BAB SATU

198 66 112
                                    

Jadi sudah siapkah kamu mengenal mereka?

*******

Hari ini merupakan hari yang membuat Kay sangat malas menghadapinya, bagaimana tidak. Ayah dengan seenaknya mengabarkan Kay kalau seminggu lagi akan pindah ke Bandung disaat Kay sudah menemukan teman-teman se frekuensinya. Semendadak itu? Ya benar. Kay tidak bisa membantah apapun yang ayahnya mau. Bisa habislah ia jika sampai menolak apapun yang Ayahnya katakan.

Sekarang ia sudah berdiri didepan gerbang sekolah SMA Rakatiwi atau disebut dengan Smarak.

Rasa ragu mengiringi langkahnya untuk masuk. Berkenalan kembali dengan orang-orang baru adalah satu hal tersulit bagi Kay belum lagi menemukan teman yang bisa se frekuensi dengannya. Ma'lum Kay terlalu pemilih dalam urusan pertemanan.

"Kay, hei!" sapa seorang guru yang berjalan ke arahnya sambil menggerakan tangan seraya memanggil.

"Eh ibu, maaf saya kepagian kah? Sepertinya belum banyak murid yang datang" sahut Kay ramah lalu mencium punggung tangan guru nya itu.

Kay teringat kembali ibu ini merupakan sosok yang didatanginya beberapa hari lalu saat pengurusan kepindahan sekolahnya.

"Iyaa malah lebih bagus datang lebih pagi, kamu bisa keliling sekolah ini dulu, cuci mata pagi-pagi banyak siswa ganteng lho"

"Heh, hehe iya bu" ucap Kay canggung.

"Yauda yuk ibu antar ke kelas kamu, eh kamu udah kenal nama ibu kan ya?" Tanya nya sembari berjalan beriringan menuju kelas Kay.

"Ibu Cath ri na Se ara" eja nya pelan

"Kamu cenayang ya? Kok bisa tau?" Guraunya dengan muka sumringah"

"He he itu bu keliatan di nametag ibu"

"Oh iyaa poho" (Lupa)

"Hehh" gumamnya bingung

"Eh itu bahasa sunda, artinya itu lupa, duh suka poho ibu. eh lupa gini kalau kamu orang jakarta ya"

"Iya bu hehe"

"Maaf kalo suka keceplosan ngomong sunda, oiya kamu panggil aja Bu ket. Murid murid sini suka manggil ibu dengan panggilan itu"

" Siap bu" tahannya ragu " Bu ket.. gapapakah Kay panggil gitu"

"Ga apa apa atuhlah untuk neng geulis mah". Sahutnya diselilingi dengan Kay yang tersenyum disertai anggukan.

Beruntung Kay bertemu Bu ket hilang sedikit rasa kaku nya tidak seperti saat pertama datang.

Sepanjang perjalanan ke kelas, dengan seksama Kay mendengarkan apa yang diceritakan Bu ket, mulai dari makanan terenak dikantin, apalagi mendoan khas bang Sadam, Bu ket bercerita murid-murid memanggil warung nya itu dengan sebutan warung Bang sad.  Bu ket juga wanti wanti untuk tidak berkenalan dengan murid bernama Atlas, "ada pawang nya, galak" gurau nya. Tapi Kay tidak memperdulikan itu. Toh Kay hanya ingin belajar dengan giat agar mendapat beasiswa dan pergi jauh dari negara +62 ini.

Sesampai nya di kelas XI IPA 1 Bu ket memperhatikan murid nya yang pagi-pagi sudah mojok. "Arini, ngapain kamu pagi pagi sudah pacaran dikelas orang, balik deui ka kelas anjeun" (balik ke kelas kamu) perintah Bu ket kepada murid yang bernama Arini.

"Eh iya bu hapunten" (maaf) murid itu memandang kay bingung.

"Murid anyar Bu ket?" (Baru) Dengan mata tetap fokus melihat Kay.

"Iyaa! sudah sana balik kekelas kamu" titah nya sekali lagi.

Bukannya balik ke kelas, Arini malah membisiki siswa yang sepertinya pacarnya.

"Dito, awas sia genit, colokkeun mata nya sampai copot" bisiknya dengan ancaman dan terdengar ke telinga Kay serta Bu ket.

"Ariniiiiii baliiiik" gertak Bu ket dengan nada lebih kencang, gadis itupun langsung ngacir meninggalkan kelas

"Mit amit YaAllah, jangan sampai kamu kaya dia ya Kay" titah Bu ket dengan mengetukan tangannya ke meja

"Iyaa Bu ket"

"Yauda ibu pergi dulu yaa" pamit nya sambil meninggalkan Kay. Tidak lama Bu ket pergi kemudia muncul kembali dah terlihat kepalanya dibalik pintu.

"Kay, ibu sampai kelupaan. Kamu dapat salam"

"Dari siapa bu??" tanyanya

"Dari lobow... kamu cantik hari ini ceunah" (katanya) pujinya sambil tersenyum lalu kembali pergi...

Aish....

**********

Riuh suasana kelas sudah semakin ramai, Kay duduk dibangku deretan kedua dan ditempatkan di pojok.

Ah, zona ternyaman memang.

Beberapa pasang mata murid murid tidak lepas dari pandangan ke Kay, ada yang tersenyum dan adapula beberapa sorot mata yang mengartikan ketidak sukaannya.

Mungkin karna belum kenal.

Sedikit penasaran di benak Kay, siapakah nanti chairmate nya itu.
Tak lama terlihat perempuan terburu-buru dengan berambut sebahu disertai poni yang membuatnya terlihat imut. Dan ternyata ia duduk disebelah Kay.

"Asli deh muka aing kusam pisan" keluhnya sambil mengambil handphone dari sakunya dan mengklik camera serta mengarahkan ke wajahnya. Sibuk dengan wajahnya perempuan itu tidak menyadari dengan sosok murid disebelahnya yang sedari tadi memperhatikannya.

"Hai, kamu bawa pouch make up teu?" tanya nya dengan logat sunda

Kay pun dengan mimik malas mengambil pouch didalam tas nya serta menyerahkan ke perempuan yang menurutnya sangat ribet.

"Nih" seraya memberikan dengan nada malas.

Langsung perempuan itu mengambil sesuatu yang terlihat seperti liptint dan mengoleskan ke bibir mungilnya

"Eh itu bukan--"

"Kok pahit. Lengket lagi" panik perempuan itu sambil melempar benda yang baru dipoleskan dibibirnya
.
"Itu apa ya?" Tanya nya panik

"Aduh makanya tanya dulu neng sebelum pake. Yang elo olesin itu kutek pintar " serang kay.

"Astaghfirullaah Ya Robbi, maneh solimi pisan"

__ a t l as __

Siapa perempuan berambut sebahu tadi?

Itukah Carmela?

Kalau memang iya. Menyesal rasanya sudah bilang dia imut...

_____

Note: Masih noob nih guis, kalo penulisannya terbaca strange makmum'in yaa.

Eh maklumin maksudnya:-)

AtlasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang