Pyarr
Suara pecahan gelas itu membuat seorang gadis yang tengah belajar tersebut kaget dia mendongakkan kepalanya kearah pintu kamarnya.setelah itu dia membuka sedikit pintunya dan mencundulkan kepalanya kedepan pintu membuat ia bisa melihat apa yang terjadi
Ternyata ayahnya yang melempar gelas itu ke kamar kakaknya.bisa gadis itu lihat jika sang ayah sedang marah terlihat dari wajahnya yang merah padam dan matanya melotot memberikan tatapan tajam kepada kakaknya
Namun sang kakak tidak terlihat sama sekali takut ia juga memberikan tatapan tajam kepada sang ayah
"Pergi! Pergi jika kamu sudah tidak mau menuruti permintaanku!!" Ucap ayahnya dengan suara meninggi dengan jari telunjuk yang ia arahkan kearah pintu utama
"Oke. Nggak sudi gue ada dirumah ini lagi! Inget gue udah besar dan lu nggak berhak ngatur ngatur hidup gue lagi!!"
"Sudah anto, sudah kamu nggak usah bicara dengan anak durhaka ini.membuang waktu saja"itu suara neneknya.ya dia masih tinggal dirumah kakek dan neneknya.keluarganya masih menumpang di rumah kakek dan neneknya
"Nggak usah ikut campur lu anjing!"
"Pergi dari sini!!"ucap anto sekali lagi
"Oke"menjawab dengan lugas dan langsung keluar rumah hanya membawa ponsel miliknya
Tubuh gadis yang tengah mengintip tersebut langsung melemas wajahnya sudah dipenuhi air matanya dan dia langsung menutup pintu kamarnya lalu menangis dengan tangan membekap mulutnya supaya tidak ada yang mendengar suara tangisannya
Setelah setengah jam menangis.akhirnya gadis itu berhenti dia berdiri dan menatap pantulan dirinya didepan cermin.dia menghapus air mata di wajahnya,mengamati wajahnya lalu keluar dari kamarnya dan menuju kamar orang tuanya, ia mengintip dibalik pintu kamar orang tuanya.terdengar suara orang menangis sudah ia pastikan jika yang menangis adalah ibunya
"Sabrina" gadis itu terlonjak saat ada seseorang yang memegang pundaknya dan memanggil namanya.dia membalikkan badannya untup menghadap orang yang memanggilnya
"Tolong bersihkan pecahan tersebut"
Sabrina hanya menganggukan kepalanya dua kali setelah itu ia pergi dari hadapan ayahnya. Sabrina menghela napas berat lalu mulai melangkahkan kakinya menuju pecahan tersebut,setelahnya ia mengambil satu persatu pecahan tersebut dengan tangannya dan memasukannya kedalam plastik hitam
Setelahnya Sabrina keluar rumah dengan membawa plastik hitam berisi pecahan gelas itu.ia membuanganya ditempat sampah
Dia memandang kosong jalanan didepan rumahnya.pikirannya hanya tentang kakaknya,senja mengkhawatirkan kakaknya yang entah kemana.setetes air turun dari langit di lengan Sabrina, Sabrina mendongak menatap langit"gerimis"gumamnya kemudian memasuki rumahnya
_()_
Seorang gadis tengah menatap dirinya dipantulan cermin.matanya sembab,terdapat darah di ujung bibirnya, lengannya juga terdapat lebam berwarna biru ungu dan kepalanya pening.dia mengahapus air matanya dengan kasar
Dengan penampilan yang seperti ini, dia tidak bisa ke sekolah.gadis itu mengambil ponselnya dan menelfon salah satu temannya
"Ya ada apa ja?"
"Besok tolong ijinin gue ya"
"Lh emang mau kemana?"
"Gue mau pergi sama ka daniel,mumpung dia lagi gak ngantor"ujar senja dengan tersenyum miris
"Yeah, dasar...eh btw suara lo kok serak?kayak habis nangis"
Ya nggak lah, masa gue habis nangis.mungkin karena gue lagi seneng banget"senja terkekeh pelan
"Mana ada orang seneng malah serak suaranya!"
"Banyak bacot lu aah!pokoknya ijinin gue besok gue mau seneng seneng sama ka Daniel"
"Iya iya, yaudah have van yakk"
dan sambungan telepon terputus.senja menghela nafas panjang lalu mengambil p3k dan mulai membersihkan lukanya sendiri setelah sudah ia keluar dari kamarnya untuk menuju ke dapur karena tenggorokan nya kering.saat senja melewati kamar Daniel yang pintunya terbuka sedikit.dia mulai mengintip untuk melihat apa yang sedang kakaknya lakukan
Daniel duduk ditepi ranjang dengan tangan kanan yang memegang sebuah foto keluarga,di foto tersebut terlihat ada empat orang yang semuanya tersenyum lebar, satu orang perempuan yang usianya mungkin menginjak angka 20 tahun lebih itu yang tersenyum manis terduduk dikursi sembari memangku gadis kecil yang tengah memakan permen lolipop itu,lalu disebelah nya ada seorang laki laki yang tengah tersenyum lebar dengan tangan memegang pundak anaknya yang masih berusia 7 tahun itu
Tangan kiri Daniel terkepal kuat,ia berdiri setelah meletakkan foto itu dikasurnya dan dia bangkit lalu membogem mentah mentah tembok yang tidak salah apa apa hingga tembok itu retak
Sedangkan senja, matanya membulat,napasnya tercekat dia menghampiri Daniel yang masih diam padahal tangannya sudah dipenuhi dengan darah
"Astaga kak Daniel!"teriak senja menghampiri daniel dan memegang tangannya"bentar,senja ambilin obat dulu"lanjutnya lalu berlari keluar kamar Daniel
Senja datang kembali mengobati luka tersebut lalu setelahnya tangan daniel senja perban,setelah semuanya selesai senja menatap Daniel dengan sendu
"Kakak kenapa?"tanya senja masih dengan tangan tatapan sendu"Nggak usah sok peduli lo!" Jawab Daniel dengan tatapan tajam
"Aku peduli sama kak Daniel"ujar Senja pelan
"Ini semua gara gara lo senja!"Daniel menoyor kepala senja sedangkan senja masih diam
"Kalo aja lo nggak hadir Daddy sama Mommy nggak bakal pergi!!"teriak daniel didepan wajah senja
"Coba aja lo nggak hadir, keluarga gue pasti akan tetap baik baik aja,harmonis dan bahagia!!"Ujar daniel sembari menjambak rambut senja
Senja hanya bisa menangis mendengar setiap ucapan Daniel yang memberikan luka bukan hanya fisiknya tetapi juga batinnya
Tangan Daniel menjepit pipi senja"lo itu perusak!lo itu nggak guna!harusnya lo yang mati,lo nggak pantas hidup!!"teriak Daniel menggelegar
"Aaargghhhh"Daniel melepaskan tangannya dan keluar meninggalkan senja menangis
_()_
"Tumben, ada apa? Berantem sama bokap lo?"tanya Daniel sembari terkekeh pelan
"Ck..kalo lo udah tau ngapain nanya!"jawab seseorang didepan Daniel
"Iya iya"
"Terus gimana?boleh nggak gue nginep disini?"
"Ya boleh lah,rumah ini itu terbuka buat lo,bebas lo mau nginep atau mau tinggal disini selamanya"jawab Daniel
"Thanks ya niel,lo selalu ada buat gue"
"Sains"
Bersambung....
Senja putri megantara
Samudra adhitama Dirgantara
Sabrina rosdiana
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Rasa
Teen Fiction"Gimana rasanya diberi harapan terus menerus tanpa diberi kepastian?" Samudra,Senja dan Sabrina.tiga orang yang terlibat dalam kisah cinta segitiga Samudra adhitama Dirgantara lelaki tampan yang menjadi most wanted nya SMA Derlangga.Samudra yang sel...