CHAPTER 1
Awal Pertemuan Dengan DirinyaSebuah amplop dokumen coklat terlempar keatas meja kerjaku, aku yang tengah menyelidiki aliran dana salah satu organisasi penjualan narkoba kelas kakap di monitorku pun mengalihkan pandangan ke dokumen tersebut. Amplop dokumen bertuliskan 'SANGAT RAHASIA' tersebut langsung menarik perhatianku. Ku ambil dokumen tersebut lalu kubuka dan kubaca, tertulis 'Hasil penyelidikan organisasi Bertopi Hitam' di bagian judul laporannya.
"Ternyata benar dugaanmu, mereka mempunyai koneksi langsung ke salah satu anggota pengawas"
Dio (22 tahun, Codename: Black), teman satu ruanganku yang melempar dokumen keatas meja kerjaku, membuktikan kecurigaanku terhadap salah satu anggota pengawas organisasi tersebut. Aku mencurigai salah satu pengawas karena merasa ada gerak-gerik mencurigakan dari organisasi bertopi hitam tersebut. Sesaat kemudian, aku yang tengah membaca dokumen dari Dio dikagetkan dengan masuknya salah satu temanku, Rina (21 tahun, Codename: Angel), yang mendobrak pintu ruanganku. Rina memang terkenal jahil.
"Selamat pagi!"
Suaranya yang melengking keras terdengar tajam di telingaku setelah bunyi hantaman keras pintu ke tembok.
"Pagi apa bodoh? Ini sudah jam 11 siang!"
Aku yang jengkel karena kejahilannya langsung sedikit menggerutu.
"Siapa yang kau panggil bodoh? Dasar gila kerja!"
Rina yang juga jengkel karena kupanggil bodoh juga ikut menggerutu.
"Woy! Kalian berdua ini seperti kucing dan anjing saja. Rina, hentikan kebiasaanmu itu!. Hari ini kau telat 2 jam, pergi ke bagian pengawas untuk melaporkan keterlambatanmu!"
Suara Dio memecah suasana penuh emosi didalam ruanganku.
"Maaf, anda siapa ya?"
Tanya Rina kepada Dio.
"Aku ini atasanmu, bodoh! Mau ku potong gajimu? Atau mau ku mutasi, ha?!!"
Dio yang mulai emosi dan wajahnya mulai memerah karena perkataan Rina mulai menaikkan nada bicaranya.
"Oit, santai bos! Aku cuma bercanda, hahaha"
Rina yang berhasil memancing emosi Dio kemudian tertawa puas.
"Baiklah-baiklah, aku akan melapor ke pengawasan sekarang. Jangan marah ya, bos besar. Hahahaha"
Rina yang kembali menjahili Dio kemudian berlari keluar ruangan sambil tertawa lepas.
"Sialan kau Rina! Lihat saja, akan ku mutasi kau nanti!"
Dio yang semakin emosi kemudian berteriak kepada Rina yang berlari keluar ruangan.
"Bukannya malah kalian yang terlihat seperti kucing dan anjing, bos besar?"
Aku menggoda Dio sambil menahan tawa.
"Mau ku mutasi juga kau?"
Dio juga mulai jengkel dengan godaanku dan mencoba memukulku.
"Ampun bos! Hahaha"
Aku tertawa lepas dengan ekspresinya yang jengkel setengah mati akibat kejahilan dan godaan Rina dan aku.
Tak terasa jam menunjukkan pukul 12 siang, waktu yang tepat untuk istirahat dan makan siang di restoran langgananku. Aku bergegas turun ke lantai dasar dan pergi ke restoran favoritku. Aku biasa pergi ke restoran tersebut dengan jalan kaki, selain jaraknya yang lumayan dekat, aku juga bisa sekalian sedikit berolahraga meregangkan badanku yang kaku karena seharian duduk di ruangan dan menatap monitor hingga mataku sakit. Hari ini kebetulan tidak ada pekerjaan lapangan, sehingga aku seharian berada di ruangan. Aku yang bersemangat karena dijanjikan akan ditraktir oleh temanku, sedikit berjalan lebih cepat dari biasanya. Lampu lalu lintas di persimpangan jalan berubah menjadi merah, menandakan aku sudah boleh menyebrang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love sacrifice
RomanceRommy Tan (23 tahun, Code name: Boy) adalah salah satu anggota intelijen Negara Pasific yang bertugas di Unit Pengumpulan Informasi dan Eksekusi (Divisi 2). Rommy adalah salah satu mata-mata terbaik PIA (Pacific Intelligence Agency) dengan nilai tes...