Volume 1. Chapter 5-6

5 0 0
                                    

CHAPTER 5
Pertemuan Pertama Hanasaki dan Dirinya

"Huaaam..."

Aku menguap, padahal ini masih pagi hari. Semalaman aku tidak bisa tidur. Selain karena sakit yang ditimbulkan oleh serempetan peluru kemarin, aku juga memikirkan saat Hanasaki memeluk dan menangis di dadaku.

"Aaaarrrg!"

Aku meregangkan badan, hari ini cukup lelah karena kejadian kemarin dan kurang tidur. Aku awalnya berniat mengambil cuti 1 hari, tapi aku teringat tugasku yang cukup menumpuk dan aku harus melaporkan penggunaan amunisi untuk menembak perampok kemarin.

"Aaahhhh lelahnya. Badanku rasanya seperti habis dipukuli"

Aku sedikit mengeluh. Tapi aku tak punya waktu istirahat. Aku harus segera berangkat bekerja. Aku bangun dengan sedikit malas dan lesu.

*Brrrt brrrt

Handphone-ku berbunyi, aku yang tengah menggosok gigi segera menyelesaikannya dan berkumur.

"Hm? Ada apa pagi-pagi orang ini menelponku?"

Kulihat nama William (Codename: Head 2. 30 tahun) muncul di layar. William adalah supervisor di Divisi 2, atasanku dan Dio. Aku segera mengangkatnya, karena orang ini akan mengoceh selama 15 menit jika kau terlambat mengangkatnya.

"Selamat pagi. Perintah, pak!"

Itu yang biasanya kami ucapkan ketika menerima panggilan dari atasan. Jika waktunya berbeda, tinggal diganti saja dengan waktu yang berlaku saat itu.

"Ah Rommy, karena kasus mengenai suspek 10 dan mata-mata itu sedang dikembangkan, aku ingin kau mencari bukti-bukti yang terkait..."

Huh, tugas lapangan lagi. Ingin ku memotong pembicaraan dan berkata 'aku sedang lelah, pak. Jadi besok saja ya' tetapi aku lebih tidak tahan dengan ocehannya kalau aku menolak.

"... Nanti akan kutugaskan Dio bersamamu"

Ya Tuhan! Aku benar-benar akan tumbang hari ini. Akan banyak perang urat syaraf hari ini.

"Baik, pak"

Dia langsung mematikan telpon. Cih, setidaknya ucapkan terimakasih walau aku adalah bawahanmu. Dasar orang tua yang merepotkan.

Tak berapa lama setelah itu, handphone-ku kembali berdering. Tapi kali ini sebuah pesan. 'Hanasaki' tertulis di bagian namanya. Hm? Ada apa?

'Hei Rom, apakah akhir pekan ini kau sibuk?'

Ini hari Kamis, sebenernya hari Sabtu aku kosong. Aku memperkirakan pekerjaanku tidak akan terlalu berat, jadi aku masih memiliki sisa tenaga untuk menemui Hanasaki di hari Sabtu dan hari Minggu aku bisa beristirahat.

'Baiklah, kau atur jadwalnya'

Aku membalas pesan kemudian pergi sarapan diluar. Karena bahan-bahan makanan untuk stok tidak jadi kubeli karena kejadian kemarin, aku kehabisan stok dan terpaksa sarapan diluar.

Pukul 07.30 aku tiba di kantor dan langsung menuju ruangan untuk memeriksa berkas dan mempersiapkan penyelidikan. Dio yang telah duluan sampai ternyata telah mempersiapkan berkas, jadi kami tinggal berangkat menjalani penyelidikan.

Tempat pertama adalah kantor pusat salah satu bank. Kami menyelidiki rekening tabungan dari suspek 10. Baik aliran dana masuk dan keluar. Minggu lalu ada aliran dana masuk sebesar 10 juta dolar, dan pengirimnya sudah tidak ada. Berarti ini adalah bayaran yang ia dapat dari penjualan data pangkalan militer negara kami. Pantas saja dia tergiur, ternyata uangnya sebanyak ini. Di hari yang sama selang beberapa jam, ada dana keluar sebesar 4 juta dolar. Tujuannya tidak diketahui, tapi ini mencurigakan. Aku segera menelpon Jimmy dan memintanya mengecek dana masuk sebesar 3,5-4 juta dolar disemua rekening bank dan direntang waktu 1 jam sebelum dan sesudah dana keluar dari suspek 10.

Love sacrificeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang