Setelah beberapa kali mengedipkan mata karena kebingungan, dan pada akhirnya harus ditarik oleh sahabatnya. Dolly masuk dengan menyelinap ke ruang kelasnya tepat saat dering bel terakhir berbunyi.
"Lihat, Leila? Tepat waktu!" ujar Dolly, membuat sahabatnya itu untuk berhenti khawatir.
"Apa kau lupa kalau kita harus berlari sejauh lima puluh kaki di saat-saat terakhir?" balas Leila yang lebih mengolah nafas lelahnya. Sebelum Dolly bisa menjawab, seorang guru mendekatinya.
"Kau pasti murid baru sekolah ini yang secara kebetulan mendarat di kelasku. Mengapa kau tidak memperkenalkan diri kepada semua orang?" Pria tua yang terlihat sudah berkepala 4, dengan sebuah Bros dengan tulisan Mr. Holmes terpampang di saku bajunya.
Tak lama Dolly berdiri dan berbalik, menemukan tiga puluh pasang mata menatapnya, menunggu.
"Hai, aku Dolly Park, dan ... aku ... senang mengenal kalian."
Dia tersenyum dan melambai ke kelas. Salah satu anak laki-laki di sudut membalasnya.
"Hai, Dolly!"
Dolly tersenyum padanya dengan rasa terima kasih lalu kembali ke kursinya.
Kelas berjalan dengan cepat, dan Dolly mencoba mempelajari jadwalnya saat Mr. Holmes mulai melakukan absensi untuk sisa kelas, tetapi pikirannya terus melayang kembali ke Dylan.
"Aku ingin tahu apakah dia akan ada di kelasku," batin Dolly menaruh tangan di dagu.
Hingga tak lama, seolah diberi aba-aba. Suara statis dari TV pengumuman di sudut kelas berbunyi, Dolly mendongak dan langsung menemukan senyum cerah Dylan yang berseri terpancar.
"Selamat pagi, SMA Daedo!" sapa Dylan antusias. "Benar, atas ijin yang sudah aku dapatkan dengan Kory temanku, kami akhirnya bisa membuat pengumuman pagi untuk tahun ajaran baru sekolah ini. Harus kubilang kalau ini adalah suatu kehormatan."
"Eh, kehormatan? Kau terlalu melebih-lebihkan." Di sampingnya berdiri seorang laki-laki lain yang nampak tidak asing bagi Dolly. Wajahnya nampak seperti Ryan yang baru saja dia temui tadi pagi, tetapi gaya pakaian yang dia kenakan berbeda.
"Tentu saja ini adalah sebuah kehormatan, Kory. Karena, pengumuman sekolah yang gemilang ini dan dilengkapi potongan berita hangat. Akan dimulai dengan wawancara eksklusif dengan siswa baru SMA Daedo, Dolly Park."
Rahang Dolly menganga hebat, terlebih saat wajahnya kini memenuhi layar.
"Astaga ...." Dolly bisa merasakan anak-anak lain di kelas memandangnya dengan rasa ingin tahu. Tak lama dalam suasa kepanikan dia menyenggol Leila.
"Apa dia baru saja menempatkanku di pengumuman pagi?!"
"Ya. kau juga bisa melihatnya," jawab Leila lebih terdengar santai.
"Apa artinya itu? Kenapa dia melakukan itu?"
"Aku tidak tahu, tapi ini hari pertama sekolah. Mereka mungkin kekurangan siaran selama beberapa semester terakhir," sambung kembali Leila mengangkat bahu.
"Oh ...." Wajah Dolly berubah murung dan cemberut, dan tak lama Leila menjadi sedikit tersenyum menggoda.
"Oke, aku tahu wajah itu. Itu wajah 'Dylan Kwon sudah membuatku melamun dan sekarang aku ingin pingsan melihatnya'. Itu ekspresi yang sangat umum di sekitar sini."
"Apa? Tunggu sebentar, apa maksudnya?" balas balik Dolly ikut memberikan tawa khas.
"Maksudku, kau jangan mau bersamanya. Dylan pria yang baik. Dia ramah, dia lucu, dia sangat populer ...," jelas Leila kaku. Dia terhenti sejenak sebelum melanjutkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
W/ Every Heartbeat (Dengan Setiap Detak Jantung)
FanfictionRata-rata jantung berdetak ratusan ribu kali sehari. Berapa lama waktu yang dibutuhkan Dylan Kwon untuk jatuh cinta pada Dolly Park. Seratus ribu detak jantung mungkin. Sebuah cerita Fiksi Penggemar ©Young Toys and Retrobot