Lanjut Dani dengan nada mengejeknya.
Sedang Regal mendongak lalu menoyor kepala Gyan.

"Makanya cari sana."

Gyan melotot. Belum sempat Gyan membuka mulut. suara ubay terdengar menyautinya sambil menerima semangkuk bakso kesukaanya yang tadi dipesan begitu sampai kantin. "Lah emang kalian gak tau. Kalo temen kita yang jones ini lagi deketin adek kelas."

"Cih, keliatan benget kalo gak laku." Suara Regal sambil terkekeh diikuti yang lain. Menertawakan atas kejombloan Gyan. "Segitunya lo Gy gak laku di-angkatan langsung goda adekel." Sahut Dani lalu menyeruput jus jeruk.

Saat ini kelas XI- IPA 3 masih saja ramai walau bel pulang sudah berbunyi 360 detik yang lalu dengan siswa/i yang masih mengerjakan 10 soal matematika yang diberikan 30 menit diakhir jam pelajaran alhasil 99,9% murid menggeram kesal karena guru mereka yang terlampau super telah mengganggu aktivitas selanjutnya bahkan acara ngedate harus diundur - sibuk mengerjakan sambil sekalian menenteng tas punggung karena hasil pengerjaan nanti dikumpulkan dalam selembar kertas pada waktu itu juga.

Sebelum mengerjakan mereka semua sudah membagi 36 siswa menjadi 10 kelompok dimana masing-masing kelompok terdiri dari 3-4 orang untuk mengerjakan 1 buah soal. Biar cepet selesai katanya.

Empat orang anak cewek berseragam sma duduk dilantai pojok kelas mereka masing-masing menggeram kesal karena soal yang baru saja diterima.

"Aduh, soalnya kenapa susah bener si?" Gereget Dian menggaruk kepalanya merasa pusing padahal baru membaca soalnya. Dian kemudian menggeser kearah Mita yang malah digeser lagi lalu menggelengkan kepala sambil menggigit bolpoin.

MORGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang